"lo olif kan?" tanya cowok tersebut.
"ya" jawab olif singkat dan ketus.
"lo ade alif kan? kalo bukan ade temen gue lu udah gue pukul"
Olif hanya tak percaya dengan ucapan orang tersebut. Bisa-bisanya ia ingin memukul perempuan. Tapi ia bersikap seolah-olah ia tak takut.
"lo pen pukul gue?silahkan!lo banci"
"lo kata gue apa? banci?" tanya rio kesal
karena pertengkaran mereka tak selesai-selesai, carla dan audy langsung membawa pergi Olif.
"ayo lif balik. malu diliatin orang" ucap carla
"ga. gue ga mau dibilang mba mba la"
"ga usah di ladenin lif. ayo pergi." kini audy yang berbicara dan menarik olif keluar dari toko buku tersebut.
Selesai belanja mereka langsung pulang. Olif yang masih penasaran dengan perkataan Rio tadi ingin menanyakan pada kakaknya. mereka kan sahabatan pasti Alif tahu tentang Rio.
Tok.. Tok.. bunyi pintu kamar alif. Tak ada tanda-tanda alif akan keluar membukakan pintu. Olif pun langsung masuk, untung saja kamarnya tak terkunci.
Terlihat Alif sedang asik dengan PSnya. Sebenarnya olif malas berbicara dengan kakanya jika kakaknya sedang main, tapi rasa penasarannya lebih besar dari rasa malasnya. ia pun duduk di samping kakaknya.
"kak alif" panggil olif dengan lembut
"hm"
"gue pen nanya" jawab olif ragu-ragu"
"nanya aja" jawabnya masih dengan wajah fokus bermain ps.
"gini nih kak, tadi itu gue ke toko buku"
"terus?"
"ih kakak."
"apa? lanjut"
"lihat aku" rengek olif
Alif pun mempause game nya dan menatap adiknya itu kesal.
"lo pen nanya apa sih?"
"denger dulu"
"iya buruan"
"tadi tuh gue tabrakan sama temen lo, Rio"
"lah? terus?"
"masa gue di katain mba mba. dia pikir gue mba mba kasir apa."
Alif hanya tertawa mendengar cerita Olif. baginya ini sangat lucu. Olif hanya kesal melihat kakaknya yang tertawa sementara ia belum selesai berbicara.
"gue belum selesai" ucapnya
"oke. lanjut dek"
"terus gue marahin dia. pas dia lihatin gue tiba-tiba dia tanya kalau gue ade lo gue iyain aja, eh dia malah bilang kalo saja gue bukan ade lo dia bakal mukul gue. aneh kan. dasar banci" ucap olif panjang lebar.
Lagi-lagi alif hanya tertawa. Olif hanya menatapnya aneh. "Kaka gue lebih parah dari sahabatnya" batin Olif
"tawa terus kak" kata olif kesal.
"oke oke. gini ya. lo itu ga usah percaya sama rio, apalagi sampe mmukul lo ga mungkin lah. sekalipun lo bukan ade gue dia ga bakal mukul cewek. itu hanya suatu ancaman aja." belum selesai alif bercerita olif langsung memotongnya.
"maksudnya?"
"yah gitu. dia tuh paling anti banget sama cewek. makanya dia pake jurus ancam gitu biar cewek-cewek ga deketin dia"
"elahh gue mah ga kek tuh cewe cabe-cabe yang deketin dia keless" Alif tak menjawab. merasa jawabnnya sudah membuat olif puas maka ia melanjutkan gamenya.
"gue ke kamar dulu" pamit Olif. Sebenarnya ia masih penasaran dengan apa yang membuat Rio bersikap seperti itu. "ngapain juga gue harus kepo masa lalunya" batin olif seraya pergi menuuju kamarnya.
sampai di kamarnya ia langsung merebahkan tubuhnya di ranjang. Ia menatap langit-langit kamarnya. "peduli apa gue sama tuh cowok aneh" batinnya lagi.
Ia menutup matanya, dan akhirnya ia tertidur.
***
Comment and Votenya gayyss.
KAMU SEDANG MEMBACA
He Or He(?)
Teen FictionBertemu dengan cowok aneh. Sikap berbeda. Di sekolah lain luar sekolah lain. "Kalian kok sama? Rio ada dua ya?" tanya olif seperti orang bodoh. Bertemu cowok aneh itu membuat olif merasa bodoh setiap harinya. Ia selalu berpikir apa ia sedang di bo...