Playlist : Niall Horan - This Town
HOF-29 :: Yang Terlewatkan
-o-
LANGIT Biru memetik gitar menciptakan alunan sendu. Ia seorang diri di taman, ia enggan beranjak meski senja sudah berarak menghilang.
Tatapan nya masih kosong seperti halnya petikan gitarnya yang selalu beralih dari satu lagu ke lagu lain nya dengan genre yang sama, berisi ungkapan patah hati.
Ini pertama kalinya Langit jatuh cinta, ia baru pertama merasakan perasaan menggebu. Selama perjalanan hidupnya, ini kali pertama ia tahu apa itu cemburu. Tapi sepertinya semesta mau pun takdir enggan berpihak padanya, di kali pertama ini ia merasakan jatuh cinta, ia juga merasakan arti jatuh sebenarnya ketika cinta yang ia gapai mengabaikannya. Ah atau lebih tepatnya menolak. Langit bilang baik-baik saja waktu itu, hm memang nya ada orang yang akan baik-baik saja ketika sesuatu yang ia harapkan justru menghancurkan segala nya.
Langit ingin seperti teman-temannya yang bisa memaksakan apa pun itu, Langit ingin seperti bad boy yang ada di novel-novel remaja sekarang yang begitu mudah mendapatkan orang yang mereka cintai meski awalnya memaksa. Nggak ada bantahan! lo sekarang pacar gue. Hah andai hidup nya semudah itu.
"Sendirian?"
Langit menghentikan petikan gitarnya, ia menghirup napas dalam sebelum menoleh.
Cewek di sebelah nya tersenyum. Ah senyum yang paling Langit idola kan, bahkan ia pernah memimpikan ketika cewek ini tersenyum ia akan mengusap lembut pipi cewek ini.
"Maudy." lirih nya, sepertinya senyum Maudy juga tertular pada Langit karena saat ini kedua sudut bibir Langit tertarik ke atas.
"Ngapain malam-malam di taman sendirian? Main gitar mana lagu galau pula. Nggak takut di bawa hantu."
Langit tidak bisa untuk tidak tertawa. Ini hanya sebagian efek dari seorang Maudy untuk Langit. Langit akan begitu mudah menunjukkan segala ekspresi dirinya jika di dekat Maudy.
"Lagi bosan di rumah. Lo sendiri ngapain?" tanya nya meski sejujurnya ia tahu Maudy dari mana. Kantung salah satu mini market itu sudah merupakan sebuah jawaban.
"Dari mini market di ujung jalan. Lagian ini juga komplek perumahan gue. Gue tadi denger aja suara gitar terus kepo deh, kirain ada hantu galau gitu." cengir Maudy.
Langit juga sebenarnya tidak tahu kenapa kaki nya melangkah ke taman ini namun seperti nya hatinya yang menuntun nya menuju ketenangan yang ia cari - Maudy.
"Lucu lo." ucap Langit.
Maudy tertawa lagi, kali ini ada semu merah di kedua pipinya karena terlalu banyak tertawa sejak bertemu Langit.
"Kakak kemana aja? di sekolah nggak pernah kelihatan." tanya Maudy.
"Ada kok. Lo aja yang nggak liat gue."
"Mungkin. Atau nggak emang Kakak yang menghindar dari gue. Kenapa? Kan gue pernah bilang jangan berubah meski gue pernah nggak nerima perasaan Kakak."
Langit tersenyum sangat tipis. "Nggak semudah itu, Maudy. Gue perlu membangun diri gue buat lebih kuat, ada saatnya nanti gue akan berani lewat di depan lo tanpa debaran ini lagi tapi enggak untuk sekarang. Kalau gue boleh jujur, sekarang, dengan lo duduk di samping gue lalu tertawa lepas gini gue semakin mau lo buat jadi milik gue. Maudy, apa gue boleh egois? Sekali aja?".
Hening. Maudy tidak tahu harus mengucapkan kata apa. Karena hal yang selanjutnya terjadi adalah sesuatu yang hangat menempel di keningnya juga genggaman yang begitu erat dan dingin di telapak tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hearts On Fire
Teen Fiction[15+] ada beberapa dialog berisi kata-kata kasar. ======================= Judul sebelumnya : Double TroubleMaker . Bukan. Ini bukan kisah dua orang yang bertemu tanpa sengaja, bersahabat, lalu jatuh cinta. Ini tentang Matthew, si pembuat onar, yang...