BAYI SATU SURO

2.5K 6 0
                                    

BAYI SATU SURO

Sri Paduka Ratu Penguasa Laut Utara perhatikan air di dalam

nampan. Lalu berkata " Nyai Tumbal Jiwo, Patih Wira Bumi, jika

memang kalian inginkan bayi itu, sebelum tengah hari besok kita

akan mendapatkannya. Ada petunjuk bayi itu akan dibawa ke tanah

Jawa.Terserah apa kalian ingin melakukan sekarang atau

menunggu sampai bayi berada di tanah Jawa."

Sri Paduka Ratu, kami dikejar waktu. Kalau boleh memohon kami

ingin pekerjaan ini dilakukan sekarang juga." Kata Nyai Tumbal Jiwo.

Nyi Kuncup Jingga menghadap lurus-lurus ke arah Nyai Tumbal

Jiwo dan Patih Wira Bumi. "Sebagai jaminan kalian tidak berdusta

dan tidak akan melanggar janji, atas nama Sri Paduka Ratu maka

Patih Kerajaan selaku yang berkepentingan harus menyerahkan

mata kirinya!" NyaiTumbal Jiwo tersurut satu langkah. Patih Wira

Bumi melengak kaget dan pucat wajahnya.

*

* *

SATU

PESTA besar yang diadakan Wira Bumi di Gedung Kepatihan di

maksudkan untuk tanda syukur atas pengangkatan dirinya sebagai

Patih Kerajaan berubah menjadi malapetaka.

Ditemani Pendekar 212 Wiro Sableng, Nyi Retno Mantili berhasil

menyusup ke tempat pesta. Meskipun Wiro dapat mencegah Nyi

Retno Mantili membunuh Patih Kerajaan yang adalah suaminya

sendiri, namun tiga orang menemui ajal. Korban pertama adalah

Cagak Lenting alias Si Mata Elang.

Seperti diceritakan sebelumnya takoh silat ini adalah orang yang

membunuh DjakaTua pengasuh Kemuning, boneka yang dalam

otaknya yang tidak waras dianggap seperti bayinya sendiri oleh Nyi

Retno Mantili. Cagak Lenting dihantam dengan ilmu Sepasang

Cahaya Batu Kumala.Yaitu dua larik sinar putih yang keluar dari

sepasang mata boneka kayu. Mayatnya dilempar ke panggung

pertunjukan, disaksikan orang banyak hingga menimbulkan

kegegeran besar.

Korban kedua dan ketiga adalah Perwira Tinggi Suko Daluh dan

tokoh adat Istana Ki Mulur Jumena. Keduanya juga tewas di tangan

Nyi Retno Mantili.Wira Bumi yang merasa ilmu kesaktian yang telah

di dapatnya tidak mampu berbuat banyak karena dia masih belum

berhasil membunuh bayi yang dilahirkan Nyi Retno Mantili, malam

itu juga menghubungi Nyai Tumbal Jiwo. Sang guru ternyata tidak

bisa muncul, hanya mengirimkan suara mengiang.

Nenek dari alam roh itu memberi tahu bahwa akibat kekalahannya

sewaktu bertarung melawan Purnama, ujud rohnya tercabik-cabik

dan dia baru mampu memperlihatkan diri kembali setelah 120 hari.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 20, 2010 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BAYI SATU SUROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang