"Dewi tertindas Zaman"
Terlihat jelas
Jejak langkahmu di bibir pantaiKutanya Nelayan ;
Gadis tanpa pandang menyusuri gundahnya Lautan
Bersamanya pemuda pendatang
Menggantungkan tangan di bahunyaDewi....
Bapakmu menanti disudut tumpul kekahawatiran
Mundar-mandir menyusun kata
Kata apalagi yang akan ia gunakan tuk bertanya?
Dia tak tahu!
Karena hanya mengenyam pendidikan SD
itupun tak tamat!Sama seperti Ibumu
Tak hentinya ia bertanya kepada Sang Maha Tahu
Sampai ia lupa
Malamnya sudah malam kembaliDewi.....
Engkau cantik dengan budi pekertimu
Hatimu lembut
Sabdamu suka berpikir dua kaliLantas kenapa?
Lelaki mana yang membuatmu seperti itu?Bapakmu bilang;
"pertemukanlah ia denganku!
Kan kupinang kau dengannya,
Asalkan Mahar yang kupinta
;sepenggal kepalanya!"Cukup Dewi.
Cirebon, 23 Desember 2015