"Lo dingin kayak salju di Eropa"
***
Senin pagi (06.05)
"WOI!!AERIN!!BANGUN!"
Suara merdu yang tiap pagi bangunin gue. Siapa lagi kalok bukan Neta, kakak gue tercinta. Kadang gue juga heran sendiri sama kakak gue satu itu, kok nggak capek teriak mulu tiap pagi.
"Gue gak budek kak gak usah teriak," balas gue masih setengah sadar dalam posisi duduk.
"Ehh tai unta! kalok gak gitu lo gak bangun," ketus Neta yang di iringan gedoran pintu.
"Buset bawel dah iya gue bangun," akhir nya gue ke kamar mandi walaupun harus rela berpisah dengan kasur yang empuk.
Setelah bersiap Aerin segera menuju ke meja makan yang ternyata sudah ada kakak dan kedua orang tuanya. Sebenarnya Aerin 3 bersaudara hanya saja dia tidak ambil pusing dengan adiknya, karna sifatnya yang menyebalkan level tinggi.
"Rin, lo berangkat sama siapa kesekolah?" Tanya Neta saat Aerin menarik kursi di sebelahnya.
"Sama si Toa masjid akh...!" Rintih Aerin saat kepalanya di pukul dengan koran oleh -Andri- Ayahnya.
"Kamu ini, udah nebeng orang masih aja ngeledekin untung aja dia baik," Aerin mendengus dan melahap sarapannya dengan kesal.
"Aerin'kan emang gitu, habis di tolongin malah di jelekin di belakang," ucap Neta santai.
Aerin melotot menatap kakaknya yang ngomong tanpa di beri filter B612. Bisa-bisanya dia mengatakan hal yang tidak sepenuhnya salah. Memang dia menjelekkan sahabat yang menjelma ojek dadakannya tapi dia menjelekkannya didepan orangnya bukan di belakang, jadi dia tidak menusuk dari belakang tapi dari depan.
"Heis, kutil ayam diem aja deh dari pada gue bilangin ke pacar lo yang asho(lo)le itu!" ucap Aerin sambil menunjuk wajah Neta dengan garpu.
"Terus aja berantem, lama-lama mama usir kalian dari rumah ini," sahut Risma -Ibu Aerin- dengan santai tapi dari nada tersirat ancaman yang tidak main-main.
Tin..tin...
Suara klakson motor yang terdengar menjadi angin sejuk bagi Aerin di saat Mamanya membuat ruang makan menjadi tegang. Dengan segera Aerin berpamitan dengan kedua orang tua dan kakaknya.
"Aerin berangkat Assalamualaikum," ucap Aerin sambil mencium kedua tangan orang tuanya dan tidak lupa menarik rambut Neta dengan kasar.
"Adek durhaka awas aja lo kalok minta jajan ke gue!!" Teriak Neta yang di ganti dengan rintihan saat kepalanya di pukul dengan koran.
"Terserah!" Sahut Aerin sambil terkekeh bahkan hampir terjatuh karena tidak memperhatikan langkahnya.
"Nah lo! untung nggak jadi nyungsep tambah ilang ntar itu hidung," sahut Teo yang duduk di atas motor maticnya.
"Lagian siapa yang naruh batu bata di situ coba, Pokoknya itu salah lo bata!" Tunjuk Aerin sengit ke arah batu bata yang tergeletak di tanah. Teo yang melihatnya memutar bola matanya jengah dengan kelakuan ajaib Aerin.
Untung lo cantik coba kalok jelek udah gue tinggal, batin Teo.
"Lo jadi sekolah atau mau gelut sama batu bata?" Gemas Teo. Pasalnya Aerin masih menatap sengit ke arah batu bata selama 2 menit.
KAMU SEDANG MEMBACA
[FF #1] Jus't Say You Love Me | Dks ✔ (New Version)
Fanfiction[New Version] Kami saling mencintai namun tidak jatuh cinta tapi kami memberikan cinta. Karna jatuh itu berakhir menyakitkan tidak seperti memberi yang berakhir dengan indah. Published on 16.12.2016 Ending on 15.02.2017