Berhubung cerita tentang pelakor lagi rame, aku repost hehehe. Semoga masih ada yang mau baca.
Happy Reading
Love yeah
###
Sandra merenggangkan tangannya mengusir penat yang sedari tadi merusak konsentrasinya. Sebentar lagi, pekerjaannya akan selesai. Jadi dia bisa pulang dan mulai mengerjakan pekerjaan berikutnya--menulis. Dia kini sudah bisa bernafas lega. Hidupnya mulai tertata rapi lagi setelah sempat hancur berantakan setahun belakangan. Hancur karna dengan bodohnya dia mempercayakan hati dan jiwanya kepada seorang pria. Harusnya dia sadar, laki laki jaman sekarang memang tidak ada yang bisa dipercaya.
Sandra kembali memulai ketikannya.
Sedikit lagi ....
Sedikit lagi ....
Dia melafalkan itu sebagai mantra agar tubuhnya tidak lelah.
Setelah sejam lebih, akhirnya tugasnya selesai dan dengan buru-buru dia membereskan barang barangnya. Memasukkan ke tasnya, lalu pergi. Pulang ke rumah yang sepi.
Sandra tergopoh gopoh begitu mendengar hpnya berbunyi. Kakaknya.
"Hai, Kak ...."
"San, jadi kamu datang minggu depan?"
"Jadi, Kak. Kenapa?"
"Nggak, mastiin aja. Biar siap-siap."
"Hahahah iya-iya. Siapin tari persembahan, Kak. Buat penyambutan."
"Bisa aja kamu. Udah ya ...."
"Kak ...."
"Ya, San?"
"Dia ... dia ... apa dia baik-baik saja?"
"Ya, dia baik."
"Oh. Udah, ya, Kak. Aku lagi masak."
"Iya. Sampai ketemu minggu depan, San."
Sandra menatap ponselnya lama. Seminggu lagi. Tinggal seminggu lagi, tetapi terasa sangat lama. Tinggal seminggu lagi, maka Sandra sudah bisa melepaskan rindu dan menikmati hari tanpa penatnya pekerjaan.
Seminggu lagi ....
•••••••••
Laki-laki itu, dia bekerja semakin keras setiap harinya. Membenci diri sendiri saat bangun pagi, lalu memaki dirinya sendiri saat malam tiba. Semua terjadi karna malam dan pagi. Karna malam panas yang dilewatinya bersama Adista, lalu karna pagi yang entah kenapa membawa Sandra ke apartemennya.
Dia membenci malam dan pagi, sebesar dia membenci dirinya sendiri.
Benar kata Mona, adiknya, bahwa laki laki yang tidak bisa menahan hawa nafsunya tidak berhak bahagia dengan merasakan cinta.Andai saja, dia bisa membeli waktu maka dia akan kembali ke masa itu. Tidak, ke masa sebelumnya, di mana dia baru pertama kali bertemu dan dijodohkan dengan Sandra. Jika waktu itu tiba, dia akan memperlakukan Sandra seperti putri raja. Memanjakannya dengan limpahan perhatian, materi, dan cinta.
Jika tidak bisa, setidaknya Andre ingin kembali ke masa istrinya memergokinya. Dia akan menahan, lalu meyakinkan istrinya bahwa dia hanya khilaf. Hanya melakukan 'itu' karna nafsu sesaat, bukan cinta. Jika Sandra tidak mau mendengar, maka dia akan menahan wanita itu di tempat tidur lalu menidurinya berkali-kali sampai hamil lalu tidak jadi meninggalkannya.
Hanya saja, dia terlalu bodoh. Terlalu dungu untuk mengejar Sandra yang lari bersimbuh air mata. Baru berani kembali ke rumah keesokan harinya, setelah meyakinkan diri bahwa sang istri membutuhkan sedikit waktu untuk sendiri, meredakan emosi.
Karna kebodohannya, Andre hanya mendapati rumah kosong saat pulang. Mendapati selembar kertas tulisan tangan Sandra yang buram karna basah. Andre langsung merobek kertas yang berisi ucapan terima kasih dari sang istri karena dia telah berhasil menipu dan membuat wanita itu kecewa.
Andre menghempaskan tubuhnya di kasur, langsung membaringkan tubuhnya yang lelah dan penat tanpa mengganti pakaian terlebih dahulu. Dia tidak sanggup. Matanya terlalu lelah dan sudah sangat mengantuk. Obat tidur itu semakin lama semakin menguasai tubuhnya. Setahun belakangan ini, dia selalu minum obat itu agar bisa tidur lelap tanpa harus gelisah karna takut pagi akan tiba.
NB
Ah ya, maybe kedepannya akan ada revisi karena aku juga akan mencetak ulang novel ini.
Terima kasih buat supportnya yaakkkk buibuuuuuu....
KAMU SEDANG MEMBACA
Me, my husband slave (end)
Chick-LitDemi sesuatu, sandra membutuhkan banyak uang. Dan demi uang itu dia bekerja mati matian. Namun uang itu tidak pernah cukup. Malahan kurang. Lalu dia menerima tawaran itu. Tawaran menjadi budak nafsu suaminya. Dia, pria yang dikiranya bisa menjadi ke...