Chapter 33

9.2K 440 1
                                    



"Don't look at me like this. Aku tidak suka dikoreksi Queenie." Setelah mengatakannya dengan nada yang sedikit tajam, dia tersenyum kearahku. sweetest.

Aku terkekeh mendengar ucapannya barusan. "Kau mau membawa ku kemana bee?" dan aku hanya mendapat response senyuman lagi. Lagi-lagi senyuman yang manpu membuatku terbang seketika itu juga.

--//--

Satu setengah jam perjalanan. Kami akhirnya tiba di villa milik keluarga Pandu. Villa yang beberapa bulan yang lalu menjadi tempat mereka memberiku suprise.

"Sudah jam setengah tujuh Queen. Sebaiknya kamu masuk kamar dan mandi. Didalam ada baju ka Pranda, pakailah." Pandu menuntunku ke kamar yang dulu di tiduri Kyla dan Gita. Kamar yang penuh nuansa warna kuning.

"Aku akan mandi, setelahnya Bi Idan akan menyiapkan makan malam kita. Bi Idan sedang di dapur mungkin. Aku sudah bilang akan kesini dan melarangnya menyambut kita." Setelah menjelaskan, Pandu berjalan masuk kekamarnya.

Dua jam berlalu, setelah selesai makan malam. Aku berjalan kedepan, menikmati udara segar yang hanya bisa kuhirup saat disekitaran tempat ini.

 Aku berjalan kedepan, menikmati udara segar yang hanya bisa kuhirup saat disekitaran tempat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku berjalan sedikit agak jauh kearah bebatuan di belokan jalan sebelum kevilla. Aku duduk disalah satunya dan menikmati gemerlap lampu yang menghiasi sebagian kota dibawah sana. Gemerlap lampu tidak hanya bisa kita dapat saat kita di club saja, kan?

Aku menikmati udara yang membelai lembut pipiku. Tatanan rambutku sudah berantakan menjadi kesana kemari karna ulah angin.

"Hey." Tepukan lembut kurasakan di bahu kiriku. Pandu setengah membungkuk dibelakangku. Aku mengulum senyum menanggapinya. "Ayo ke villa. Disini dingin. Meskipun kau memakai sweater, belum tentu kau bebas dari masuk angin mengingat kau memakai celana pendek Bee." ucapnya penuh arti. Aku berdiri dan menyambut uluran tangannya kearahku.

Aku dan Pandu berjalan masuk kevilla. Duduk di ruang tamu, menghidupkan tv namun aku dan Pandu tidak menikmatinya. Tidak menikmatinya karena kami sibuk saling memandang. Sekitar sepuluh menit hanya itu yang terjadi, hebat bukan.

Aku pernah mendengar dari seseorang. Terkadang diam mampu membuat seseorang menyadari apa yang paling mereka inginkan.

"Queen" katanya memecah keheningan diantara kami. Aku mengedipkan mataku, lalu mengangguk pelan. "Can I ask you something?" Hal macam apa yang Pandu tanyakan. Aku menaikkan alisku sebelah dan menatapnya tajam. "Kau tidak perlu meminta ijinku untuk menanyakan sesuatu hal Bee."

Pandu tersenyum kearahku. "Can we have a sex before married?"

God damn it. Sex again.
Apa iya aku harus melepaskan Pandu setelah aku menjawabnya dengan - tidak -.

❤️💛💚
TBC

VOLUM II: HyggeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang