Prolog

137 15 3
                                    

Flasback 8 Tahun yang lalu.

"Ma, kita mau kemana?" Tanya gadis kecil itu pada Mamanya yang sibuk memasukkan beberapa baju ke dalam sebuah koper yang lumayan besar.

"Kita akan pergi berlibur ke rumah Oma sayang.." kata sang Mama mengelus rambut gadis kecilnya dengan lembut.

"Yeee..." gadis kecil itu berjingkrak kegirangan.

"Ayok sayang kita pergi." Kata Mama, sambil menggandeng tangan gadis kecilnya itu keluar.

Gadis kecil itu berjalan mengikuti Mamanya, namun tiba-tiba gadis kecil itu menghentikan langkahnya, saat melihat Papanya sedang berdiri di depan pintu kamar sang Mama.

Fedri Heryanto(sang Papa), menatap gadis kecilnya itu dengan tatapan seakan tak mengijinkan putrinya pergi.

"Papa, Caca mau pergi berlibur ke rumah Oma Papa gak ikut?" Kata gadis itu manja.

Fedri terdiam beberapa detik, kemudian membawa gadis kecilnya ke dalam pelukannya.

"Caca baik-baik di rumah Oma ya, jangan nakal, jangan buat Mama sedih." Kata sang Papa sambil mengelus rambut hitam putri kesayangannya. Gadis kecil itu hanya mengangguk di pelukan sang Papa.

Yunita-(sang Mama) kemudian menarik Caca dari pelukan hangat sang Papa,dan membawanya keluar dari rumah mewah itu.

*

Caca merasa senang, karena akhirnya ia bisa bertemu dengan Opa, Oma, paman, bibi dan beberapa sepupunya yang sudah sangat ia rindukan itu. Begitu lengkapnya kan keluarga Caca. Caca sungguh beruntung memiliki keluarga lengkap yang selalu menyayanginya.

Kini, Caca sedang bermain di taman belakang dengan kedua sepupunya, yaitu Andin, dan Ivan. Mereka lebih tua satu tahun dengan Caca.

"Aku haus, mau ambil minum dulu," kata Caca pada kedua sepupu tersayangnya itu. Andin dan Ivan, hanya tersenyum menanggapinya.

Caca membuka lemari es, dan mengambil botol air mineral dengan merk AQUA itu. Caca meneguknya hingga tandas, mungkin gadis itu merasa lelah, saat seharian bermain mengahabiskan waktu dengan kedua sepupunya itu.

"Kapan Fedri akan menikahkan Yuni?"

Hah. Caca terbelalak kaget. Kenapa bisa Papanya akan menikah dengan tante Yuni adek dari mamanya, sedangkan yang dia tahu, Mamanya masih berstatus sebagai istri Papanya. Caca kembali mendengarkan percakapan Oma dengan Mamanya, yang dia intip dari balik kulkas, agar tidak ketahuan oleh sang Mama dan Oma tercinta.

"Entahlah ma, aku tidak mau memikirkan mereka lagi. Aku hanya kepikiran dengan Caca. kalo sampai dia tau, aku takut sekolahnya jadi terganggu." Ucap Yunita sambil mengusap air matanya, yang sudah jatuh membasahi pipinya.

"Ya, sebaiknya kamu memang tidak perlu kasi tau Caca dulu, biarkan dia fokus sama sekolahnya. Dia juga baru kelas 3 SD, masih terlalu kecil untuk dia tau semuanya." Kata Oma sambil mengelus punggung Yunita.

"Ya sudah, sebaiknya kamu istirahat ya Ta. Besok pagi kan kamu harus menghadiri sidang percerain kamu dengan Fedri."

Tiba-tiba saja, kaki Caca terasa kenyal seperti jelly, Caca terduduk lemas di lantai sambil memegang dadanya yang terasa sesak. Rasanya seperti ada batu besar menghantam dada gadis kecil itu.

Ya. Siapa coba yang tidak sakit, saat mengetahui kebenaran bahwa, Ayahnya akan menikah dengan tantenya sendiri.
Gadis itu begitu terpukul, saat mendengar obrolan sang Mama dan Omanya itu. Gadis itu seakan tak percaya akan takdir yang menimpanya saat ini. Ia berharap ini semua hanyalah sebuah mimpi, dan jika benar ini hanya sebuah mimpi, ia ingin terbangun dari mimpi buruk ini sekarang juga.

Caca tak pernah menyangka, kalau keluarga yang sudah ia bangun selama 9 tahun lamanya, kini tandas di tengah jalan.

Caca tak pernak berpikir, tentang jalan pikiran Papanya, yang tega-teganya menyakiti hati sang Mama, dengan menikahi adek iparnya sendiri.

Caca kecewa sama Papa.

Ternyata benar, kekecewaan terbesar datang dari seseorang yang begitu kita sayangi.

disaat tembok kepercayaan itu dihancurkan,
disitulah awal mula luka itu tumbuh dengan sendirinya.

Flasback Of

Semenjak kejadian beberapa tahun yang lalu, Caca yang awalnya seorang gadis manja yang cerewet, periang, ceria, dan juga lincah, kini seketika berubah menjadi gadis es yang begitu dingin. Dan semenjak kejadian itu pula, Elsa Maharani atau kerap dipanggil Caca, kini menutupi identitasnya. Dulu gadis itu sangat senang dengan panggilan Caca, karena menurutnya itu adalah panggilan kesayangan dari Ayahnya. Namun sekarang gadis itu sangat benci mendengar nama itu terngingang dikepalanya.

------------------------------------------------

Gimana prolognya? Bagus gak?
Jangan lupa kasi vote + comment ya.
Saran kalian membantu banget😄
Terima kasih☺ ^^

Salam manis

Icha.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 24, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HURTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang