Akulah Jones-mu

791 64 41
                                    


Melangkahkan kakiku sambil mengangkat koper yang aku bawa, kini aku benar-benar sudah berdiri tegak keluar dari dalam kereta.

Menyebarkan pandanganku, mataku mencari-cari seseorang yang mungkin sudah sampai dan menungguku. Tertegun sejenak setelah mataku menangkap seseorang yang aku cari sedang melembaikan tangannya padaku. Pria itu, dengan tegap berdiri disana. Senyum manis menghiasi wajahnya yang tampan, bahkan sekarang ia terlihat lebih tampan dari 4 tahun lalu.

"Maafkan, Kakak tidak bisa menjemputmu ke sana." Suara beratnya masuk menerobos ke dalam gendang telingaku. Menyadarkan aku dari lamunanku. Aku mengerjap ketika melihatnya kini sudah berada di depan mata. "Apa kau baik-baik saja?" tanyanya lagi.

Kali ini aku mengembangkan senyumku. "Ya, aku baik-baik saja. Bagaimana dengan Kak Rendra?"

"Kakak baik-baik saja. Kalau begitu, ayo kita pulang. Karin sudah menunggumu dirumah," ucapnya meraih pergelangan tanganku dan tangan satunya meraih koper yang aku bawa.

Rendra Gustava, seorang pria tampan dengan sejuta pesona. Ya, sepertinya tidak berlebihan jika aku mengatakannya seperti itu. Ia mempunyai tubuh yang tegap dan tinggi dengan kulit kecoklatan, hidung mancung, dan wajah yang terpahat sempurna. Aku menyebutnya sebagai malaikat yang Tuhan turunkan dari langit untuk menjaga bumi ini agar tetap terkendali.

Bagaimana tidak, bukan hanya fisiknya saja yang terlihat begitu sempurna. Tapi, Kak Rendra adalah pribadi yang baik, sangat baik yang pernah aku temui. Peduli pada sesama, entah itu dikenalnya atau tidak. Dia adalah pria tipe idamanku. Idaman semua kaum hawa lebih tepatnya. Karena fisik dan perilakunya.

Menjadi orang baik tidak selamanya bernasib baik pula. Bahkan karena kebaikannya, banyak sekali orang yang menyalah artikan kebaikannya. Terutama kaum hawa. Seperti halnya denganku.

5 tahun lalu, aku mengenalnya. Ketika aku pertama kali melihatnya di perputakaan kota. Ketika dia tiba-tiba saja duduk di kursi kosong di hadapanku. Ketika dia memberikan senyumam mematikannya untuk pertama kali padaku. Ketika itu juga aku langsung merasakan bahwa aku menyukainya.

Dan takdir membawaku pada pertemuan-pertemuan kami selanjutnya. Aku dan Kak Rendra menjadi sering bertemu. Entah itu saat aku pulang sekolah berpapasan dengannya di dekat rumah atau saat aku hendak pergi sekolah aku juga melihatnya di dekat rumah.

Dahulu aku berpikir, mungkin rumahnya dekat dengan rumahku. Hingga satu kenyataan terpampang jelas di hadapanku. Ketika akhirnya aku tahu mengapa aku sering sekali bertemu dengan Kak Rendra di dekat rumah.

Dia menemui kekasihnya.

Sebuah kenyataan yang membuatku merasa dunia khayalku hancur luluh lantah dalam seketika.

Aku menyukai pria itu sejak pertama aku bertemu dengannya. Dan rasa suka itu berubah menjadi cinta yang mengakar di dalam hatiku setelah aku sering sekali melihat wajahnya.

Hingga sekarang, setelah aku tidak bertemu dengannya 4 tahun lamanya. Ternyata perasaan itu masih tetap ada. Tetap utuh dan tak berkurang sedikitpun. Terlebih perasaanku bertambah besar padanya.

"Apa kau masih jomblo sekarang?" tanyanya lagi-lagi mengempaskanku dari alam lamunan.

Aku menatapnya sesaat, yang kini tengah duduk tenang dibalik setirnya. "Tak ada yang menyukai perempuan sepertiku."

Kak Rendra melirik padaku sesaat sebelum kembali memfokuskan pandangannya pada jalanan di depan. "Seperti apa maksudmu?"

"Aku perempuan yang biasa-biasa saja dalam segala hal. Wajahku tak cantik, otakku tak cerdas, badanku pun juga tak bagus." Tentu saja kalian tahu alasan yang sesunggunya seperti apa.

Realita JONESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang