Yoongi in Luv

735 100 34
                                    


Disclaimer: BTS di bawah naungan Big Hit Entertainment, seluruh karakter yang muncul di ff ini adalah milik Tuhan Yang Maha Esa dan orangtua masing-masing, saya hanya pinjam nama.

Yoongi in Luv © Kaizen Katsumoto

Warning: OOC, AU,Typo, BL, Yaoi, bad language.

.

.

.

Mohon periksa penerangan dan jaga jarak mata anda dari layar saat membaca fanfic ini. Bagi yang punya phobia homo bisa meninggalkan tempat ini.

Enjoy!

.

Suasana sekolah, hiruk-pikuk siswa mondar-mandir di seluruh lorong koridor berhenti, dihentikan paksa karena kumpulan manusia di satu titik. Kerumunan siswa, memekik, menjerit, terkejut, mengundang kepala untuk menyembul keluar dari jendela kelas sepanjang koridor terdekat. Bisik-bisik, kasak-kusuk dari satu mulut ke mulut lain, satu fakta beragam bicara.

"Apa yang terjadi?"

"Siapa di sana?"

"Kenapa menghalangi jalan?"

"Kemana guru piket?"

"Kapan kita masuk kelas? Apa ini jam kosong?"

Kata demi kata terlontar, mengudara dalam pengapnya keadaan panas koridor. Siswa-siswa mulai gelisah, yang di belakang meloncat-loncat seperti kelinci—mencari gambaran sebenarnya di pusat perhatian. Beberapa menerobos punggung-punggung basah bau keringat temannya, bahkan rela terinjak-injak sepatu kets berlumpur.

ADA APA INI?

Seseorang berhasil mendorong kepalanya sampai menerobos ketiak-ketiak asam. Mata bolak-balik menjelajahi tengah kerumunan, wajah bertanya, kerutan kening bertambah seiring waktu berjalan. Tidak mengerti. Telinga dipasang waspada, mendengar bisikan dari kumpulan siswa yang begitu riuh.

"Itu preman sekolah."

"Min Yoongi!"

"Apa maunya?"

"Memalak siswa?"

"Ya Tuhan, siapa saja selamatkan orang malang itu!"

"Eh? Bukan?"

"Menembak seseorang?"

"Siapa korban sial itu?"

"....Park Jimin-"

Riuh bising, gemericik bisikan seketika reda. Hening menjalar seperti tanaman bersulur di belakang gedung sekolah. Semua orang diam. Mulut terkunci, gerakan terhenti, napas ditekan.

Pasang-pasang mata sibuk merekam momen paling bersejarah di sekolah. Seorang preman cap serigala dengan segala kebengisan dan kebrengsekannya. Tak ada yang berani bicara padanya, bahkan bayi akan menangis kencang bila mendengar namanya disebut.

Min Yoongi, tatapan mata sipit bosan hidup terlihat memicing intens memaksa si korban agar terus memandangnya. Mengulurkan setangkai mawar merah berlilitkan pita merah merona kepada Park Jimin—si malang. "Jadilah milikku."

Dua kata. Hanya dua kata berhasil membuat goncangan hebat melanda Bangtan Senior High School yang damai. Suara kamera kentara diselingi blitz cahaya, mengabadikan momen penting awalnya sebuah peradaban baru. Yakinlah koran sekolah akan menjadi klub paling sibuk seminggu kedepan.

Yoongi in LuvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang