Tongkat Rantai Kumala

3.2K 24 7
                                    

Seruling Kumala.

Karya : Chin Yung.

Jilid 01.

Tongkat Rantai Kumala (Kim Lan Phay).

MALAM gelap telah membuat batu aneh yang berupa kepala manusia di puncaknya gunung Kie-ling di daerah Bong-san berobah seram tampaknya seolah-olah setan penunggu disitu yang selalu siap mau menerkam mangsanya.

Mendadak terdengar siulan panjang seperti orang yang meminta pertolongan telah memecahkan kesunyian, dari sela-sela pegunungan terlihat seorang Tosu imam sedang lari ke arahnya puncak gunung Kie-ling dengan kecepatan yang luar biasa.

Tosu yang bermuka kurus dan pucat ini begitu sampai di atas puncaknya gunung Kie-ling sudah segera mengeluarkan Rantai Kumala hitamnya dan menotol mata kirinya batu aneh berkepala manusia tadi sambil berkata.

"Cie Gak dari Cee-thian-koan digunung Hoa-san datang untuk menemui Bongsan Supek." Setelah berulang kali ia meneriakinya masih tidak mendapat jawaban juga, sambil menghela napas ia berdiri menjublek.

Saat itu kupingnya mendadak telah mendengar tertawa dingin dari beberapa orang, dengan cepat ia membalikkan kepalanya dan dilihatnya di belakang dirinya ada berdiri enam orang sutenya (adik seperguruan).

"Sute!" ia berseru memanggil.

Jawabannya ...? Segera ia merasakan adanya sambaran angin dingin yang mengarah dirinya, enam orang tadi dengan berbareng menyerang padanya.

Mereka telah mencar menjadi dua rombongan dengan beringas mereka mengawasi kepadanya. Ia tidak berdaya dan menggigil karena gusarnya.

Mukanya dari pucat pasi telah berobah menjadi biru, sambil mengangkat tinggi Tongkat Rantai Kumalanya, ia membentak.

"Biarpun kalian tidak mengakui aku sebagai ketua partai lagi, tapi terhadap Tongkat Rantai Kumala yang menjadi pusaka partai kita ini apa kalian masih tidak menaruh hormat juga?" Baru saja ia selesai mengucapkan kata-katanya atau suatu gelombang angin pukulan telah mendaparnya, tangan kanannya telah tergetar dan tongkat Rantai Kumalanya terlepas dari cekalannya.

Enam orang yang mengurungnya itu tiba-tiba menjadi kaget dan tidak meneruskan serangannya karena dari atas batu aneh berkepala manusia tadi telah lompat turun seorang tinggi besar yang telah menutup seluruh mukanya dengan kerudung kain hitam dan sudah mendahului mereka merampas Tongkat Rantai Kumalanya yang mengandung rahasia.

Tongkat Rantai Kumala yang terdiri dari tujuh untai kumala hitam yang disambung-sambung menjadi satu itu adalah tongkat pusakanya Hoa-san-pay yang telah menyimpan semua kepandaian ilmu silat partainya.

Tongkat ini turun temurun terjatuh ke dalam tangannya ketua partai mereka dan akhirnya sampailah ke dalam tangannya Cie-Gak sebagai ketuanya yang baru.

Tapi baru saja ia menjabat ketua partainya, karena kepandaiannya yang kurang sempurna, sehingga terjadi perpecahan dalam partai, dan menyebabkan ia dikejar-kejar oleh enam orang sutenya hingga akhirnya ia lari ke atas gunung Kie-ling yang menyeramkan ini.

Sesaat kemudian hanya terdengar ketawa dinginnya seorang tinggi besar tadi dan lenyaplah tongkat pusaka Hoa-san-pay yang mengandung rahasia itu.

Kejadian yang tak diduga ini telah membuat enam orang yang tadi mengejarngejarnya menjadi melenggak, dengan hampir berbareng mereka membentak dan meninggalkan Cie Gak yang tidak berdaya untuk mengejar orang tinggi besar tadi turun dari puncak gunung Kie-ling.

Sekarang hanya ketinggalan Cie Gak si ketua Hoa-san-pay yang menyandarkan dirinya di bawah batu aneh berkepala manusia, dengan lesu ia menghela nafas dan berkata sendirian, "Nama harumnya Hoa-san-pay habislah di bawah tanganku yang tidak berguna ... " Lalu perlahan-lahan menujukan langkahnya ke ujung tebing.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 04, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Seruling KumalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang