12. Plengki

154 20 4
                                    

Aisha sent "Arya. Aku pengen kita bertemu. Nanti bisa nggak?

Arya respon "Maaf Sha. Nanti saya ada acara. Hehe.. besok ya.. soalnya nanti saya mau menjemput saudara saya di terminal."

Aisha sent "Ya udah,besok ya.. kita bertemu di taman jam setengah tiga sore."

Arya respon "Beres.."

Ya. Hari ini gue memutuskan untuk menjemput saudara gue yang tinggal di Yogyakarta. Gue lupa kalau ternyata gue punya saudara yang tinggal di Jogja,tepatnya di daerah Sleman. Tahu-tahu gue punya saudara di sana,mending gue nggak usah nginep di rumah Pak Sudiro. Tetapi jika gue nggak ketemu sama keluarga Pak Sudiro,mungkin.. gue nggak akan ngerasain suasana suka dan duka seperti dulu. Gue cukup bersyukur aja dengan segala yang telah diberikan Tuhan.

Nesya sent "Kak,jadi jemput aku??"

Arya respon "Jadi. Lo udah sampai mana?"

Nesya sent "Udah di terminal. Kak Arya buruan ke sini ya. Aku takut."

Arya respon "Oke. Lo tunggu ya?"

Nesya sent "👌"

Nesya,adalah nama saudara gue yang akan ke sini. Meskipun dia perempuan,namun umur kita selisih 2 tahun. Dia ke Jakarta rencananya mau nyari pekerjaan di sini. Ah.. kalau gue mah,ogah. Mending gue di rumah daripada harus bekerja di gedung mewah.

Gue segera pergi menuju terminal buat pick up my sister (sok Inggris aja gue ini). Setibanya gue di sana,gue cari dia kaya' orang linglung namun belum kunjung ketemu. Gue heran. Kenapa coba setiap kali gue janjian sama seseorang itu susah ketemunya? Akhirnya setelah gue puterin terminalnya (nggak pakai baca talbiyah),gue ketemu juga sama Nesya.

"Nesya!!" panggil gue dari arah depan.

"Kak Arya. Kakak kemana aja sih? Aku takut tahu nggak. Untung nggak ada yang jahatin aku.." tuturnya.

"Ya elah. Lo jangan kebanyakan nonton sinetron dong. Jakarta itu nggak gigit kok. Nggak kaya' di televisi-televisi. Kalau di televisi kan ngegambarin bahwa Jakarta itu banyak pencopet. Ini? Nggak kan?? Ya.. emang sih ada. Tapi nggak seganas yang di televisi kok.." terang gue.

"Terserah Kak Arya aja."

"Ya udah,yuk balik. Lo nginep di rumah gue kan? Santai.. gue orangnya baik hati dan bijaksana. Gue nggak akan gangguin lo." ajak gue

"Hhh.." Nesya berdesah pelan seraya mengangguk.

***

"Jreng,jreng,jreng.. ini dia rumah gue.." ucap gue seraya membuka pintu.

"Wih.. gede ya rumah Kak Arya. Kak Arya nggak takut?"

"Takut?"

"Iya. Soalnya kan Kak Arya sendirian di sini."

"Nggak. Gue nggak sendiri kok." jelas gue. "Eo.." panggil gue pada Leo.

"Iya?" sahut Leo sembari berjalan menuju pintu.

"Dd..dia siapa?" tanya Nesya.

"Dia Leo. Keponakan Pak Jarot yang katanya seminggu di sini malah nggak jadi. Bayangin.. dia udah 2 bulan di rumah gue. Dan Eo,ini Nesya. Saudara gue yang tinggal di Jogja."

"Ya terus?" tanya Nesya.

"Ya gue pengen dia pergi." jelas gue sembari melirik Leo.

"Sinis banget sih lo Ar. Santai. Lusa gue balik ke Jaksel kok." terang Leo.

"Ya udah. Ayo masuk.." ajak gue.

Kini,rumah gue nggak sepi lagi. Ada gue,Zomi,Leo,dan satu lagi penghuni baru,Nesya. Gue sih enjoy-enjoy aja ada cewek nginep. Lagipula,dia adik gue kok. Hanya saja,Leo suka menggoda Nesya seperti yang saat ini dia lakuin..

Balada Jomblo NgenesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang