".. kami sudah berusaha semaksimal mungkin dan alhamdulilah, operasinya lancar. Tulang punggung Ibu Livera sudah dioperasi dan kami hanya menunggu pengaruh obat biusnya hilang, selamat pak,dek . Permisi", kata dokter.
"Iya dok, terimakasih", jawab Mba Okta. "Alhamdulilah ibu", ucapku dalam hati. "Aduh ayah lupa tanya, apa kita boleh masuk?", ayah mengangkat bahu.
Belum sampai lima menit seorang perawat keluar. "Bapak Abraham, silahkan masuk, sudah dipanggil Ibu Livera", kemudian perawat itu masuk ruang UDG. "Kalian tunggu dulu disini", ayah mengikuti suster. "Ayah. Ivona mau ikut", aku berusaha mengikuti ayah namun ayah hanya mengibaskan tangannya tanda aku harus menunggu diluar.
AYAH POV
Setelah dipanggil suster, aku segera memasuki UGD untuk menemui istriku. Dan kini aku sudah memandang istriku yang terbaring lemah dengan selang infus yang terpasang ditangan.
Livera berada di kamar 3, aku dapat melihatnya karena ruangan yang ada terbuat dari kaca yang tembus pandang.
❤❤
"Mas.. Ab..ra..ham", ucap Livera dengan nada lemah. Sepertinya dia sudah dan baru sadar. "Livera. Aku disini", segeralah aku duduk dikursi yang berada didekat ranjang.
"Ok..ta.. Ivo..na mana mas?", tanya Livera. "Mereka ada diluar. Gimana keadaanmu, sudah mendingan?", tanya ayah sambil memegang tangan ibu dan menciumnya.
"Alham..dulilah", jawab ibu. "Kamu istirahat saja. Nanti kupanggilkan Okta dan Ivona", kata ayah.
OKTA POV
Ayah keluar dari UGD dan memanggilku serta Ivona. Kitapun memasuki UGD dan mengikuti langkah ayah yang berhenti pada kamar nomor 3. Dari luar, terlihat ibu yang masih terbaring. Kami memasuki ruangan itu.
"Ibu.. Gimana keadaan ibu. Ivona kangen sama ibu.", Ivona berlari mengahampiri ibu dan memeluknya. "Ivona. Jangan seperti itu. Ibu masih lemas.", kataku. Ibu hanya tersenyum dan menghembuskan nafas. Nafasnya belum teratur.
"Ivona dan Okta sudah makan?", tanya ibu. "Sudah bu", jawabku dan Ivona. "Maaf ya sayang. Ibu masih lemas. Ibu ingin istirahat. Kalian menginap disini kan?", tanya ibu.
"Tentu saja bu. Aku,Ivona,dan ayah akan menginap disini. Ibu istirahat saja. Apa yang ibu inginkan? Biar Okta belikan", tawarku. "Ah ibu penginnya kamu sama Ivona istirahat. Itu saja. Ibu tahu pasti daritadi siang kalian belum istirahat. Maafkan ibu ya. Ibu merepotkan", ibu tersenyum agak sedih. "Tidak merepotkan sama sekali istriku. Bukan begitu, Okta, Ivona?", kata ayah. "Tentu saja", jawabku dan Ivona.
Kami menggelar karpet untuk tidur. Pukul 23:00 Ivona sudah tertidur tetapi aku belum. Apalagi ayah. Ayah masih duduk dikursi yang ada disamping ranjang ibu dan aku masih bermain ponsel. Setalah mengantuk, aku tertidur, mengucapkan selamat malam kepada ayah.
❤❤
Paginya, aku terbangun paling awal. Terlihat ayah tertidur dikursi. Kepalanya tersender di ranjang, tangan ayah berpegangan dengan tangan ibu. Aku tersenyum melihatnya. "Andai saja Diar seperti itu", batinku. "Ah Okta, lupakan saja Diar.", batinku (lagi).
Ivona pun terbangun disusul ayah. Ibu masih tertidur. Ayah meminta izin kepadaku dan Ivona untuk pergi ke ruang administrasi.
Satu jam kemudian ibu bangun. "Selamat pagi sayang", sapa ibu. "Selamat pagi bu, apa keadaannya lebih baik dari kemarin?", tanyaku. "Alhamdulilah, Okta", ibu tersenyum.
Author POV
Ayah menuju ke ruang administrasi. Disana ayah menemui petugas ortopedi. "Ibu Livera, UGD ruang 3", kata petugas. Ayah menghampiri loket administrasi.
"Ada BPJS, pak?", kata petugas. "Aduh ngga ada mas, askes adanya", kata ayah. "Boleh dikeluarkan", pinta petugas. Kemudian ayah mengeluarkan askes dan diberikan kepada petugas.
"Potongan 500.000 ya pak. Obatnya bisa diambil di loket apotek", kata petugas sambil menunjukkan loket apotek yang berada di samping loket administrasi.
"Terima kasih. Apakah hari ini istri saya boleh pulang?", tanya ayah. "Ibu Livera boleh pulang sekitar pukul 16:00", kata petugas. Ayah mengangguk dan menuju loket apotek untuk mengambil obat setelah itu kembali ke UGD.
IVONA POV
Aku tidak tahu mengapa ibu tidak dipindahkan ke ruang perawatan, hanya di UGD saja dan nanti sore bisa pulang. Tapi tak apa, aku bersyukur karena ibu tidak berada di ortopedi terlalu lama.
Hari ini aku izin tidak masuk sekolah. Aku sudah mengirimkan pesan singkat kepada Bianca.
IBU POV
Aku bersyukur, kata Mas Abraham, hari ini aku sudah boleh pulang. Keadaanku pun sudah membaik. Semua berkat doa dari suami dan kedua anakku. Aku bangga memiliki keluarga seperti itu. Mereka tidak mengeluh untuk menungguku dirumah sakit.
AUTHOR POV
Hari ini dan detik ini juga ibu diperbolehkan pulang tetapi diharuskan menggunakan kursi roda untuk tiga bulan kedepan. Ayah,ibu,Ivona,dan Mba Okta sudah mengiringi kepulangan ibu. Ayah mengangkat ibu untuk masuk kedalam mobil, Ivona merapikan barang-barang di bagasi, dan Mba Okta menuju ruang parkir untuk mengambil motor scoopy nya yang sudah ditinggalkan seharian.
"Semua sudah rapi?", tanya ayah. "Sudah dong. Kursi roda ibu juga sudah kulipat", jawab Ivona. Tak lama kemudian Mba Okta datang menaiki motor scoopy. Ayah segera membukakan pintu untuk Ivona kemudian beliau memasuki mobil. Ivona duduk dibangku belakang, ibu di bangku depan, dan tentu saja ayah dibangku sopir. Kaca mobil belum ayah tutup sehingga "Okta, ikuti ayah dari belakang. Jangan ngebut, oke?", kata ayah. "Oke ayah", kata mba okta mengacungkan jempolnya.
❤❤
Ternyata dirumah sudah ada beberapa tetangga. Ayah memarkirkan mobilnya di garasi, begitupun Mba Okta.
"Ivona. Ambil kursi roda dibagasi", perintah ayah. "Siap yah", jawab Ivona.
Ivona segera membentukkan kursi rodanya.Ayah mengangkat ibu untuk duduk dikursi roda. "Hati-hati yah", kata Mba Okta. Dengan berhati-hati akhirnya ibu sudah duduk dikursi roda. Ayah mendorong hingga masuk ke dalam rumah. Ivona dan Mba Okta mengambil barang dari bagasi untuk dimasukkan kedalam rumah.
❤❤
"Bagaimana Ibu Livera, sudah mendingan?", tanya seorang tetangga. "Alhamdulilah sudah,bu", ibu tersenyum.
Mba Okta datang ke ruang tamu membawakan minuman untuk para tetangga yang datang , sedangkan Ivona merapikan baju ayah,ibu,Ivona,Mba Okta di almari masing-masing.
Bersambung
Salam,🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
My Junior High School Story
JugendliteraturThis Monday!. Kringg... Alarm doraemonku berdering menandakan pukul 5. Aku segera bangun dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk berwudhu karena sekarang sudah waktunya shalat subuh. Namaku 'Ivona Zahrah' . Hari ini adalah hari pertamaku menjadi...