"Oh shit, mampus gue," Novia melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 6.25, itu tandanya 5menit lagi waktu yang gadis itu miliki untuk sampai sekolah.
Hari pertama masuk mos udah telat, mungkin hari ini akan menjadi hari yang paling buruk untuk Novia. Hari senin, kesiangan, numpahin susu coklatnya, hampir lupa bawa persyaratan mos, dan sekarang? Macet. Belum lagi hukuman yang akan diterimanya ketika sampai sekolah karena telat, ia pasti akan menjadi bahan bully-an anak osis. Novia memejamkan matanya. Semoga aja anak osisnya lagi pada baek. Aamiin. Gadis itu berdoa dalam hati.
06.41
Telat 11 menit. Novia sedikit berlari untuk bisa mencapai pintu gerbang sekolah, ayahnya tidak bisa mengantar Novia hingga depan gerbang sekolahnya karena ia juga sudah telat untuk menghadiri rapat di kantornya. Dan itu salah Novia karena ayahnya harus menunggunya hingga siap ke sekolah.
Sial. Pintu gerbang sekolah ternyata sudah ditutup rapat oleh satpam sekolah. Diliriknya pos satpam dekat gerbang, disana ada seorang satpam yang sedang tertidur. Astaga, satpam macam apa yang pagi-pagi begini malah tertidur? Apa tadi malam ia bedagang? Sepertinya begitu.
Novia bingung, apa yang harus gadis itu lakukan? Manjat pager? Gamungkin gadis itu memanjat pager dengan rok selututnya. Bangunin satpam sekolah? Oh sepertinya itu bukan ide yang bagus. Novia pasrah. Gadis itu duduk membelakangi pagar dan bersender pada pagar sekolah. Hingga tiba-tiba...
Puk.
Novia terdiam, gadis itu merasa ada seseorang yang menepuk pundaknya. Wajahnya memucat.
"Ngapain duduk disini dek? Upacara kan di lapangan, bukan di pager sekolah, lagian upacar berdiri, bukan duduk," suara mgebass khas anak laki terdengar di telinga Novia. Astaga, siapa ini? Anak osis kah? Tamat lah riwayat Novia sekarang. Novia tak berani mengahadap belakang untuk mengetahui siapa pria itu.
"Hei dek, kalo ditanya jawab dong," pria itu angkat bicara lagi.
"Mending sekarang lo ke lapangan, gue bukain deh pintu gerbangnya," pria itu menyarankan. Akhirnya Novia memberanikan diri membalikkan tubuhnya, melihat siapa pria itu... Dan tau darimana pria itu kalo Novia adalah juniornya?
"I...iya kak, makasi," Novia berdiri seraya membenarkan topi kerucut nya yang terbuat dari karton. Ah, pasti gara-gara Novia mengenakan topi ini, makanya kakak kelas tadi tau bahwa Novia adalah juniornya.
Pris itu tersenyum dan mencoba membuka gembok gerbang sekolah dengan kunci yang ia ambil di pos satpam sebelah gerbang sekolah. Novia melangkah melewati pintu gerbang sekolah.
"Iya, buruan ke barisan," pria yang menjabat sebagai kakak kelas Novia itu tersenyum. Ah manisnya. Batin Novia.
Novia segera masuk kedalam barisan paling belakang untuk mengikuti upacara. Untungnya semua anak osis berbaris di barisan paling depan karena upacara hari ini merupakan upacara pembukaan MOS. Semoga kakak kelas tadi gak cepuin gue kalo tadi gue telat.
Akhirnya upacara selesai. Selama upacara, Novia tak bisa berhenti berfikir hukuman apa yang akan ia terima karena telat. Ngumpulin 2000 helai daun kering? Bersihin kamar mandi? Jalan jongkok keliling lapangan 10kali? Huh entahlah, Novia pasrah.
"Bagi seluruh anggota mos diharapkan berbaris sesuai dengan kelompok yang sudah ditentukan hari jumat lalu," Suara Genta, sang ketua osis menggema melalui mic yang tadi dipakai oleh pembina upacara. Hari jumat lalu semua calon murid SMA Kencana sudah diberitahu kelompok untuk kegiatan mos yang akan dilaksanakan 3 hari berturut-turut hingga rabu.
Novia segara berhambur ke barisan kelompoknya, kelompok Bunga Sakura. Ia melirik ke segala arah, mencari seseorang.
"WOI THA!" Teriak Novia. Gadis itu meneriaki kata terkahir dari nama sahabatnya, Ditha. Untung saja ia satu kelompok dengan Ditha, sahabatnya sejak kelas 1 smp.
