Sister Complex

1.7K 50 8
                                    

Tittle                : Sister Complex

Author             : She Spica Forest

Genre              : Family

Rating             : 15 ±

Desclaimer   : Fanfiction ini murni karya saya, hasil dari daya imajinasi saya yang lemah, yang sudah menghabiskan dua hari satu malam dalam proses pembuatannya. Jadi jika ada yang merasa keberatan, marah, kesal, muak, dan mual-mual ketika membaca FF ini, saya meminta maaf yang sebesar-besarnya. Karena itulah tolong hargai saya dengan tidak mengcopy-paste karya amatiran ini.

Tapi bagaimana pun juga saya adalah manusia yang perlu koreksi agar bisa memperbaiki diri. Jadi, please RCL~~~

*******************

Sore itu, saat hujan melanda Seoul untuk pertama kalinya setelah musim gugur yang panjang, Appa membawa yeoja itu pulang. Aku sedang menikmati secangkir kopi panas sambil membaca buku tugas kuliahku ketika mereka datang dengan sekoper kecil pakaian.

“Hai, Kyunnie, bagaimana harimu?” Appa menyapaku sambil membuka jas kantornya yang kebasahan. Dia pasti habis berlari menembus hujan di pelataran depan. Dari tingkahnya, sepertinya ia terburu-buru sekali. Seperti biasanya.

Aku mendesah. Mataku beralih kepada seorang yeoja yang dengan kikuknya merapikan rambutnya yang basah. Appa mengikuti arah pandangku.

“Ah...gantilah bajumu dulu. Kyunnie akan mengantarkanmu ke kamarmu.”

Aku menggeram, “Appa! Berhenti memanggilku kekanak-kanakan begitu!”

Appa hanya terkekeh, “Mian, kebiasaan. Kau tahu, seperti rutinitas minum kopimu yang berlebihan itu. Apa kau bisa berhenti jika aku memintamu?”

Aku mendengus sebal.

“Sudah ya,” Appa melirik jam tangannya dengan mendesak, “Aku harus kembali ke kantor.”Dia mengganti jasnya secepat kilat, menyambar tas kerjanya, dan berlari ke ruang depan.

“Ah Kyunnie! Jangan lupa ajak Hye Rim makan malam!”

Lalu terdengar suara pintu berdebam. Aku bertolak pinggang seraya menghembuskan napas geram.  Tiba-tiba gerakan kecil Hye Rim yang kaku mengalihkan perhatianku. Dia tampak tidak nyaman. Dan kebasahan. Aku sedikit kasihan padanya atas semua prilaku keseharian aku dan Appa yang menyebalkan ini.

“Ayo ku antar ke kamarmu.”

Aku tahu dia mengikutiku di belakang, tetapi cara berjalannya yang tanpa suaraku itu benar-benar menggangguku. Aku seperti diikuti saja oleh hantu.

“Ini kamarmu,” aku membuka sebuah kamar bernuansa ungu hasil karya pekerja bayaran Appa. Aku sedikit tertegun menatap kamar super feminim minimalis ini. Sebelumnya kamar ini adalah ruang baca Appa yang terbengkalai hingga akhirnya disulap sedemikian rupa. Aku tidak pernah mengikuti perombakan kamar ini. Yang ku tahu kala itu berisik sekali. Banyak barang-barang baru di masukkan ke sini dan benar-benar mengganggu waktu istirahatku. Dan sekarang, setelah semua kesibukan itu selesai, aku cukup kagum dengan hasil para pekerja itu. Ini setimpal dengan tidur siangku yang tertunda selama seminggu.

“Aku… aku akan menempati kamar ini?” Hye Rim menatapku tak percaya. Sepertinya dia sama takjubnya denganku.

“Kau wanita pertama di rumah kami. Jadi ku rasa ini adalah hasil terbaik yang bisa lelaki tua ituberikan padamu.”

Sister ComplexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang