Author pOv
Pandu sedari tadi melihat interaksi yang terjadi antara Queen dan Bastian didalam kafe tersebut. Kebetulan, dari 1 jam lalu, sebelum Queen dan Bastian memasuki kafe tersebut, Pandu sudah duduk di sofa paling pojok yang ada didalam kafe menikmati hot Cappuccino nya. Pandu tidak mendengar percakapan apapun yang terjadi antara Queen dan Bastian, akan tetapi Pandu tau persis bahwa Queen berusaha menolak Bastian, terlihat dari gerak gerik Queen yang gelisah.
30 menit berlalu, Pandu masih menikmati pemandangan yang bisa dilihatnya dari kaca yang terhubung langsung ke luar, ke tempat diduduk yang berjajar rapi diluar kafe. Pandu melihat Queen berdiri dari duduknya, lalu berjalan kearah jalan dan menyetop taksi yang tengah lewat. 'Sepertinya mereka bertengkar' ucap Pandu dalam hati.
Pandu melihat Bastian sedang mengacak-acak rambutnya menggunakan kedua tangannya dan setelahnya Bastian terlihat menopang kepalanya. Tanpa Pandu sadari, ia tersenyum melihat tingkah Bastian. Saat itu pula Pandu menyadari bahwa ia benar-benar mencintai Queen. Terbukti dengan beberapa kado mewah yang ia berikan kepada Queen beserta bagaimana dia memperlakukan Queen 3 minggu ini.
3 jam berlalu, Pandu masih duduk tampan di sofa tersebut. Hari sudah mulai sore, sudah 4 cup hot cappuccino yang Pandu minum sedari tadi. Xean dan Davon sudah pergi berkeliling Bali bersama Kyla dan juga Gita dari pagi tadi. Pandu tidak lagi memperdulikan temannya ketika pikirannya sedang kalut. Pandu berjalan kearah meja kasir dan membayar tagihan yang dia pesan sedari tadi. Pandu melangkah keluar dan berjalan kearah pantai Kuta. Duduk di hamparan pasir yang luas tersebut, menunggu datangnya sunset.
Malam menjelang, pukul 8 tepat Pandu baru saja memasuki kamar hotelnya. Disana sudah ada Xean dan Davon yang sedang menikmati tayangan di televisi. Sementara Pandu langsung menuju lemari, mengambil pakaian bersih dan masuk kekamar mandi. 10 menit berlalu, Pandu menyusul teman-temannya melihat tv. "Dari mana aja bro?" Xean membuka perbincangan ringan diantara mereka bertiga. "Kuta" singkat, padat, jelas. Xean menghela nafas panjang, sementara Davon menggeleng-gelengkan kepalanya. "Masih suntuk bro?" Xean bertanya lagi, Xean tipe orang yang pantang menyerah jika menyangkut orang-orang terdekatnya. "Dikit." Lagi-lagi Pandu hanya menjawab dengan 1 kata. Xean serta Davon tertawa keras setelahnya dan hal itu membuat Pandu mengangkat 1 alisnya heran. "Lo nggak beda jauh ama mereka yang suka PMS." Davon berkata disela-sela tawanya. Pandu menggeram dan malah membuat keduanya temannya tertawa tambah keras. Sungguh Pandu jengkel diposisi seperti ini, masa iya mereka hanya tertawa karena berhasil mengatai Pandu seperti sedang PMS.
Pandu beringsut berdiri dari sofa tersebut namun tangan kirinya dicekal Davon. "Kemana bro? Jangan ngambek elah." Pandu memandang tajam tangannya yang masih dicekal oleh Davon "Lo nggak denger hp gue bunyi, nyet!" Davon memandang sengit Pandu, namun Xean tertawa terbahak-bahak melihatnya. "Giliran hp aja cepet lo babi!" Davon membalas perkataan Pandu lalu tersenyum bangga.
Pandu sudah beranjak dari tempat tersebut. Dia lebih memilih keluar kamar, menuju restaurant yang ada di hotel tersebut. Sambil ponsel masih menempel ditelinganya.
"....."
"Yakin? Nggak kecepetan?"
"....."
"Papa gimana? Gue sih iya aja. You know-lah, I love her so much."
"....."
"Besok? Serius? mendadak!"
"....."
"Iya iya, habis ini gue telefon Queen."
"....."
"Iya bye. See you tomorrow kakakku terbawel. Salam buat papa."Pandu sudah sampai di restaurant hotel dan duduk disalah satu kursi paling pojok. Dia meletakkan ponselnya disebelah menu yang baru saja dibawa oleh pelayan.
Skip
Pandu menyesap teh hangatnya lalu memasukkan 1 sendok spaghetti kedalam mulutnya. Pandu menikmati santapannya sambil sesekali melihat orang-orang yang berlalu-lalang dihadapannya. "Excuse me, can I sitting here?" Perempuan berwajah oriental berdiri didepan Pandu, perempuan tersebut memakai pakaian yang serba minim. "Yes, please" Pandu menjawab dengan senyum tipis yang terukir diwajahnya. Perempuan berwajah oriental tersebut lalu duduk didepan Pandu dan memanggil pelayan setelahnya.
"So, thanks for this. My name is Leonita Shin Rae, but you can call me Leon. Saya berasal dari Korea, Ibu saya orang Jawa Timur. Umur saya 17 tahun. Kamu?" Perempuan yang baru saja memperkenalkan dirinya tersebut, mengulurkan tangannya kearah Pandu. Pandu menerima uluran tangan perempuan tersebut "Pandu. Saya orang jakarta, saya 1 tahun diatas anda. Nice to meet you Leon." Keramahan Pandu muncul, entah dari mana Pandu juga tidak tahu. "Nice to meet you too Pandu. Kesini dalam rangka liburan atau apa?" Leon bertanya lagi, karena kebetulan menu yang dipesan Leon belum datang. "Liburan, anda?" Pandu menjawab sambil sesekali memutar spaghetti kegarpunya. "Liburan juga. Bagaimana kalau besok kita pergi bersama? Kebetulan saya hanya sendirian." Leon menawarkan sesuatu yang sebenarnya ingin ditolak Pandu, tapi melihat Ekspresi Leon sekarang dan Leon tengah menggigit bibir bawahnya, akhirnya Pandu menganggukkan kepalanya. "Saya permisi dulu. Ada hal lain yang ingin saya kerjakan." Pandu berucap dengan sopan, sambil beranjak dari kursinya. "Can I get your phone number ?" Leon kembali menampilkan wajah memelasnya, dan untuk kesekian kalinya Pandu luluh karena hal itu. "Ya." Pandu mengambil ponsel Leon dan mengetikkan nomornya disana, lalu berpamitan dan pergi dari restauran tersebut.
Dalam perjalanan kembali kekamar, Pandu berulang kali memikirkan wajah perempuan tadi. Namun Pandu segera menepisnya, karena besok Pandu harus berbicara dengan Queen dan melamar Queen. Pak Satya, Pranda dan kedua orang tua Queen, besok akan menyusul ke Bali untuk prosesi pertunangan mereka.
❤️💛💚
TBCjangan lupa komen apalagi bintangnya 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
VOLUM II: Hygge
Lãng mạnSequel FUTURE HUSBAND CERITA TELAH SELESAI BELUM ADA REVISI SAMA SEKALI SEMENJAK 2017.