Gadis bernama Ditha yang dipanggil Novia segera menyadari nama nya dipanggil. Ditha menengok ke arah Novia dan berjalan menghampiri gadis itu.
"Lu kemana aja anjire, gua cariin daritadi alig, gua sama Lazia kayak orang bego tau gak berduaan doang. Gaasik gaada lo," Ditha langsung mengoceh setelah dirinya sudah berdiri dihadapan Novia.
"Sssttt berisik lo, gue tadi telat," Novia menurunkan volume suaranya saat memberitahu bahwa dirinya telat.
"Oh pantes, kok gak dihukum?" Tanya Ditha dengan wajah tanpa dosanya.
"Yeh tai lo, masih untung gue lolos,"
"Kok bisa lolos?"
"Ah udahlah gausah dibahas, ntar ada yang cepu kan berabe," ucap Novia. Dirinya takut ada anak osis yang mendengar bahwa dirinya telat datang ke sekolah.
"Iyeiye," Ditha hanya mengangguk.
"Lazia mana?" tanya Novia.
"Tadi gue liat di..."
"AYO SEMUANYA BARIS YANG RAPIH, KALAU TIDAK RAPIH DAN TERTIB, KALIAN AKAN MENDAPAT HUKUMANNYA," Ucapan Ditha terhenti seketika ketika mendengar teriakan peringatan dari salah satu anak osis yang berkeliling memantau barisan tiap kelompok.
Dengan segera Novia dan Ditha berbaris dengan rapih dan tertib di barisannya.
"Hari ini, kalian akan diperkenalkan dengan seluruh ruangan di sekolah ini, dan masing-masing kelompok akan didampingi oleh 3 kakak kelas yang akan menemani kalian mengelilingi sekolah. Dan kalian bisa liat di papan mading setelah barisan dibubarkan. Dan kalian harus menggambar denah sekolah ini dengan benar, jika ada yang salah akan ada konsekuensinya," Genta menjelaskan tentang hal apa yang akan dilakukan anggota mos hari ini.
Membuat denah? Oh shit. Novia paling tidak bisa menggambar denah sejak ia duduk dibangku sekolah dasar. Jangankan membuat denah sekolah sebesar ini, membuat denah rumahnya saja Novia tidak bisa. Aneh bukan?
Barisan dibubarkan, satu anggota sebagai perwakilan tiap kelompok segera bergegas ke papan mading yang terletak di depan aula sekolah untuk melihat siapa yang akan membimbing kelompoknya.
"Kita didampingi sama kak Dera, kak Joan, dan kak Alvian," ucap Kaila kepada semua anggota kelompok bunga sakura setelah dirinya melihat pendamping kelompok di papan mading tadi.
"Yang mana aja tuh orangnya?" tanya Ditha, karena ia memang belum mengetahui semua anak osis di SMA Kencana ini.
"Kak Dera yang cantik itu, yang pake kerudung," jawab salah satu anggota, Dean.
"Kalo kak Joan itu yang tinggi ganteng pake kacamata frame warna biru muda," jawab anggota lain, Juwita. Gila, sampe tau warna fram kacamatanya.
"Nah kalo kak Alvian itu yang putih trus tinggi kurus, ada kumis tipisnya, yang manis... Ah yang ganteng deh pokoknya," jelas Kaila tentang Alvian.
"Nah, mulai keliling sekolahnya jam berapa?" tanya Novia.
"Tadi sih gue tanya anak osis katamya jam setengah delapan-an, jadi kita bisa siap-siap bawa perlengkapan mos selama 30 menit," jawab Ridho menjelaskan.
"Dan sekarang kita boleh ke kelas buat prepare perlengkapan mos, nanti kalo ada suara sirine gitu kita langsung ke lapangan lagi buat instruksi selanjutnya," sambung Ridho. Anggota yang lain mengangguk dan segera memasuki kelasnya, termasuk Novia dan Ditha.
---
Yash kelar. Dikit y genks? Bodoamattttt. Bikin ginian cuma iseng2 aja sebenernya. Jadi maklum y berantakan pake banget. Kata2nya juga gak baku dan sepertinya EYD nya berantakan sekali hehe. Maklum y amatir jadi gini deh. Lagian ini buat seru2 aja kok genks hehehehehe.
Semoga gua ada mood dan ide buat ngelanjutin ceritnya hewhew.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak Kelas
Teen FictionCuma cerita gajelas yang menceritakan kisah cinta semasa SMA.