Malam ini seluruh siswi yang ada di asrama tengah diabsen di depan kamar mereka. Kepala asrama siswi berjalan memeriksa kamar mereka satu persatu. Memastikan semuanya sudah ada di asrama dan tak ada yang pergi keluar.
Indri berjalan menuju pintu kamar mereka. Seseorang mengetuk kamar mereka, padahal mereka akan tidur.
"Ina?" tanya Indri.
"Hai, ganggu gak. Gue nggak bisa tidur nih. Em, gue boleh masuk? Gue sudah minta izin dengan kepala asrama, dan dia ngizinin gue." tanya Ina.
"Boleh."
Mereka kemudian masuk dan duduk dilantai. Ina yang membawa sesuatu langsung mengembangkannya di lantai kosong.
"Lo bawa apa?"
"Kasur lipat, gue tidur disini ya?"
"Siapa Ri?" tanya Lastya sambil mengikat rambutnya yang keluar dari kamar mandi.
"Ina, La." ucap Indri.
"Ina? Kenapa?"
"Gue nggak bisa tidur. Kalian kalo di kamar nggak pake kain yang buat nutup kepala itu ya?"
"Iya, kalo di kamarkan cuma gue sama Indri doang."
"Sebenarnya gue ke sini mau curhat juga sih. Gue juga bingung, kenapa gue mau cerita atau curhat sama kalian."
"Kita kan sahabat." ucap Lastya.
Indri yang tadi masuk kamar mandi, keluar dan menguap.
"Gue duluan ya, udah ngantuk." ucap Indri yang berjalan menuju tempat tidurnya sebelah kanan.
"Ya Tuhan, lo cantik banget, Indri. Dan mirip banget seperti orang Korea." seru Ina.
"Ya, makasih, gue memang keturunan Korea-Indo." jelas Indri, ia tak jadi tidur, malah duduk di bibir ranjangnya.
"Gue mau nanya sebelum curhat, bolehkan?"
"Boleh." ucap Indri dan Lastya bersamaan.
"Kenapa kalian diluar pakai penutup kepala?" tanya Ina dengan polosnya. Sebenarnya dia sangat penasaran dengan semua tentang kedua gadis itu. Semua tentang kedua gadis itu kini membuat dirinya semakin tertarik dan ingin terus bertanya semuanya kepada mereka.
Indri dan Lastya hanya tersenyum.
"Kenapa senyum?" tanya Ina polos.
"Gue aja yang jawab, La. Kain yang kita pakai buat penutup kepala itu namanya khimar. Khimar, atau dalam Al-Qur'an disebut dengan istilah Khumur, adalah kain yang menutupi kepala, leher dan menjulur hingga menutupi dada wanita dari belakang maupun dari depan (termasuk menutupi tulang selangka). Khimar harus menjulur lurus kebawah dari kepala hingga seluruh dada tertutupi. Aurat wanita dalam agama kami, agama Islam itu seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan hingga pergelangan tangan. Hal ini merupakan kewajiban bagi wanita yang beragama Islam yang sudah baligh." jelas Indri.
Ina hanya ber-oh ria menanggapi penjelasan Indri. Ia kemudian berdiri dan duduk di bibir kasur lipatnya itu.
"Kalian percaya nggak kalau gue itu adik angkatnya Yoon Gi?" tanya Ina yang membuat kedua gadis itu bingung.
"Gue adik angkatnya Yoon Gi." ucap nya lagi.
"Oh." hanya itu yang dapat keluar dari mulut kedua gadis itu.
"Apa?!" seru Lastya setelah sadar ke dunia nyata.
"Lastya, suara lo kecilin dong." ucap Indri yang menutup telinganya, Ina juga melakukan hal yang sama dengan Indri.
"Untungnya, ruangan ini kedap suara." tambah Ina.
"Beneran? Alhamdulillah." ucap Lastya, ia merasa tenang saat ini. Jika ruangan ini tak kedap suara, pasti semua penghuni asrama akan datang ke sini untuk melihat apa yang terjadi di ruangan ini.
"Jadi, lo adik angkat Yoon Gi?" tanya Indri.
"Iya, dan gak ada yang tau kecuali gue, ayah angkat gue, Yoon Gi dan kalian berdua. Jadi gue harap kita bisa saling menjaga."
"Ok."
"Besok gue ngajar les pulang sekolah di ruang bahasa. Lo ikut kan La?" tanya Indri.
"Lo ngajar les?" tanya Ina.
"Sebenarnya, gue ngajar les Yoon Gi..."
"Apa? Bagus lah." ucap Ina.
"...gue sebenarnya bingung, tapi karena gue segan, apalagi sama orangtua, gue terima deh. Semoga aja dia bisa diajak kerja sama." ucap Indri.
"Gue saranin lo sabar ya ngadepin oppa gue itu. Dia orangnya baik kok. Dan gue sedih lihat dia sekarang ini. Pendiam dan kadang gak peduli sama orang lain yang sebenarnya dia itu orangnya care banget. Gue percaya kok, lo pasti bisa jadi guru les Yoon Gi dan bertahan lama." kata Ina panjang lebar.
Indri yang mendengar itu hanya diam sambil berpikir. Dirinya kini semakin bingung saja. Namun ia memutuskan untuk ikhlas menjalankannya.
***Lemparan kedua yang masuk ke keranjang yang menggantung di tiang itu tak terlalu buruk. Hanya saja sebelumya bola itu berputar lebih lama di bibir ring. Satu napas terdengar, seperti lega tak terucapkan. Walaupun saat di Indonesia rekor bola yang masuk ke dalam ring sangat sedikit, tak lebih dari satu.
Baru pemanasan, masih banyak siswa lain yang akan memasukkan bola ke dalam keranjang itu sebagai poin yang akan dijadikan nilai praktek. Tinggi tiang itu tak dapat dipungkiri.
Pandangan gadis itu beralih ketika bertabrakan dengan Yoon Gi. Mengingatkan dirinya akan perjanjian yang diterimanya kemarin. Apalagi dengan Hye Bi, semakin mencurigakan, membuat gadis itu lebih waspada.
"Silahkan istirahat, pelajaran selesai." ucap guru olahraga yang tak lupa setiap saat membaguskan letak kacamatanya.
Tak sampai lima detik, Hye Bi dengan kedua dayangnya sudah menghadang Indri bersama Lastya dan Ina.
"Ada apa? Gue males sama akting drama Korea kalian yang pake acara nge-bully. Udah kuno banget." ucap Indri tenang.
"Apa lo bilang?! Lo jangan ngehina ya!" ucap Hye Bi kesal.
"Gue nggak ngehina. Sebenarnya mau kalian apa sih?" tanya Indri bingung.
"Kita peringatin sama lo, jangan deketin Yoon Gi. Bye." ucap Hye Bi dan langsung pergi dari hadapan Indri.
"Aneh, siapa juga yang mau deketin dia?"
***Assalamu'alaikum guys, update gua yeay. Semoga part ini jelas , aamiin. Jan lupa voment nya yooo.
Sibolga, 19 Jan 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Kim Indri [Complete]
Teen FictionIni berawal dari pertukaran pelajar yang dilakukan Indri dan Lastya yang lolos di salah satu Sma swasta yang terkenal di Seoul, Korea Selatan. Bertemu dengan seseorang yang membuat Indri kesal dengan sikap dan perilaku orang itu. Apa yang akan terja...