1

15 1 0
                                    

trigger warning: ada beberapa kata-kata kasar yang tidak aku sensor.

ーAlex's POV

"haah, haah. aduh kalo gue ketahuan athala gue bakal kena marah nih." katanya sambil terengah-engah.

Alex mengelap darah yang turun dari bibirnya.

"maaf, thal. gue tau gue udah bilang gabakal berantem lagi tapi...." kata-katanya terputus.

*flashback*

"kata orang-orang lo jagoan. kalo lo gaberani buktiin berarti lo pecundang!"

*kembali ke realita*

"anjing emang tuh bocah!" umpatnya emosi.

"aduh bangsat!" umpatnya lagi saat menyadari dia tidak bisa berjalan karena kakinya terluka parah.

Alex menyeret dirinya dan bersandar di pohon terdekat.

"gue harus telepon thala, kalo ga gue bakal mati disini." katanya.

Alex mengeluarkan hpnya dan menekan nomor Athala. Dengan ragu dia menaruh benda itu ditelinganya.

ーAthala's POV

🎶am i in love with you, or am i in love with the feeling🎶

Handphone Athala berdering. Gadis itu buru buru melihat layar handphonenya dan melihat nama "Alexnya Thala!❤" di layarnya. Dia buru-buru mengangkatnya.

"Aleeexx ada apaaaa?" tanyanya riang.

"Thal......" rintih Alex diseberang.

"Lex, kamu berantem lagi?" tanyanya.

"iya, beribu maaf thal." rintih Alex lagi.

"kamu dimana? aku kesana" tanyanya.

"aku lagi senderan di deket rumah makan mpok ijah." jawab Alex.

"oke. tunggu ya." katanya sambil mematikan telepon.

'Alex, kamu itu ya.' dia menghela nafas sambil mengambil P3K dan alat-alat lainnya. Dan segera pergi ke tempat dimana Alex berada.

ーAlex's POV

"Lex? kamu berantem lagi?" tanya Athala diseberang.

"iya thal, maaf." jawabnya.

"oke aku kesana." kata Athala.

"thal tunggu duluー"
telepon terputus.

Alex menghela napas. 'gue ngecewain Athala, lagi. dia sedih lagi karena ulah gue. gue cowok macem apa sih bikin cewek nangis terus!' batinnya.

Alex mendongak. Dia melihat Athala disana dengan tasnya.

"Thal gue minta maaー" ucapannya terputus.

"iya udah gapapa. sini gue obatin. diem ya jangan bergerak." Athala mengambil kapas & betadine dan mulai menempelkannya di bibir Alex.

"shit, sakit thal. tapi gue yakin ini belum sebanding sama rasa kecewa lu ke gue." rintihnya.

Athala terdiam.

"aduuh sakit thal. Pelan pelan plis." rintihnya lagi.

Athala membungkuk untuk mengobati kaki Alex.

"kenapa kamu berantem lagi? aku capek liat kamu berantem." tanya Athala sedih sambil mengobati kaki Alex.

"Thal gue minta maaf banget. Kean ngejek gue dan gue hilang kendali." ucapnya sesal.

"kamu, belum aku kasih tau ya kenapa aku benci banget lihat kamu berantem?" tanya Athala sendu.

Athala bangkit dan duduk disamping Alex. Dia menyandarkan kepalanya di bahu Alex.

"kalo aku ngelihat kamu berantem, itu rasanya kayak aku ngelihat mamaku dipukulin sama papa. aku broken home. papa mukulin mama tanpa ampun. sama kayak kamu mukulin lawan kamu kalo misalnya dia udah terkapar. bedanya, lawanku nggak mati. sementara mamaku meninggal karena luka dari pukulan papa yang nggak diobati. mama cuman ngebuat hal yang sepele, tapi papa marah. menurut aku karena papa itu suka minum alkohol. mama cuman pergi sama saudara cowoknya, dan papa kira mama selingkuh. dia langsung mukulin mama dan ngusir saudara cowokku. aku nelefon ambulans diam diam tapi ambulasnya langsung dibentak sama papa dan aku malah jadi ikut dipukulin karena aku ketahuan nelefon ambulans. saat polisi datang, mamaku udah ga tertolong. kalo aku lihat kamu berantem, rasanya kayak kamu mukulin aku juga. kalo lihat kamu luka luka, rasanya kayak lihat luka mamaku yang dulu aku gak bisa obatin karena aku gak ngerti apa apa." ceritanya sedih.

Athala menitikkan air mata. "aku bawel ya, hehe. gapapa deh kalo kamu mau berantem sampe mati juga. aku nyerah sama kamu." lanjutnya lagi.

Alex terkesiap.
"Thal please jangan, aku mohon." pintanya.

Athala hanya bisa tersenyum sedih.

"Thal?" panggilnya.

"ya?" jawab Athala.

"pukul gue." pintanya lagi.

"buat apー" ucapan Athala terputus.

"pukul gue sepuasnya. pukul gue kayak kamu mau mukul papamu kalo bisa." katanya.

Athala terdiam.

PLAK!

Alex merasakan sakit yang amat sangat di bibirnya. karena ditonjok dan karena ditampar Athala. 'ini belum seberapa' batinnya.

"gue selalu pengen nampar papa gue." ucapnya.

Alex bangun, dan memeluk Athala. dia membenamkan kepalannya di pundak Athala.

"pecut gue kalo lu mau thal, sabet gue, tendang gue, pukul gue, tampar gue. biar gue sadar. kalo rasa sakit gue gaada apa apanya dibanding rasa sakit yang lu rasain." rintihnya.

"Lexー" Athala balas memeluk Alex.

"iket tangan gue kalo perlu. iket kaki gue. bantu gue thal, gue sadar gue gak bisa ngelakuin ini sendiri." katanya lagi.

"ya udah, sejak hari ini lu jadi peliharaan gue. gue majikannya. peliharaan kudu nurut sama majikan!" cengirnya sambil mengacak-acak rambut Alex.

"iya thal, apapun asalkan kamu ga pergi dari aku gara-gara ini." kata Alex sambil menghela napas lega.

"aku sayang kamu, thal"

"aku juga sayang, lex"

'dan gue bakal bikin lo senyum terus. karena senyum lo itu, bisa bikin gue bahagia seharian.'

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 17, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

3 A.M ThoughtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang