Lian, gadis 17 tahun itu terduduk di bangku taman SMA nya. Rambutnya berkibar-kibar disapu angin. Ia berkali-kali menyematkan anak rambutnya di telinga, kesal karena rambut itu terus menghalangi pandangannya.
Sudah dua jam sejak pulang sekolah, ia menghabiskan waktunya disini, untuk memandangi lelaki yang sama setiap harinya: Ditya.Lian tak tahu pasti kapan rasa itu mulai bertunas di hatinya. Yang ia tahu, ia merasakan rasa yang tak lagi biasa pada laki-laki itu sejak lama. Lian mengagumi cowok itu. Baginya, Ditya adalah cowok paling sempurna yang pernah ia kenal selama ini, setelah Ayahnya.
Ya, Lian mencintai Ditya. Tapi bukan cinta namanya kalau berjalan mulus tanpa luka.
Lian tahu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer
Teen FictionKamu jauh, seperti bintang di antariksa. Tapi aku suka kamu. Walau pada akhirnya luka memaksaku untuk berhenti. Maafkan pengecut gila ini. Yang tak pernah berani menyatakannya padamu Aku tak menyesal pernah mencintaimu. Karena aku tau cinta ini tak...