Di sebuah bilik yang sempit,
Berdiri megah sebuah almari,
Semenjak sedekad telah berbakti,
Kini diselaputi habuk yang menebal.
Telahku masuk ke bilik itu,
Mencari sebutir mutiara,
Yang hilangnya tiada diganti
Menjejaki sebuah permata,
Yang pecahnya tidak boleh dicantum kembali,
Ku buka almari itu,
Dari atas hingga bawah,
Dari kanan ke kiri,
Meneliti setiap cebisan dokumen,
Demi mencari sebuah kebahagian,
Yang telah berlalu pergi,
Yang telah tua di makan usia.
Ku ambil secebis kertas,
Ku telitinya dengan sepenuh hati,
Ku tatapnya dengan teliti.
Fikiran ku ligat mengenang kenangan,
Otak bersungguh menafsir memori,
Yang mana semuanya telah pergi,
Hanya memori yang tinggal di hati.
Ku pandang satu persatu,
Muka mereka yang berada disitu,
Ku ingat kembali pedih duka,
Yang ku alami bersama mereka.
Usai menatap,
Ku simpan kembali kertas itu,
Agar ia tidak hancur,
Kerna ia berharga buat diriku.
Ya,
Memang betul yang hilang berganti,
Memang betul yang patah tumbuh kembali,
Tapi ,
Yang akan datang tidak sama,
Yang tumbuh tidak seperti yang dulu