Enam - Unexpected!

539 36 11
                                    


Hey! Apa kabar? Terimakasih sebelumnya untuk yang sudah mengapresiasi cerita satu ini dengan vote dan commentnya. I really happy! Tetep ditunggu terus saran, kritik dan votenya buat cerita ini.. Aku mah apa atuh tanpa kalian. Makasih udah mau baca cerita pertama Ku di wattpad. So, lets check this one out yaa!

Dont you dare copy paste this story

Original by Insomdreamers

***

Anisa Rahma Point Of View.

Perasaanku cukup campur aduk saat ini, dengan segala hal yang terjadi pagi ini dan juga karena laki- laki yang sedang tersenyum kearah depan sambil terus menggenggam tangan ku didalam lift ini. Aku cukup lelah menghadapi orang seperti Rizky, Ia benar benar mirip seperti Davin.. kepercayaan dirinya, sifat posesifnya dan bahkan Aku tidak pernah tau mengapa wajah Rizky sekilas terlihat mirip dengan Davin.

Berbicara tentang Davin, Davin seorang laki laki berusia sama seperti Ku. Dulu kita menjalin sebuah hubungan.. hubungan yang menurutnya mungkin serius tapi bodohnya Aku menganggap keseriusannya dulu hanya sebuah lelucon. Ya, Aku memanfaatkannya dulu.. Aku menyianyiakan segala hal yang Ia berikan pada Ku dulu hingga sampai pada saat Ia mengetahui segalanya dan satu hal yang tidak Aku ketahui tentang Davin pun muncul kepermukaan, Davin ternyata seorang lelaki tempramen. Tepat pada saat Davin mengetahui bahwa Aku hanya 'main – main' dengan nya. Ia menampar Ku dan memukul Ku dengan keras. Pada saat itu sebagai wanita Aku hanya terkejut mendapat perlakuan seperti itu, Aku langsung berterimakasih kepada Tuhan karena membuat Ku tidak ingin serius menjalin hubungan dengannya.

Setelah kejadian itu, Aku mengadukan semua perbuatan Davin kepada Papa Ku dan sialnya dia tidak percaya hal itu karna Ia yakin bahwa Davin tidak akan melakukan hal seperti itu, menurut Papa Ku Davin adalah orang yang baik dan bertanggung jawab, Papa sangat mempercayai Davin untuk menjaga Ku. Ku akui Davin memang sangat baik, dan memang ku akui.. karena perbuatan Ku sendiri, Davin melakukan hal itu. Tapi tetap saja, menurutku perbuatan Davin sangatlah tidak wajar.

"Baby, whats wrong?" tepukan dipundakku menyadarkan Ku kembali pada dunia nyata, Aku menoleh kearah wajah khawatir Rizky dan menggeleng pelan

"Gapapa..." Setelah menjawab pertanyaan Rizky, Aku melangkahkan kaki ku keluar dari dalam lift dan mulai berjalan kearah depan menuju pintu ruangan Ku yang terdapat sebuah meja dan ruang tunggu didepannya.

"Anisa, serius? Kok Aku ga yakin ya sama jawaban Kamu?" Aku tersenyum melihat ekspresi Rizky saat ini, wajahnya seperti anak kecil. Aku pun melepas genggaman tangan Rizky dan beralih memeluk lengan kirinya dan merapatkan sedikit jarak tubuhku dengannya sambil terus berjalan kerarah depan dan menoleh kearah Rizky sebentar.

Wajahnya kembali membuat Ku tersenyum lebar, dia benar benar lucu.. sekarang Ia berekspresi seperti anak kecil yang baru saja mendapatkan sebuah balon. Sekarang, senyumnya adalah salah satu senyuman favoritku. "I'm okey Rizky, liat aku sekarang emang Aku kenapa? Mendingan sekarang cepet masuk keruangan Aku karena Aku punya beberapa pekerjaan yang Aku tinggal karena kelakuan Kamu!"

Rizky tertawa pelan lalu membelai rambut panjang Ku. "I'm so sorry baby, now just lets finished it.."

Tiba tiba Aku merasakan sesuatu yang mengganjal.. tunggu tunggu...kenapa Aku...

"eh! Kok dilepas pegangannya?" Rizky terkejut merasakan pergerakkan ku yang bergerak melepas pelukan dilengannya. Bodoh! Kenapa Aku dengan bodohnya memeluk lengannya. Nisa.. jual mahal dong!

"eh... em... engga.. gakenapa napa"

Rizky mencolek lenganku cepat dengan wajah menggoda kearah Ku. "Bilang aja kamu udah mulai jatuh cinta kan sama Aku makanya Kamu peluk peluk Aku... ngaku aja deh gausah gengsi"

This Is What You Came For [c. AR] (REALLY SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang