"Nah nah, dua gadis ibu udah turun." ibu tersenyum kepadaku dan Mba Okta sambil menuangkan segelas susu putih. "Selamat sore, om, tante", sapa Mba Okta. "Sore Okta", jawab ibu dan ayah bersamaan.
"Mulai sekarang kamu panggil tante sama om, ibu ayah saja ya. Anggap saja kita adalah orang tua kamu sendiri. Lagipula papanya Ivona kan adik dari papa kamu", jelas ibu sambil menyeret kursi kemudian duduk untuk makan bersama.
❤❤
"Mba, bosen nih, halan-halan nyok?", ajakku. "Mau halan-halan kemana?", tanya Mba Okta. "Mana kek, plaza lagi juga boleh, pen nonton", bujukku. "Udah malem Von, besok aja ya?", kata Mba Okta. "Yah mba, penginnya sekarang, kalo besok mah bosennya udah ilang", aku terus membujuk Mba Okta agar menuruti kemauanku.
"Tapi sekarang udah malam Von. Nanti pasti kita pulang kemalaman.", jelas Mba Okta. "Ya diusahakan jangan sampai kemalaman dong mba", jawabku. "Mana bisa. Orang filmnya mulai jam 20:00, durasi dua jam, selesai jam 22:00. Belum desak desakan pas keluar, ngantri ambil motor, otw kerumah", jawab Mba Okta panjang lebar. "Iya juga mba. Yaudah besok senin aja, tapi janji ya", aku menunjukkan jari kelingkingku. "Iya, besok mba jemput. Jangan kelamaan dikelas. Sekolahmu panas, kalo mba nunggu kelamaan ntar kulit mba gosong", kata Mba Okta. "Iyadeh bawel", aku menghempaskan badanku ke ranjang. "Apa lu kata, gue bawel?", kedua tangan Mba Okta memegang pinggang bak model yang sedang bergaya.
Akhirnya kita perang bantal, saling melempar bantal sampai mengantuk kemudian tidur.
❤❤
Tinn!! Tinn!! Suara klakson mobil berbunyi didepan rumah. Sepertinya ayah belum memanaskan mobilnya dipagi buta seperti ini, apalagi hari ini Hari Minggu. Aku segera mengintip dari jendela kamarku.
"Mobil lamborghini silver? Mobil siapa itu?", batinku. Tak lama kemudian sang pemilik keluar dari mobil dan memasuki area rumahku. Aku terkejut ketika melihat bahwa pemilik mobilnya adalah Alex.
Tok! Tok! Tok!
"Ivona. Dicari temanmu tuh", seperti suara ibu. "Siapa bu?", aku berpura-pura tidak tahu. "Aduh ibu belum tanya namanya. Chinese", kata ibu. "Ya sudah kamu buruan keluar sudah ditunggu", sambungnya."Ih ngapain sih Alex kesini. Darimana dia tahu rumahku?", batinku. Aku segera menuruni tangga menuju ruang tamu untuk menemui Alex dan ternyata ayah dan ibu sudah berada disana.
"Kamu lex, ngapain?", tanyaku. "Ivona, temen dateng itu disambut. Bukan ditanya pake kalimat jutek begitu. Sini duduk", kata ayah.
Kemudian aku menuruti kata ayah dan duduk di sofa panjang kedua tepatnya sebelah Alex. Karena sofa panjang yang pertama sudah diduduki ayah dan ibu.
"Tumben pagi-pagi kesini. Ada apa Alex?", aku bertanya disertai senyuman agar ayah tidak mengomel. "Mau ngajak kamu jalan-jalan, yuk?", ajak Alex tak lupa melontarkan senyuman. Sungguh! Manis.
"Boleh ya om saya ajak Ivona jalan-jalan?", bujuk Alex kepada ayah. "Jalan-jalan kok naik mobil sih?", kata ayah menggoda Alex. "Hehe iya om abisnya kalo jalan kaki takut Ivonanya capek", jawab Alex. "Anak om strong loh, jangan salah.", ayah terkekeh. "He om bisa aja.", kata Alex. Ibu sedari tadi hanya diam saja.
"Iya boleh. Jagain Ivona ya nak Alex", kata ayah. "Siap. Pasti om", jawab Alex sambil berhormat. "Ayo Von?", ajak Alex. "Ayah ibu, Vona pergi sebentar ya?", tak lupa aku meminta izin kepada ayah dan ibu. "Iya hati-hati sayang", kata ayah, sedangkan ibu. Masih diam.
❤❤
"Masuk Von", Alex membukakan pintu mobil. Aku merasa diperlakukan seperti tuan putri *eak!. "I..iya", jawabku gugup dan memasuki mobil kemudian duduk dikursi penumpang yang berada disamping Alex.
BERSAMBUNG
Salam,🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
My Junior High School Story
Teen FictionThis Monday!. Kringg... Alarm doraemonku berdering menandakan pukul 5. Aku segera bangun dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk berwudhu karena sekarang sudah waktunya shalat subuh. Namaku 'Ivona Zahrah' . Hari ini adalah hari pertamaku menjadi...