Didedikasikan untuk semua orang yang pernah merasa terpinggirkan.
*
*
*| MOM & DAD |
"Are you okay?" Terdengar lelaki itu bertanya lirih pada Jackson.
Aku hanya bisa tertunduk kini. Jika aku menatap cermin sekarang, mungkin aku sudah melihat jelas bahwa mataku sudah berkaca-kaca. Air mataku hanya tinggal menetes saja, namun aku terus berusaha menyekanya.
"Lalu, Jackson buat masalah apalagi, Bu?" Tanya lelaki itu pada Bu Ratna.
"Tidak ada. Hanya itu. Dan saya harap, Jackson diberi pelajaran agar tidak mengulangi lagi tindakan pertengkaran semacam itu. Tolong diberi pelajaran ya, Pak," balas Bu Ratna.
"Iya, Jackson akan saya beri pelajaran."
"Baiklah, Bapak dan Jakcson boleh pergi."
Jackson dan lelaki itu berdiri dari kursinya, lalu lelaki itu menggenggam pergelangan tangan Jackson dan menuntunnya keluar.
Aku menatap kedua orang itu hingga mereka keluar ruangan ini. Tanpa kusadari, air mataku sudah menetes melihat Jackson dan lelaki itu. Lelaki itu benar-benar tak peduli padaku, ia bersikap seakan aku memang bukan orang yang ia kenal.
Kini, aku melihat jelas lelaki itu menutup pintu ruang inu perlahan, dan di saat yang sama dirinya pun tak terlihat.
He is not my daddy anymore. Batinku kembali bergumam.
| THE CALL |
Ngungg...
Aku menghentakkan gelasku kasar ke atas meja makan. Aku sudah sungguh kesal diganggu terus oleh kakakku itu. Aku pun mendengus, lantas secepatnya mengambil handphoneku dan mengangkat panggilan itu.
"Say what you want??!!!" bentakku dalam telepon.
"Key?"
Aku lagi-lagi mendengus kesal ketika mendengar suara yang sejujurnya sangat kurindukan itu kembali menggema di telingaku.
- Ada apa sih kak?
- Kamu apa kabar?
- Kakak telpon aku cuma mau tanya kabar? Hah?
- Emangnya kakak salah? Kakak cuma tanya.
- Nggak penting tau nggak kak!
Tut... Tut... Tut...
Aku segera memutus panggilan itu dan kembali meletakkan handphoneku di atas meja makan. Aku lalu duduk di salah satu kursinya dan merenung sejenak.
Pesan masuk!
Aku melirik handphoneku sesaat, dan meraihnya.
21.55
Kak Nathan
Kakak mohon maafin kakak| WHAT'S WRONG?|
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbreak Syndrome
Teen FictionAwalnya aku ragu akan kebahagiaan. Namun kemudian, aku melihatmu tersenyum. [Lengkap] Highest rank #1 in broken home #1 in heartbreak #1 in broken