Sarah menghela nafasnya sedikit lalu menyandarkan tubuhnya di salah satu dinding. Matanya memandang kearah depan menerawang jauh memikirkan peristiwa yang baru saja tadi terjadi. Sebenarnya moodnya sudah kembali dalam keadaan baik-baik saja, namun entah kenapa cewek yang dilihat Sarah yang tengah memeluk sebelah tangan Nathan tadi membuat mood yang ia perbaiki dengan susah payah malah hancur, dan ia sempat melihat kearah Nathan sekilas, cowok tersebut malah tidak memiliki sedikitpun usaha untuk menepis tangan cewek tadi.
Sarah lalu memandang kearah sendalnya, melihat kaus kakinya yang berwarna cream agak sedikit kotor, ia kemudian menunduk untuk menepuki bagian kaus kaki yang kotor karena debu.
"Loh, Sarah?" panggilan seseorang membuat kepala Sarah terangkat. Matanya memandang wajah seorang cowok yang ia kenali. Temy. Kenapa cowok ini disini? Begitu pikir Sarah, namun ia kembali melanjutkan pekerjaannya yang tertunda tadi, lalu bangkit setelah menyelesaikannya. Sarah hanya diam meski Temy masih berdiri di tempatnya tadi.
"Liburan kesini juga ya?" tanya Temy mengambil posisi di samping Sarah. ia kemudian menyandarkan tubuhnya menatap ke arah depan. Sarah hanya diam, namun Temy tersenyum kecil karena sama sekali di acuhkan seperti biasa.
"Gue tau kok, ini pasti gara-gara cowok brengsek di dalemkan?" ucap Temy sedikit terkekeh.
"Nathan orangnya emang gitu, suka nggak enakan" ucap Temy karena ia mengetahui apa yang dirasakan Sarah sekarang.
"Makanya, kalo lo lihat Nathan yang di deketin kayak gitu, seharusnya lo tarik tangannya" ucap Temy lagi.
"Males" ucap Sarah yang akhirnya membuka mulutnya.
"Loh kenapa?"
"Karena dia juga bukan siapa-siapa aku" ucap Sarah merasakan sesak di dadanya ketika mengatakan kalimat itu.
Temy menghela nafasnya. ia membenarkan apa yang di katakan Sarah. karena memang Nathan dan Sarah tidak memiliki keterikatan apa-apa selain pertemanan.
"Jadi? Lo tertarik sama Nathan atau nggak?" tanya Temy. Sarah hanya terdiam, sama sekali tidak berminat menjawab apa yang di tanyakan oleh Temy karena ia sendiri juga tidak mempunyai jawabannya sama sekali.
"Aku pergi dulu" pamit Sarah ketika melihat Alex yang melambaikan tangannya kearah Sarah. Temy hanya mengangguk lalu memandang punggung Sarah yang berjalan meninggalkannya. Mata Temy mengikuti arah kemana Sarah berjalan, disana ia bisa melihat Nathan yang membelakangi Sarah dan dirinya, entah kenapa perasaan Temy sedikit merasa tidak enak sekarang ketika melihat cara berdirinya Nathan saat ini.
***
Selama dalam perjalanan ke hotel, tidak ada satupun dari mereka membuka suara. mereka bertiga sama-sama sibuk dalam pikirannya masing-masing. Alex memikirkan Diala, Sarah yang masih memikirkan hal tadi, dan Nathan yang sibuk melirik Sarah dari ekor matanya.
Kini di dalam Lift hanya tersisa Alex dan Sarah yang ingin menuju lantai di mana kamar mereka berdua berada.
"Kamu masih marah ya sama Nathan?" tanya Alex, Sarah hanya diam saja memandang tombol-tombol lift yang berada di depannya.
Sarah memandang Alex sebentar lalu menolehkan kepalanya ke pintu lift.
"Marah? emangnya Nathan salah apa Om?" tanya Sarah.
"Ya.. itu.. tadi om lihat pas Nathan di pegang sama cewek lain, kamu langsung kabur gitu aja" ucap Alex. Sarah merutuki dirinya sendiri, terlihat jelas tadi kalau dia memang benar-benar cemburu. Apa haknya ia cemburu? toh, Nathan itu bukan siapa-siapa Sarah kan?
"Oo.. tadi Sarah ke toilet kok" ucap Sarah mencari-cari alasan. Alex hanya berooh saja karena dia sebenarnya tahu kalau Sarah tadi kesal dengan Nathan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sarah, Si Cewek Arab
SpiritualSarah, gadis cantik, alim dan ekstra cool. Di sekolah ia hanya berbicara hanya sedikit. Tegas dan berwibawa dan hanya buku yang menjadi temannya di sekolah. Nathan, cowo yang menjadi most wanted di sekolahnya, namun ia tak tertarik dengan berpacaran...