1.Renunganku

56 3 0
                                    

Dibawa pohon yang rindang,dengan awan yang sedang bersahabat,aku merenung dibawa pohon dengan keadaan wajah yang kurang gairah,wajahku memang terlihat sedih dengan masalah-masalah yang ada.

Aku hanya bisa menyendiri menenangkan hati,pikiran ataupun berbagi kesedihanku pada alam yang damai.

Untuk pertama kalinya aku melamun ditemani seorang laki-laki yang tak ku kenal,namun semuanya berubah,laki-laki itu malah menjadi sahabatku dan menjadi teman yang sangat dekat,melebihi seorang sahabat.

"Tuhan,mengapa engkau meberikan cobaan yang begitu berat untukku yang belum bisa ku tangani dengan sendiri,,,,"hatiku berkata diiringi dengan tetesan air mata.

Suasana ku yang kurang baik,keadaan tempatnya pun yang hening,membuat lamunanku berkelanju.

"Tuhan,apakah aku akan terus-menerus hidup seperti ini?apakah engkau tak mengerti dengan keadaanku ini?tuhan,cobaanmu begitu sulit bagiku!tuhan berikanlah kekuatan untukku agar bisa menghadapi semua cobaan dari mu,,,,hiks,,hiks,,hiks".lamunanku terus berlanjut,tiba-tiba aku menangis dengan sendirinya,hingga aku menenggelamkan wajahku.

Suara burung yang terbang membuyarkan lamunanku,aku merasa ada seseorang selain aku dikebunku yang luas ini.
"Apa ada orang disana?jika ada,siapa kau?dan tunjukan dirimu,,?"aku menengok kebelakang,samping,depan dengan wajah takut,namun tak ada seorangpun,

Aku kembali duduk dibawah pohon,aku mulai memandang langit dengan senyuman manisku,aku mulai memejamkan mataku dengan perlahan.

Ketika aku memejamkan mata,aku merasa damai,aku merasa lebih tenang ketika mata ini ku pejamkan,dan rasanya tak ingin ku buka mata ini,tak ingin melihat kenyataanku dengan mataku ini.

"Siapa kamu?"aku kaget ketika membuka mataku perlahan,tiba-tiba didepan mataku ada seorang cowo asing yang tak ku kenal.

"Mengapa kamu ada disini secara tiba-tiba?mau apa kamu sebenarnya disini?akupun tak mengenal mu?" Aku Menatap dengan wajah tak suka kedatangan orang asing itu.

Cowo asing tampan itu menatap wajahku,namun aku jadi takut padanya,tatapannya seolah dia sudah lama mengenalku,meski aku belum mengenalnya.jujur pertama aku melihatnya aku terpesona dengannya.aku juga bingung sma cowo itu yang tiba-tiba mengulurkan tangan dan mengucapkan namamu siapa padaku,aku mulai gugup waktu itu.

"Namamu siapa?"cowo asing itu mengulurkan tangannya kepadaku,tatapannya menuju wajahku.

"Aa-aku rani"aku membalas uluran tangan cowo asing itu,aku gugup karena aku masih bingung,heran dengan cowo yang asing mengajak berkenalan secara tiba-tiba.

Tak disadari oleh  cowo itu,kalau aku mendengarkan ucapanya itu.

"Kamu cantik"nadanya sangat rendah,ia masih menatap rani dengan riang.

Rani merasa bingung dengan ucapannya,rani melambai-lambaikan tangan ke wajah cowo asing,dan memintanya untuk mengulangi perkataannya tadi.

"Apa?kamu ngomong apa tadi?"ia memasang wajah kesal karena ucapan tadi,sembari melepaskan tangannya.
"Maaf,tadi saya nggak ngomong apa-apa,salah denger kali,dari tadi saya diem ajah ko"ia merasa kaget,malu dengan perkataannya,tingkahnyapun tak karuan,sembari tersenyum.

"Oh iya,nama saya rifaldo,panggil saja rifal"tersenyum manis.

Lalu mereka duduk dibawa pohon,mereka berbincang seolah-olah sudah saling mengenal satu sama lain dengan suasana yang damai.

"Kamu orang baru yah?"pandangannya mengarah kelangit.
"Memangnya ada yang beda yah dariku"ia pun mengarah ke langit.
"Maksudnya,aku baru melihat wajahmu disini" membalikan pandangannya ke rifal.

"Yah.aku memang baru pindah dari belanda"memandang langit

"Bukankah belanda itu bagus yah?"heran
"Yah begitulah"

Mereka saling memberi pertanyaa satu sama lain.

"Oh iya,terus kamu,ee,,rani ngapain disini sendirian?"mengalih pembicaraan yang tadi
"Menenangkan hati dan pikiran"tersenyum sembari memandangi alam disekitarnya .

"Maksudnya?menenangkan hati?dan pikiran?"ia tertawa kecil.

"Iya,jika aku ada masalah atau yang lainnya aku menyendiri disini,disini lebih tenang,sejuk,dan begitu damai dengan keindahan alam disini,,aku suka disini"rani melihat jam tangan yang melingkar dipergelangan tangannya yang mungil,menunjukan hari mulai sore.

Hari begitu cepat berlalu,hari mulai gelap,rani pun bergegas untuk pulang dan menghentikan obrolannya itu.

"Kamu mau kemana?"menghentikan rani

"Aku pulang dulu yah"tersenyum pada rifal.
"Boleh aku antar kerumah mu?"

"Tidak usah repot-repot mengantarku,lagi pula rumahku dekat ko dari sini,itu rumahku,makasih yah udah nemenin"menunjukakan rumah besarnya,ia pun langsung menaiki sepedanya,lalu menengok ke belakang ke arah rifal yang ditinggalnnya.

Dikebun teh itu hanya ada rifal sendiri yang masih duduk dan memandangi alam disekitarnya sembari tersenyum bahagia.

Kesedihan menjadi sebuah kebahagiaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang