Prolog

979 138 20
                                    

Yes. My Queen.

.
.
.

GS, ROMANCE, ABSURD.
T-M(mungkin)

Keterangan :

- Jung Yunho (27 Tahun)
- Kim Jaejoong (17 Tahun)

.
Prolog
.

Cuaca mendung masih melingkupi kota teramai di Korea Selatan yang dengan setia diiringi air mata awan yang menghalangi cahaya matahari. Waktu masih menunjukan pagi hari, namun karena cuaca sedari tadi dirasanya hawa diluar yang sudah dingin menjadi semakin dingin, dapat dirasakan dari angin yang berhembus dari celah-celah jendela mansion Kim.

Kim Jaejoong berdiri di depan jendela kamarnya yang terbuka. Dia menatap langit yang telah menyusuri airnya ke bumi, lalu menutup kelopak matanya dan membiarkan wajah cantiknya terkena tempias hujan dan terpaan sejuknya air dan angin. Seolah menikmati suasana yang sedang diciptakannya sendiri dia sama sekali tak berkutik ketika seorang pelayan masuk dengan cangkir dan sebuah surat berwarna hitam kelam ditangannya.

"Nona." suara berat sang pelayan menggangu ketenangan sang Nona Muda, Jaejoong sang Nona Muda yang dipanggil tadi menolehkan kepalanya kearah pintu dengan tatapan datar. Sang pelayan itupun masuk dengan kaki panjangnya, meletakan cangkir putih dengan hiasan khas jaman dulu dan menaruh surat berwarna hitam tadi dalam saku jas nya.

Sang pelayan yang bernama Jung Yunho itu pun langsung menghampiri Jaejoong. Dan menuntun Jaejoong untuk duduk dipinggir ranjang.

"Sudah waktunya Anda berangkat sekolah." Yunho mulai membukakan baju tidur Jaejoong yang masih tertutupi sebuah baju putih ketat, bukan bermaksud tak sopan, namun inilah tugasnya. Melayani sang gadis muda. Sang majikan pun yang sudah terbiasa diperlakukan seperti itu oleh Yunho dia hanya diam menurut saat tangan Yunho mulai membuka satu persatu kancing baju tidurnyanya. Bukan hal pertama, Yunho sudah melayani Jaejoong sejak ia muda juga dan tentu Jaejoong juga lebih muda dari Yunho. Tidak sepenuhnya Yunho melepaskan pakaian Jaejoong, hanya luarnya saja. Jaejoong masih tertutupi oleh beberapa kain lainnya.

"Airnya sudah Saya siapkan." Yunho berucap lagi sambil melepaskan baju Jaejoong. Dan Jaejoong pun hanya menganggukan kepalanya singkat dan berlalu menuju kamar mandi dengan handuk yang sudah tersampir menutup tubuh mungilnya.

Sambil menunggu Jaejoong selesai mandi, Yunho menyiapkan pakaian sekolah Jaejoong, dan merapikan tempat tidur sang nona muda. Sesungguhnya yang dilakukannya bukan karena Jaejoong manja ataupun malas, namun karena ini sudah tugasnya yang memang ia ditugaskan langsung oleh Tuan Besar.

Setelah beberapa menit Jaejoong pun keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai bathrobe putih yang tak terpakai dengan benar. Untuk kali ini sang nona muda mampu membuat kelelakian Yunho terpancing. Ingat. Yunho sudah tumbuh menjadi pria dewasa kali ini. Yunho menghampiri Jaejoong dan menyerahkan sepasang seragam padanya.

"Ada kiriman surat dari Tuan Kim, silakan Anda membacanya." setelah menyelesaikan tugasnya, Yunho menyerahkan sebuah surat berwarna hitam yang tadi ia taruh dalam saku jas hitamnya. Dengan masih memasang tatapan datar Jaejoong menerima surat itu, namun setelah menerima surat itu Yunho malah menaruhnya diranjang dekat tempat yang ia duduki. Seolah-olah surat itu bukanlah hal yang penting.

"Apa kau tidak berniat untuk keluar?" ujar Jaejoong ketika tangannya mulai melepas ikatan bathrobe, disertai pandangan mata menatap Yunho. Tak berpikir lama Yunho hanya menganggukan kepalanya patuh dan melangkah keluar. Ia merasa bodoh, kata Yunho dalam hati. Lupa- ia lupa jika Nona-nya sudah menginjak umur tujuh belas tahun.

Yunho melangkahkan kakinya untuk mengambil sepatu Jaejoong. Tugasnya masih belum selesai, ia harus memakaikan sepatu dan mengantarkan Jaejoong kesekolah. Bukan hanya itu, ia harus menunggu sang nona muda menyelesaikan pelajarannya. Setiap hari, Yunho. Selalu berada disamping Jaejoong.

Jari tengahnya mengetuk pelan pintu putih sebagai tanda ia akan masuk "Sudah selesai?" Yunho bertanya sebelumnya.

"Ya." Terdengar sahutan dari dalam kamar sebagai petunjuk bagi Yunho. Ia masuk dan mendekati Jaejoong yang sedang duduk dipinggir ranjang dengan tangannya yang memegang surat hitam tadi. Yunho merendahkan tubuhnya dan meraih kaki mungil Jaejoong dan memasangkannya dengan kaus kaki.

Dan dengan wajah datar Jaejoong mulai membuka dan membaca kata demi kata isi dari surat itu.

'Apa kau sehat?

Ayah merindukanmu, Nak. Sudah lama Ayah tak mengirimkan surat untukmu.
Mungkinkah kau tak merindukan Ayah?
Ayah berniat untuk pulang dengan Ibumu.

Tunggulah sebentar lagi sayang, Ayah akan pulang dan menemanimu lagi.
Kau senang bukan?
Baiklah, Ayah akan selalu mendoakanmu Nak.'

-Kim Young Woon-

Jaejoong tersenyum sinis sesaat setelah membaca isi surat itu, ia menaruhnya asal dan mulai mengambil tas sekolahnya.

"Apa dia serius dengan tulisan surat itu? Omong kosong." Ucap Jaejoong dan berlalu keluar kamar tanpa menghiraukan Yunho yang sedari tadi mematung tak jelas. Jaejoong memang pribadi yang pendiam dan dingin, dia tak pernah tersenyum, paling tersenyum hanya sebuah senyuman sinis berbanding terbalik dengan wajah manisnya bak seorang bidadari.

Dulu Jaejoong adalah anak yang sangat cerewet dan ceria, namun semenjak kejadian keji itu seorang Kim Jaejoong berubah total sampai ke akar-akarnya.

"Aish selalu saja teh yang ku buat tak pernah diminum." Gerutu Yunho saat melihat cangkir berisi teh yang dibuatnya tadi masih terisi penuh. Lalu diteguknya teh itu sampai habis. Menghabisi stock teh saja ucapnya dalam hati.

Lalu, jika kau sudah tahu kalau Nona mudamu itu tak pernah meminum teh buatanmu, buat apa kau membuatnya Jung?

.
.
.


TBC

TERIMA KASIH, SEE YOU. Diharapkan untuk vote dan komentarnya ya, saran dan kritik sangat diperbolehkan.

@yunconda by Han.

Yes. My Queen.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang