Let me take care of you

990 72 3
                                    

Entah berapa lama aku seperti ini ini, pikiranku terus bercabang entah kemana seperti setiap cabangnya menghasilkan denyutan membuat kepalaku pusing sendiri mengingat apa yg terjadi kemarin..

Preview
" Bodoh? Aku tidak bodoh, aku hanya tidak ingin ada yang mencoba menganggumu " ucapnya membisikku, ia pun mengelus puncak kepala ku dengan lembut. "Saranghae hyeeun-a"

Mengingat itu tiba tiba jantungku berpacu kembali dengan kencang dan tiba tiba ada perasaan malu memikirkannya membuatku bibirku melengkuk senyum senang, tanpa disadari dua temanku meiqi dan eunha sedang melihatku dengan tampak serius sedikit memelototiku, aku pun segera kembali menyadarkanku lagi.

Tiba tiba meiqi yg tadi hanya sibuk dengan ponselnya pun kini tangannya menarik kursi nya mendekat ke samping ku, "yak apa kau salah makan pagi ini? Dari tadi senyum sendiri eo aku jd merinding" ucapnya sambil menggosok gosok badannya yg tak dingin, "mwo? Jd kau pikir aku gila aish" omelku padanya, ia pun meringis ketawa polos. "Yak gmna kencanmu dgn eunwoo? Menyenangkan? Aku jd iri padamu" ucapnya sambil setengah kesenengan.

Tiba tiba ponselku berdering diatas meja kuliah, saat kulihat nomor nya tak kukenal 'ini siapa? Aku tak merasa kenal dengan nomor ini' batinku, karna penasaran aku pun menganggkatnya, "eo yoboseo.." ucapku dgn sopan, "apa kau yg namanya goo hyeeun?" Ucapnya bertanya, 'sepertinya suara yeoja' batinku. "Ah ne..nugu simika?" Tanyaku dgn hati hati, "naneun eunwoo eomma, cha yeonnie" ucapnya dgn suara lembut, terdengar ramah.

(Anggap aja klo itu eomma nya eunwoo, mian aroha-deul😢)

Aku pun segera melembutkan suara ku, "ahh ne, wae ire seyo?" Ucapku bertanya dgn hati hati, "bisa kita bertemu sebentar, ada beberapa yg ingin kutanyakan" ajak eomma eunwoo yg suara nya mulai terdengar serius, "ah tentu saja bisa" jawabku tiba tiba dgn nada nervous, "bagus, klo begitu kita bertemu di cafe blue moon jam 10 pagi arrachi?" Ucapnya, "ah ne aigisimida" jawabku, eomma eunwoo pun menutup telponnya.

Setelah eomma eunwoo menutup telponnya aku segera mengeluarkan nafasku pun seperti layaknya org yg dicekek, bagaimna tidak tiba2 saja eomma eunwoo menelpon. Aku pun yg td duduk tegang, segera merenggangkan kaki ku dengan lega, "kenapa? Siapa td yg menelponmu?" Tanya eunha penasaran sambil melihatku khawatir, belum sempat kujawab aku langsung mencari kontak namja sialan itu "yak cha eunwoo Jelaskan padaku eo knpa tiba2 eomma kamu menelponku? Dan kenapa dia tau nomerku aish" ucapku dalam telpon dgn kesal, "jinja? Mian, Aku sedang tidak mood untuk bicarakan hal itu jd aku akan menelponmu lg arraseo" ucapnya dgn suara yg tak biasanya dan ia pun langsung menutupnya "yakk yeoboseo yaa cha eunwoo" ucapku tambah kesal.

(Skip>>> mian)

Sesampai di rumah, ku langkahkan kaki ku menuju kasur dgn perasan serta pikiran yg campur aduk. Terpikir apa yg dikatakan eunwoo eomaa setelah itu eunwoo yg cara bicara nya seperti itu. Terbesit pikiranku untuk menelponnya, aku pun kurogoh ponselku dan segera mengetik nama nya, tertera lah namanya di kontak.

Saat aku ingin memencet untuk menelponnya, tiba tiba perasaan gengsi ku pun muncul "aish apa pedulinya ku, ah molla molla. Aku hanya perlu nonton tv" ucapku dengan nada tidak peduli, dalam sekejap ponselku berdering keras.

Kulihat ini dr namja sialan itu, aku pun menganggkatnya "yeoboseo.." ucapku dgn cuek, "chogi bisa kau sekarang ke rmh sakit, dia kecelakan parah sekali" ucap seorang yeoja yg jelas ini bkn eunwoo dgn khawatir, mendengar itu aku kaget bkn main,  "ahh ne ne bisa kau kirimkan alamat rs nya?" Ucapku dgn perasaan tak tenang, takut, serta khawatir. Setelah ia mengirimi alamat rs nya, ku ambil mantelku karna malam ini udaranya sangat dingin dan langsung menuju halte bus, tak lama bus pun dtng dan segera menaikinya.

'Aishh kenapa dia seperti itu? Apa yg terjadi sebenernya?? Cha euwoo tunggu aku' ucap batinku dgn perasaan khawatir dan tak tenang, tak lama pun berhenti. Aku segera dgn terburu buru turun dr bus dan berlari sekencang mungkin ke rs googae, setelah sampai aku langsung ke meja sana "chogio bisa kau tunjukan dmna pasien yg bernama cha eunwoo itu?" Tanyaku dgn khawatir, "apa kau yeojachingunya? Syukurlah ikut saya" ucapnya ramah, tak ingin melayang aku segera mengikuti suster tersebut.

Sampailah di dpn kamar rawatnya '80' batinku, setelah suster pergi pun aku mengetuk kamarnya. Karna tak ada suara aku pun masuk kamarnya dgn hati hati, kupelankan suara kaki ku menuju kasurnya. Tepat dimataku, ia berbaring lemah tak sadar dgn wajanya yg pucat dan banyak perban di kepalanya serta penutup hidup dimukanya, hatiku tiba tiba seperti tergoreng silet, sangat perih serta nafasku seperti tiba2 tak lancar.

Mulailah air mataku pun pecah mengaliri pipiku sehingga basah, matanya tertutup dan impusan ditangannya pun membuat perasanku pilu. Kudekati ia dan duduk disebelahnya tak lepas pandanganku padanya, tanganku mulai menggenggam tangannya erat.

Mataku pun fokus padanya, matanya, wajahnya yg senyumnya pun tak terukir di wajahnya "eunwoo-a jinja pabo nappen namja eo, kenapa kau selalu membuatku khawatir, marah" ucapku dgn putus asa, ia pun tentu saja tak menjawab, hanya suara jam yg bergerak. Lama kelamaan aku merasa ngantuk, niatku ingin plng tp setelah melihatnya seperti ini aku pun jd menolak untuk pergi 'biarkan aku menjagamu untuk kali ini' batinku. Aku pun tertidur sambil menggenggam erat tangannya

Wedding DressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang