Part 16

8.3K 505 19
                                    

Untuk yg kesekian kalinya sisi menarik nafas panjang, inilah keputusan terakhirnya, pergi sejauh mungkin meninggalkan kisahnya disini, jakarta.

Digo dan al, lelaki yg pernah singgah di hatinya, kini keadaan sudah berubah, sisi yg sekarang harus jauh lebih kuat, karena ia merasa tak sendiri lagi.

Sisi mengelus perutnya yg sudah sedikit menonjol lalu tersenyum, "sabar ya sayang, sebentar lagi kita akan memulai hidup yg baru",ucapnya seolah-olah bayinya bisa mendengarnya.

Sisi bersyukur bahwa tuhan masih menyayanginya karena janin yg ada di kandungannya masih bisa di selamatkan. Ia tak bisa membayangkan seandainya saja ia keguguran, lebih baik ia mati saja, pikirnya saat itu.

Kini ia sudah tidak perduli siapa ayah biologis janin yg di kandungnya, yg terpenting baginya bahwa calon anaknya itu masih ada di dalam rahimnya dengan selamat dan sehat.

Sisi melirik arloji di pergelangan tangan kirinya, pukul 14.25. Berarti ia masih punya waktu 10 menit untuk mengisi perutnya yg lapar sebelum bus yg akan ia naiki berangkat, mungkin sepotong roti dan secangkir teh hangat bisa mengganjal perutnya yg lapar.

Sisi berjalan santai ke arah warung kopi yg tak jauh dari tempatnya berdiri, menaiki bus mungkin tidak akan jadi masalah baginya walaupun ia harus berlama2 di jalan, mungkin itu sedikit membantunya melupakan kenangannya disini walaupun hanya sedikit.

Sisi berhenti berjalan saat sebuah tangan menyentuh bahunya pelan, sisi menolehkan kepalanya kebelakang melihat siapakah orang yg sudah menghentikan langkahnya.

"Ya tuhan nita, ngagetin aja",Sisi memandang wajah nita yg pucat, tubuh nita bergetar, sebelumnya memang nita mengatakan akan pergi ketoilet, tapi tiba2 nita datang dengan tubuh yg bergetar.

"Ada apa nit?",tanyanya bingung,

"Al..kritis..kecelakaan?",wajah nita pucat sedangkan sisi yg mendengarnya hanya diam mematung tak percaya.

Memang saat di toilet tadi nita mendapat telfon dari digo bahwa al mengalami kecelakaan saat mencari sisi, digo mencoba menghubungi sisi tetapi nomer sisi tidak aktif, alhasil digo menghubungi nita.

Sisi terdiam beberapa saat, haruskah ia membatalkan kepergiannya, namun fikirannya mengatakan ia harus segera pergi menghilang, ia tak ingin kembali diperebutkan dua bersaudara itu, namun sebagian hatinya ia harus menemui al untuk yg terakhir kalinya.

Sisi bimbang, jalan apakah yg harus ia pilih? Mengikuti fikirannya atau hatinya? Dan pada kenyataannya memang hati selalu bisa mengalahkan fikiran.

"Kita kerumah sakit sekarang",putus sisi akhirnya, nitapun mengangguk setuju.

# # # # #

Sisi berjalan cepat menuju ruang icu, fikirannya sudah melayang kemana2, hanya satu yg selalu mengusik indera pendengarannya, sebuah kata cinta yg selalu al ucapkan untuknya walaupun kata2 itu tidak terdengar secara nyata namun suara bisikkan itu seperti menghantuinya sejak ia memutuskan untuk pergi kerumah sakit.

Didepan icu sudah berdiri beberapa orang yg menanti dengan cemas kondisi al saat ini. Sisi terenyuh saat melihat ibu al yg menangis pilu dalam pelukan suaminya, ayah al.

Sisi mengalihkan pandangannya pada gina yg memandangnya marah dan digo yg nampak kacau, apakah keputusannya datang kesini adalah keputusan yg baik?

"Dia kritis",ucap digo lirih, pandangan mata digo hanya terpaku pada kaca tembus pandang yg memperlihatkan saudara kembarnya sedang berjuang antara hidup dan mati.

Sisi mengikuti arah pandang digo, hatinya terenyuh sakit melihat pemandangan itu, disana ia melihat laki2 yg selalu membantunya sedang meregang nyawa, air mata jatuh menetes di kedua pipinya, laki2 yg ia cintai sebelum digo datang menggoyahkan rasa cintanya.

Sisi merasa bahwa dalam hal ini dirinyalah yg bersalah, jika saja ia tidak menjadikan digo pelampiasan kecemburuannya, mungkin semua ini tidak akan terjadi, sisi tetap menjadi simpanan al, tetap berada pada posisi awalnya yg seorang wanita simpanan.

Tapi semua itu hanyalah kata andai dan pada kenyataannya, ia sekarang telah mengandung, dan yg lebih parahnya ia tidak tau siapa ayah biologis janin yg di kandungnya.

Nita merengkuh tubuh sisi yg hampir meluruh ke lantai. Ibu al melihat sisi, bagaimanapun sisi dan apapun kesalahan yg telah di buat sisi, ibu al bisa merasakan apa yg sisi rasa saat ini, ibu al lalu memeluk sisi dan menangis, sisipun ikut menangis dalam pelukan ibu al, sisi merasa sedang memeluk ibunya, sisi merindukan ibunya.

"Bersabarlah nak, kita sama2 berdoa kepada tuhan bahwa al akan baik2 saja",

"Maafin sisi tante, ini semua salah sisi",

"Tidak nak, ini semua bukan salahmu, ini takdir, takdirlah yg membawamu bertemu dengan kedua putraku, siapapun ayah biologis dari bayi yg kau kandung, bukankah bayi ini tetap cucuku? Anak dari salah satu kedua putraku?"

Sisi semakin menangis terisak mendengar ucapan ibu al, bahkan ibu al tidak membencinya dan tetap menganggap bayi yg di kandungnya adalah cucunya, "ya tuhan, terbuat dari apa hati wanita ini?"batin sisi berucap.

"Maaf, maafin sisi tante, sisi benar2..."

"Shuuutt, tenanglah, tante sudah memaafkanmu, al dan digo sudah menjelaskan semua pada tante apa yb terjadi dengan kalian",

Ibu al melerai pelukannya, ia menghapus air matanya, lalu menghapus air mata sisi, "jangan menangis lagi anakku"sisi mengangguk meredakan tangisnya, digo dan ayahnya tersenyum melihat sisi dan ibu al, sedangkan gina menatap benci pada sisi, gina semakin membenci sisi.

Pintu icu terbuka, seorang dokter keluar dari ruangan itu, digo langsung mengahampirinya,

"Bagaimana dok keadaan saudara saya?",

"Maafkan saya dokter digo, kami sudah berusaha semampu kami, saudara anda mengalami koma".

#######

Hay readers apa kabar? Maaf 🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻ya selama ini saya menghilang, hp saya rusak 😪 saya gk bisa buka wp sama sekali, allhamdulillah ada rejeki buat ganti hp jadi saya bisa ngelanjut lagi,
Maaf 🙏🏻🙏🏻juga klo trlalu lama nunggu, pas sudah update pndek, soalnya saya juga bingung mau ngelanjutnya gimana, berasa buat cerita baru kalo lama gk nulis.

WANITA SIMPANANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang