"Sayang, menurut kamu yang ini gimana?."
"Bagus juga kok".
"eh, yang hijau itu kaya nya lebih bagus deh".
"hmm, jadi yang mana dong?". Ucapnya dengan ekspresi bingung dan sangat menggemaskan menurut lelaki yang tengah menatapnya
"Dua-duanya juga boleh kok, sayang". Ucap fathur dengan mengacak-acak gemas rambut perempuan tersebut
jasmine pun tersenyum, senyum yang terlihat begitu dipaksakan, sangat.
Hancur perasaannya, saat melihat lelaki yang dia cintai tengah asik memilah pilah pakaian yang akan dibelikannya untuk dikenakan oleh sang wanita yang sedari tadi bergelayut mesra ditangan kanan lelaki tersebut.
Diapun segera berlari meninggalkan dua sejoli tersebut dengan membawa perasaan hancurnya. setetes dan beribu-ribu tetes air mata pun berderai turun membasahi seluruh wajahnya, bahkan dalam keadaan semenyedihkan itu dia tetap terlihat cantik.
Waktu seolah berhenti untuk beberapa saat yang sangat menyakitkan baginya.
Seolah mengerti perasaan hatinya, langit pun ikut meluruhkan begitu banyak butiran hujan, ditengah senja yang akan melarut menuju malam. Malam yang tidak akan pernah sama lagi baginya
KAMU SEDANG MEMBACA
I Don't Wanna Live Forever
Teen FictionHe smoked. I didn't. He drank. I didn't. She broke his heart. I didn't. And when i fell in love. He didn't