"Pukul berapa sekarang?" Tanya pria yang bernama Louis Tomlinson itu pada gadis di depannya.
Sang gadis melirik arlojinya dan kembali menatap Louis, "Pukul 11.59 pm." Jawab sang gadis.
Louis menghela nafas berat, "Baiklah. Sampai bertemu tahun depan, ya." Louis segera menarik gadis itu dengan halus ke dalam dekapannya yang hangat.
Sang gadis pun membalas pelukan Louis. Parfume yang Louis pakai langsung menyeruak berebutan masuk ke hidungnya. Nyaman dan hangat, itu yang ia rasakan sekarang dalam pelukan Louis. Nyaman, di tengah-tengah keramaian yang melanda di sekeliling mereka. Hangat, di musim dingin ini.
Hampir lima belas detik mereka berpelukan. Dan akhirnya mereka melepaskan pelukan masing-masing dan berbalik, memunggungi satu sama lain.
Mereka bergeming di tempat. Ramai dan riuhnya suara-suara disekeliling, mereka sama sekali tak mengubrisnya. Mereka tetap diam mencoba mengatur nafas mereka masing-masing.
Dan akhirnya suara kembang api setelah orang-orang disekitar mereka berteriak 'satu!'. Louis dan gadis itu kembali berbalik menatap satu sama lain.
Louis mengulurkan kedua tangannya dan gadis itu pun menggapainya, membuat mereka mendekat. Mereka berdua tersenyum, berusaha menahan tawa yang sedari tadi hampir meledak.
"Selamat tahun baru, love." Ujar Louis lembut, masih tersenyum.
Gadis itu ikut tersenyum, "Selamat tahun baru, love." Balas gadis itu tak kalah lembut. Bibirnya bergetar menahan tawa.
Sedetik kemudian mereka tertawa. Menertawakan tingkah mereka sendiri.
"Kita gila!" Ujar gadis itu disela-sela tawanya. Ia tak habis pikir akan kekasihnya. Bagaimana bisa, ia berpikir untuk melakukan hal gila seperti tadi? Lebih bodohnya, ia sendiri menyetujuinya.
"Kita tidak gila. Aku yang gila. Aku gila karena aku mencintaimu!" Ucap Louis lalu memeluk gadisnya, masih dalam keadaan tertawa.
Sang gadis tak bisa menghentikan tawanya karena tingkah gila mereka masing-masing. Bagaimana pun juga, ia sangat mencintai kekasih-gila-nya itu.
"Aku sangat mencintaimu, orang gila!" Seru gadis itu yang kini telah berhenti tertawa namun tersenyum bahagia karena ia mempunyai kekasih seperti Louis.
Louis menjaganya. Louis membuatnya nyaman. Louis membuatnya aman. Louis membuatnya bahagia. Louis membuatnya tersenyum. Louis membuatnya tertawa. Louis membuatnya tahu bagaimana rasanya dicintai.
"Aku juga mencintaimu, kekasihnya orang gila!" Seru Louis ditengah orang-orang yang merayakan tahun baru 2014 itu.
Sang gadis tertawa haru mendengar seruan Louis. Louis melepaskan pelukannya dan menatap gadisnya lekat, "Kau bahkan tak tahu bagaimana besarnya cintaku untukmu."
Sang gadis menggeleng, "Dan kau sendiri tidak tahu bagaimana besarnya aku mencintaimu, Louis."
"Oh ya? Ayo kita buktikan siapa yang paling mencintai di sini." Louis menggerogoh sesuatu dari saku mentelnya.
Sang gadis menutup mulu dengan kedua tangannya. Ia tak percaya dengan apa yang dikeluarkan oleh seseorang yang telah membuatnya bahagia kurang lebih selama satu setengah tahun itu.
Louis tersenyum dan membuka sebuah kotak kecil berwarna merah di tangannya, "Would you be Mrs. Tomlinson, love?"
Sang gadis masih menatap kotak kecil di tangan Louis dengan tatapan tak percaya. Pikirannya seakan membeku dan tak bisa berpikir apapun sekarang. Semuanya seakan berputar. Louis kembali membuka mulutnya, "Would you marry me?"
Ia mendongak menatap Louis, mencari sebuah kebohongan disana. Namun hasilnya nihil. Ia hanya menemukan keseriusan di wajah kekasihnya yang tampan itu. "Would you?"
Tetesan air mata mulai terlihat di pipi gadis itu membuat Louis segera menghapusnya dengan ibu jarinya. Gadis itu menangis haru dan langsung memeluk Louis erat, seakan tak mau melepasnya. "Oh, Louis. Kau sendiri tahu bukan apa jawabannya? Yes, I would, Louis! I would! I love you, Louis! I love you so muh!" Seru gadis itu yang membuat Louis tersenyum senang dan membalas pelukan seseorang yang sangat ia cintai itu.
"Aku sangat mencintaimu, Louis." Gumam gadis itu yang masih dalam dekapan Louis.
"Aku juga sangat lebih dari sangat bahkan lebih di atas sangat mencintaimu, love." Louis mengeratkan pelukannya. Lalu melepaskan pelukannya menggenggam tangan gadisnya dan memakaikan cincin berlian ke jari sang gadis.
Sang gadis tersenyum dan menatap Louis. Ia kehabisan kata-kata, tak tahu apa lagi yang harus di ucapkan apa pria yang sangat ia cintai itu. Ia tak percaya bahwa Louis melamarnya di malam tahun baru ini. Ia benar-benar... lebih dari sangat bahagia. "Happy new year, Mrs, Tomlinson." Louis mengecup kening gadisnya.
"Happy new year, Mr. Tomlinson."
*
a/n: oke, gue tahu ini absurd. gue ngetik ini spontan dan tanpa di edit. jadi maaf kalo ngaur dan banyak typo :3 entah kenapa tiba-tiba kepikiran cerita aneh kayak gini. daripada sayang engga ditulis, akhirnya ditulis dan dipost disini deh! hahaha xDv
Oh ya, selamat tahun baru buat kalian semua~ semoga ditahun 2014 ini lebih baik dari tahun tahun sebelumnya ^^
And last, give me your feedbacks! Vote and comment ^^ Thankyou<3
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Memories
Fanfic[One-shot request. But, I close this request for a while.] Just an empty memories. Someday, they'll disappears.