Aku bertemu denganmu... Disini...
Malam semakin larut. Guan Yi terus berjalan menyusuri jalan setapak. Di ujung jalan, ia melihat cahaya terang dan beberapa pondok rumah. Ternyata ia telah sampai di suatu pemukiman. Jumlahnya cukup kecil untuk dibilang sebuah desa.
Beberapa rumah telah memadamkan lampu mereka. Tak ada suara. Hening. Tak ada apapun yang bisa ditemui. Ya, karena mereka semua telah terlelap di alam mimpi.
Guan Yi masih berjalan menyusuri jalan setapak. Ia tak takut. Kegelapan malam bukanlah sesuatu yang patut ia gentarkan. Karena ia telah berkalan selama tiga tahun. Berburu sang makhluk pemangsa. Banyak kenangan yang menyakitkan baginya. Kenangan yang membuat hidupnya hampa sejak tiga tahun yang lalu.
Tiba – tiba, terdengar suara teriakan. Guan Yi segera berlari menuju sumber suara. Ia menemukan sebuah rumah yang berada paling ujung rusak. Dinding yang terbuat dari kayu hancur dan menyisakan lubang besar, cukup untuk masuk ke dalam.
Sekelabat bayangan hitam yang biasa dipanggil pemangsa dan telah cukup dikenal Guan Yi berdiri di sisi lubang. Ia memutar kepala, menatap Guan Yi, menyadari keberadaan manusia yang bisa ia mangsa. Sosok itu ternyata tidak sendiri. Namun ia memiliki rekan yang berdiri sedari tadi di dekat pohon.
Tanpa pikir panjang, Guan Yi segera berlari. Bersiap dengan pedang yang telah menemaninya.
Tak butuh waktu lama. Dua sosok pemangsa itu telah lenyap. Makhluk itu bukanlah tandingan Guan Yi.
Baru saja Guan Yi memasukkan pedangnya kembali, teriakan terdengar lagi.
"Kyaaaaa!"
Terdengar itu terdengar dari dalam rumah yang menganga itu. Mungkin kawanan mereka masih ada di dalam. Pikir Guan Yi. Ia berjalan masuk melalui celah dinding itu. Sebelum itu, ia berenti sebentar, memungut kerikil kecil yang berada di dekat lubang itu.
Ternyata benar. Di dalam rumah, satu sosok hitam itu berdiri sambil memperlihatkan kegelapan dirinya. Tak jauh darinya sepasang suami istri terlihat ketakutan. Bagaimana tidak? Mereka akan menjadi santapan makhluk hitam itu.
Guan Yi melangkah santai, mendekat. Kemudian, ia melemparkan kerikil yang sempat ia pungut.
Batu kecil itu mengenai kepala sang pemangsa. Ia berputar dan melihat Guan Yi.
"Ada apa bodoh? Apa aku mengganggu makan malammu yang sangat larut ini?" tanya Guan Yi dengan nada mencemooh.
Sang makhluk hitam. Memberikan padangan tajam pada laki – laki yang baru saja mengejeknya.
"Ah! Aku lupa. Kamu tak bisa mengejekku." Tambah Guan Yi sambil melipat kedua tangannya.
Sang makhluk pemangsa memang tak bisa berbicara. Itulah salah satu kelemahan mereka. Makhluk itu tetap diam dan tak mengeluarkan suara apapun dari mulutnya. Hanya desisan yang entah dari mana ia keluarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLOOD OATH (END)
Fantasía[Romance - Fantasy] Apa yang akan kamu lakukan jika orang yang kamu cintai meninggal di hadapanmu? Bagaimana perasaanmu jika orang yang kamu cintai sudah tidak bernyawa di depanmu? Lalu... Apa yang akan kamu lakukan jika ia kembali hidup? Bukan seba...