Hai readers. Tryout selesai🎉 seperti janji yang kemarin. Aku bakal publish 2 episode sekaligus
❤❤
Di sela jam pelajaran matematika, aku dan Bianca memutuskan untuk pergi ke koperasi sekolah untuk memfotokopi soal latihan. Sangat memalaskan untuk mapel MTK, saat Pak Sumed menerangkan pasti para siswa tidak memperhatikan dengan alasan suara beliau tidak jelas, ku akui itu.
Kebetulan kelas Alex bersebelahan dengan koperasi. Dari luar, kulihat Alex sedang bergurau bersama berberapa anak perempuan, Christina,Laurel,dan Fatimah. Mereka terlihat F U N. "Kaya ada panas-panasnya gitu", batinku. "Ih apaan sih, emang dia siapanya lo?", batinku lagi.
Bianca membuyarkan lamunanku. "Hey. Lu liatin apa sih?", Bianca mengibaskan tangan didepan wajahku. "Hah?", aku berlagak kebingungan.
Bianca mengikuti arah pandangku. "Oh iya deh tau yang sekarang lagi cemburu. Hm.", Bianca menyikut perutku. "Ih apaan sih engga kok. Hayuh masuk ke koperasi", aku berusaha mengalihkan pembicaraan dan meninggalkan Bianca kemudian masuk ke koperasi.
"Heh lu kok ninggalin gue sih?", tanya Bianca. "Elunya lambat", jawabku. Tiba-tiba terlihat bayangan orang tinggi di tembok. Aku menengok dan..
"Hai", sapanya. "Hai juga", aku melambaikan tangan. Ya! Itu Alex, My Prince *eh. "Beli apa Von?", tanyanya dengan ramah. "Ini nih nemenin Bianca", jawabku. "Oh ya, tadi pagi kenapa cariin aku?", sambungku.
"Engga ada apa apa. Cuma kangen aja.", tret teret teret! (ALEX MULAI BIKIN BAPER) . "Apaan sih, guris aja kamu", pipiku memerah. "Cie blushing, baper ya?", Alex mencubit pipiku, membuat pipiku semakin memerah.
"Mana ada aku baper sama kamu.", jawabku."Ehm! Pacarannya udahan dulu ya. Hayuh ke kelas lagi", Bianca mendekati aku dan Alex. "Siapa juga yang lagi pacaran.", aku menunduk malu karena takut Bianca mengetahui bahwa aku blushing. "Yaudah sanah gih. Belajar yang bener ya", Alex kembali mencubit pipiku. "Woy. Ini pipi, bukan kue cubit.", batinku.
Dikelas aku tidak fokus belajar karena perkataan Alex. Seringkali aku melamun atau bahkan senyum-senyum sendiri dan ternyata Bianca memperhatikan tingkah lakuku. "Cie ada yang lagi peling in lop nih", goda Bianca. "Siapa? Gue nggak suka sama Alex kok", jawabku. "Dih, siapa juga yang bilang elu suka sama Alex. Gue ngga bilang loh?", Bianca mengangkat kedua tangannya. "Udah ah jangan bahas itu. Mending kerjain nih PR dari Pak Sumed", ucapku.
❤❤
Aku memandang ketepi jalan, karena hari ini Mba Okta, kakak sepupu aku menjemputku dan mengajakku jalan-jalan. Walaupun Mba Okta cerewet, sering ngomel, kepo parah, tapi dia sayang banget sama aku, selalu dengerin curhatanku, selalu ngajak aku pergi ketika aku gabut. "Oy! Cari siapa?", seseorang menepuk bahuku dari belakang. Karena dia terlalu tinggi, aku harus menengadakan wajahku "Cari jemputan kakak.", jawabku. Lagi-lagi Alex muncul. "Oh mungkin itu?", Alex menunjuk seorang wanita berbaju biru dongker memakai Scoopy. Ya! Itu Mba Okta. "Kok kamu tau sih, Lex?", tanyaku heran. "Abis cantiknya sama sih", lagi-lagi Alex mencubit pipiku dan pergi meninggalkanku.
Aku menghampiri Mba Okta yang berada diseberang jalan. "Eh lama banget lu, gue udah nunggu sejam loh", omel Mba Okta. "Iya maap. Abisnya Pak Hendra ngerocos mulu kelasnya kagak bubar-bubar", aku mengelak.
Ku lihat Alex berjalan pulang sendirian. Ingin sekali aku menemaninya. Tapi Mba Okta sudah menjemputku. "Oy! Cepet naik gih. Pake ngelamun segala. Ngeliatin apa sih? Pacar lu?", omel Mba Okta. "Engga kok. Iya deh aku naik", aku menaiki motor Scoopy dan pergi meninggalkan halaman sekolah.
Next episode akan segera dipublish. Salam,🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
My Junior High School Story
Ficção AdolescenteThis Monday!. Kringg... Alarm doraemonku berdering menandakan pukul 5. Aku segera bangun dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk berwudhu karena sekarang sudah waktunya shalat subuh. Namaku 'Ivona Zahrah' . Hari ini adalah hari pertamaku menjadi...