Empat hari berlalu. Rasanya, seperti sudah berbulan-bulan. Aku merindukanmu, Laura. Bagaimana kabarmu? Apakah kau baik-baik saja? Akhir-akhir ini, aku jarang melihatmu. Aku harap kau baik-baik saja.
Aku memberanikan diriku untuk mendatangi kelas Laura. Sial! Dimana Laura? Dia tidak datang hari ini?
"Cari siapa?"
Sepertinya dia teman sekelas Laura. Ah, kebetulan sekali. "Laura. Dia tidak datang hari ini?"
"Dia sakit sejak dua hari yang lalu"
"Sakit apa?"
"Entahlah, dia hanya mengirimkan surat bahwa dia sedang sakit. Tidak dijelaskan sakit apa."
Jantungku seketika berdegup kencang. Pulang sekolah, aku harus ke rumahnya.
•••
Rumah Laura tampak sangat sepi. Sepertinya tidak ada orang di rumahnya. Lalu, kemana mereka? Dimana Laura?
Sejak jam istirahat tadi, jantungku terus berdegup tidak beraturan. Aku sangat mengkhawatirkan Laura. Sekarang, apa yang harus kulakukan? Ah! Bodohnya aku. Kenapa aku tidak mencoba untuk menghubunginya saja.Sial! Ponselnya tidak aktif. Kau semakin membuatku khawatir. Ada apa sebenarnya?
"Halo?"
[Kau dimana? Ini jadwal kita latihan.]
"Iya, sepuluh menit lagi, aku sampai disana."
•••
Rasanya, aku sangat malas untuk mengikuti latihan hari ini. Tapi, pertandingan basket itu tiga hari lagi. Ini adalah pertandingan impianku.
"Masih tentang Laura?"
"Hm."
"Arsen, memang susah untuk melupakan seseorang yang pernah kita cintai. Tapi, kau harus lakukan itu. Kau tidak ingin kan terpuruk seperti ini? Bukankah ini impianmu dari kelas sepuluh untuk menjadi perwakilan sekolah?"
"Tapi, saat ini situasinya beda. Laura sedang sakit. Dan aku sama sekali tidak tahu bagaimana kabarnya."
"Sejak kapan?"
"Dua hari yang lalu."
"Tunggu saja kabarnya besok. Mungkin, besok dia datang. Sekarang, fokuslah untuk latihan."
"Baiklah." Perkataan Genta sedikit membuatku tenang. Walaupun belum tenang sepenuhnya.
•••
Apakah Laura akan datang hari ini? Aku harap begitu. Aku berjalan kesana kemari menunggu kedatangan Laura. Sebentar lagi, bel pertanda masuk berbunyi. Tetapi, belum ada tanda-tanda kedatangan Laura.
"Jika Laura datang, titipkan surat ini untuknya."
"Baiklah."
Semoga, kau datang dan menerima surat itu. Dan semoga, kau mau menemuiku.
-----
12des'16
Vote and comment, don't forget..
KAMU SEDANG MEMBACA
Arsen & Laura {6/6 END}
Historia CortaArsen mencintai Laura. Laura juga. Sampai suatu hari, Laura meminta Arsen untuk berhenti mencintainya, karena suatu alasan yang tidak dapat dijelaskan. --- Copyright © 2016 by afifaahb