Delapan : Segitiga

688 32 1
                                    

Dara tak bisa berhenti tersenyum sejak kejadian tempo hari. Moodnya benar benar sedang baik. Dara tak berhenti melihat gelang di tangannya. Ingatan Dara tentang gelang ini terus berputar dikepalanya.

"Ciee," Nadia datang dan duduk disebelahnya. Mereka sedang berada di kantin, sedang istirahat. Vina mengikuti setelahnya duduk didepan Dara.

"Apa sih?" Dara malu. Pasalnya suara sahabatnya ini tidak bisa dikontrol.

"Lagi kasmaran ya?" tebak Nadia

"Gelang dari siapa tuh?" tanya Vina yang sedari tadi melihat ke tangan Dara.

"Dari Dimas."

"Dimas?"

"Lo tuh sukanya sama Dimas atau Azka sih?" tanya Vina

"Gue gak suka sama Azka."

"Kalo Dimas?"

"Suka lah, makanya dia jadi temen gue."

Nadia menepuk jidatnya. Ia tau salah satu dari temannya ini menyimpan perasaan satu sama lain. "Bukan suka gitu, maksudnya suka yang lebih gitu."

"Suka yang lebih?" Dara mengernyit.

Dara suka sama Dimas? Iya sebagai teman. Tapi apa mungkin bisa lebih dari teman?

"Gatau." jawab Dara

"Masa sih lo temenan sama Dimas udah lama banget tapi gak ada rasa lebih gitu ke dia?" Nadia masih penasaran.

"Bagus dong gak ada rasa lebih dari temen." Vina menjawab pertanyaan Nadia. Dara dan Nadia sama sama bingung.

"Gini lo kawan ku, kalo temenan udah lama yaudah temenan aja jangan ada rasa suka apalagi sampe pacaran. Nanti kalo putus lo bisa kehilangan dia sebagai pacar lo dan juga temen lo. Pake contoh nyata deh, Nina sama Sam anak IPS."

"Emang kenapa sama mereka?" tanya Dara

"Oh yang mereka saling serang di IG, kan? Wah itu parah tuh, kaya bocah mereka." ujar Nadia

"Emang kenapa sih mereka? gue gak follow mereka." ucap Dara

"Sampe dibikin thread sama anak kelasnya itu. Parah banget mereka." ucap Vina

"Jelasin oi, gue gapaham."

"Intinya Dar, mereka dulu sahabatan dari kecil trus akhirnya pacaran pas SMA. Nah akhirnya putus secara gak baik dan sekarang jadi musuhan." ucap Vina

"Nanti gue kirim threadnya ke lo, seru abis woi kaya sinetron." ucap Nadia

"Iya deh."

***

Dara benar – benar kepikiran dengan ucapan Vina. Dan makin menjadi jadi setelah Nadia mengirimkan thread tentang Nina dan Sam. Dara mendengus, ia memalingkan wajahnya melihat jalanan luar dari dalam mobil.

Dara mengacak rambutnya pelan, gak mungkin semua orang akan bernasib sama seperti Nina dan Samudra. Mobil orangtuanya masih berjalan entah kemana. Dara hanya menurut ketika mereka mengajaknya keluar.

"Ma emangnya kita mau kemana sih?" Tanya Dara

"Mau makan malam." jawab Papanya

"Kan aku nanya sama Mama, kok Papa yang jawab?"

"Suka suka papa dong."

Mama Devi hanya menggelengkan kepalanya. Dan akhirnya mereka sampai di sebuah restaurant yang lumayan besar. Masuk kedalam suasananya sangat nyaman desain interiornya sangat elegant namun tak banyak orang yang ada didalam restaurant ini.

Dara |new version|✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang