Hingga Akhir JONES

893 72 79
                                    


Author : princesauntum

Aku tidak ingin mencintaimu seperti bayangan. Yang hanya mengikuti kemanapun kau pergi saat terang, dan akan hilang saat kegelapan datang. Aku ingin mencintaimu seperti telapak kaki. Meski terus kau injak, dia akan selalu setia menemani kemanapun kau pergi.

-------

Malam semakin larut. Bola kristal raksasa yang menggantung di langit seolah enggan pergi dari tahtanya. Di luar angin bergerak gelisah. Menerpa malas ribuan embun yang luruh dari langit. Hingga akhirnya, embun-embun yang menetes di ujung ranting flamboyan, terpelanting bebas ke tanah tanpa tujuan.

Tetapi, Jojon tidak peduli. Jemari besarnya terus memetik dawai-dawai gitar akustik miliknya yang sudah mulai usang. Iramanya merintih. Menyayat hati Jojon dan mengoyaknya dengan nikmat. Mendesak sesuatu keluar dari kelopak matanya yang sayu.

Jojon mencoba menata hatinya yang hancur berserakan. Lewat benda-benda yang memenuhi kamar mungilnya.

Sebuah komputer yang dari tadi masih setia menyala, TV kecil yang menyiarkan berita-berita bola, beberapa lembar struk tagihan belanja, dan, yang terakhir bunga mawar merah yang kini sudah mulai layu. Semua berserakan dengan tidak rapi di kamarnya. Terlebih, pakaian mahal satu-satunya yang mampu dia beli beberapa waktu lalu. Untuk sebuah pengharapan atas cinta, yang kini sudah musnah.

"Jadi, kamu mau keluar denganku, Ta?" Dengan sedikit memberanikan diri, Jojon mulai melempar petanyaan kepada Rita, rekan kantornya sore itu.

Sebenarnya, Rita bukanlah wanita pertama yang coba Jojon dekati selama ini. Sudah lebih dari sebelas wanita. Tapi sampai detik ini mereka menolak Jojon. Entah kenapa.

"Ehm ... bagaimana, ya, Jhon?" kata Rita seolah melempar pertanyaan kembali kepada Jojon. Dia memutar kursinya dengan gelisah. Sesekali, dia membenahi rok mininya agar tidak merangkak naik ke atas. Tangannya sibuk. merapikan helaian rambut yang terus jatuh menutupi mata.

"Nanti ... kita bisa sedikit belanja," bujuk Jojon lagi. Memang di kantornya dia dikenal dengan sebutan 'Jhon'. Sebab Jojon merasa, lebih percaya diri dengan namanya yang seperti itu.

Jojon bukanlah tipikal pria yang pemilih. Bahkan selama hidupnya ini, dia selalu berusaha membuka hati kepada wanita mana pun. Hanya saja, postur tubuhnya yang lebih pendek dari pria pada umumnya, kulit lebih gelap dari pria pada umumnya, susunan gigi yang lebih maju dari pria pada umumnya, pun dengan cara berpakaian Jojon yang lebih rapi dari pada pria umumnya, membuatnya, sulit untuk mendapatkan pasangan, mungkin.

Tapi bagi Jojon, tidak ada yang salah dari dirinya. Ketika kawan-kawannya sering mengatakan jika dia adalah jomblo cupu, itu adalah hal yang salah.

Emak Jojon di kampung pernah bilang, Jojon bukanlah jomblo cupu. Hanya saja, anak semata wayangnya itu sedikit spesial. Dia lebih unik dari pada pria pada umumnya. Dan, Jojon percaya!

"Belanja di mana, Jhon?"

"Terserah kamu."

"Ok!"

Jojon hampir melompat, mendengar jawaban Rita menyetujui ajakannya keluar. Terlebih, usahanya mendekati Rita sudah lumayan lama. Kira-kira sebulan lebih dia melakukan kontak dengan Rita. Yang kadang-kadang, pesan-pesan yang dikirim itu, sering tanpa balas. Atau bahkan, Jojon sering begadang sampai pagi, hanya karena menunggu balasan pesan dari Rita.

Dan apa yang diyakini Jojon memang benar. Rupanya di Dunia ini, masih ada wanita baik seperti Rita. Yang bisa melihatnya sebagai pria, menghargai setiap usahanya. Jojon mengepal kedua tangannya kuat-kuat, dan bertekad, jika nanti, dia akan membuat Rita bahagia. Ya, pasti!

Realita JONESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang