BAB 20

4.5K 417 27
                                    

Sesuai dengan rencana, ali dan yang lainya mulai menjelajah desa setelah mereka sarapan pagi dan siap dengan perlengkapan masing-masing. Ali menggendong tas ransel yang berisi air mineral dan beberapa makanan ringan yg ia bawa dari rumah. Nickhun dan Victoria menenteng tas plastik yang di dalam nya tersimpan makanan ternak yang akan mereka berikan pada ikan. Sedangkan Prilly membawa beberapa layang layang yang siap ia terbang kan ke udara yang ali dapat dari warga sekitar yang sengaja menjual nya.

Prilly berjalan dengan riang di paling depan. Dia orang yg paling bersemangat di antara yang lainya. Tak peduli sinar matahari yang menembus kulit nya. Prilly juga tak memakai penutup kepala yang di pakai oleh ali , Nickhun dan Victoria. Ia memilih untuk tak memakai apa pun karna alasan sinar matahari pagi itu bagus untuk kesehatan.

Ali tak menolak atau pun melarang nya. Ia akan membiarkan apa pun yg ingin di lakukan Prilly saat ini. Selama itu masih dalam batas nya.

" Wah ini indah sekali, udara nya sangat sejuk. Dan lihatlah hamparan sawah yang hijau ini" seru Prilly. Beberapa warga desa yang memang sedang mengerjakan aktivitas nya di sawah tersenyum kala melihat tingkah gadis kota begitu girang.

" Angel hati hati kau bisa saja jatuh. Perhatikan langkah kaki mu" tegur ali. Bukan apa-apa hanya saja jalan yang mereka lewati cukup kecil, jalan yang berada di tengah pembatasan sawah satu dengan yang lainya.

" Kk tenang saja aku tidak akan jatuh, aku___aaaaaaaaaa" jerit Prilly yang hampir saja terjerembab ke petakan sawah. Beruntung Nickhun yang berada di belakangnya dengan sigap menahan tubuh Prilly sehingga hanya kakinya saja yg kotor terkena lumpur sawah.

" Kaka sudah bilang kan, Kapan kau bisa mendengarkan kk. Jika tadi Nickhun tak menahan mu bisa saja kau terjatuh kedalam kubangan lumpur itu. " Marah ali. Sangat sulit membuat Prilly menurut pada nya. Apa ia harus bersikap tegas lagi seperti dulu. Ali memijit pelipisnya yang terasa pusing. Kepala nya pun terasa mau pecah, dan ia merasakan tubuh nya yg menghangat. Mungkin itu karna efek tidur di luar semalaman. Walaupun sudah memakai selimut tebal namun tetap saja ia merasakan dingin, apa lagi ia hanya tidur beralaskan karpet tipis. Ali tak bisa, itu membuat seluruh tubuhnya terasa remuk dan pegal-pegal.

" Maaf" lirih Prilly. Ia berjalan dengan hati-hati. Hatinya sesak saat ali memarahi. Ia tahu ia salah tapi tidak harus memarahi juga.

" Jangan terlalu keras padanya ali, kau membuat wajah cerianya jadi murung" tegur Victoria. Ali tak menjawab ia hanya diam dan menatap punggung Prilly yang berjalan menunduk di depan nya.

" Aku tahu kamu selalu khawatir pada nya. Aku tahu keselamatan hal yg paling utama bagi mu. Tapi ingat ali semua harus tau tempat dan keadaan nya. Kalau pun Angel jatuh itu tidak akan sakit, di kedua sisi jalan kita semua sawah dan jika pun jatuh pasti hanya kotor oleh lumpuh sawah, tidak akan terluka parah" nasehat Victoria.

" Kau benar mungkin karna aku takut terjadi sesuatu pada Angel. Terimakasih sudah menegur ku" ujar Ali membenarkan ucapan Victoria.

Di depan Prilly melangkah dengan hati-hati. Ia memilih menggandeng tangan Nickhun agar ia tak jatuh. Nickhun balas menggenggam erat, ia akan menjaga Prilly agar dia tetap aman . Nickhun tahu ali sangat overprotektif padanya jadi jika gadis ini membuat kecerobohan karna tingkah nya maka ia yang akan menjaga nya.

" Nickhun lihat air terjun nya sudah terlihat. " Seru Prilly.

" Kk kau melihatnya" ujarnya pada ali.

" Lihat dia sudah kembali ceria lagi. Dia gadis yg perasa jadi aku harap kamu tak mengacau kan nya lagi Li" ingatkan Victoria.

" Ya kk melihat nya. " Jawab ali setengah teriak.

JIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang