Keesokkkan harinya, Naura benar-benar mogok bicara kepada Putri. Begitu datang ke kelas, Naura langsung minta tukar tempat duduk. Terserah dengan siapa saja, yang penting bukan dengan Putri. Putri sendiri hanya bisa menghela napas pasrah, karena Putri tahu kesalahannya.
Sebenarnya, siang ini Putri berniat meminta maaf dan menjelaskan semuanya kepada Naura. Tapi sebelum itu, sepertinya ia harus meluruskan suatu hal.
"Valdo kemana?" tanya Putri pada salah satu anak kelas Valdo. Putri memang berniat untuk menemui Valdo lagi hari ini.
"Kayaknya tadi udah mau pulang, deh. Coba cari aja di parkiran."
Putri mengangguk dan mengucapkan terimakasih sebelum meninggalkan kelas Valdo.
"Woy, Put!" Sapa seseorang saat Putri melewati kantin. Putri menoleh dan menyadari bahwa yang menyapanya adalah Valdo.
"Nah, kebetulan banget gue ketemu lo! Gue mau ngomong dulu, nih, sama lo."
"Jadi?" tanya Valdo saat mereka sudah duduk di salah satu bangku kantin.
"Gue mau penjelasan lo, deh."
Valdo mengernyitkan keningnya. "Penjelasan tentang?"
"Ya, lo suka sama Naura atau nggak."
"Put, kita udah bahas ini kemarin. Kan gue udah bilang." Valdo menjawab sambil sesekali menghela napas.
Putri berdecak. "Ya tapi kata-kata lo nggak spesifik, Do. Lo sama sekali nggak bilang kalau lo suka, atau seenggaknya lo tertarik gitu sama Naura."
"Ya, emang gue harus bilang ke lo, gitu?"
"Oke, oke. Gue tau, kok, kalo lo emang nggak mau jujur sama gue. Bukannya gue kepo, atau gimana, ya, Do. Tapi gue kasian sama Naura. Dia udah lama banget, naksir sama lo—dan kayaknya lo emang udah tau hal ini kan?" jawab Putri sambil sesekali mengecek bagaimana reaksi Valdo.
Valdo hanya mengangguk singkat.
"Gue nggak minta lo jujur ke gue soal perasaan lo, toh kalo misalnya lo emang suka sama dia balik, gue pasti seneng banget. Cuma, kalo lo emang suka sama dia balik, buat dia tau hal ini, Do. Buat dia tau kalau lo juga suka sama dia. Gue kasian liat Naura yang setiap hari selalu liatin lo dari jauh doang, nguntit lo kemana-mana, padahal lo asik banget sama kamera lo itu.
"Gue emang nggak harusnya ikut campur masalah ini, tapi Naura tuh kalau nggak dibantuin nggak bakal bisa maju. Menurut dia, liat lo dari jauh aja udah cukup. Tapi sebenernya dia mau lebih. Ya, mungkin lo juga beranggapan kalo liat dari jauh aja udah cukup, tapi, emang lo nggak mau gitu, punya satu hubungan khusus sama orang yang lo suka? Terlepas dari gue yang nggak tau sebenernya lo suka atau nggak, nih, sama Naura," jelas Putri menumpahkan apa yang mengganjalnya selama ini.
"Gue tau, kok, soal itu." Valdo berkata sambil membuka tas disampingnya, menampakkan sebuah kamera.
Putri yang melihat hal itu mengernyit bingung.
Beberapa detik, kamera itu menyala. Valdo membuka bagian galeri, menggesernya lumayan ke atas karena banyaknya foto-foto yang ia miliki. Lalu, berhenti pada satu foto, dan menunjukkannya kepada Putri.
"Kalo nggak salah ini gue ambil waktu gue nggak sengaja ketemu dia di taman sini, sama lo. Sebenernya gue tau, sih, kalo ada yang ngikutin gue, terus waktu itu di taman lagi sepi. Dan waktu gue jalan ke kantin, dia udah nggak ada disana." Valdo menjelaskan foto yang ia tunjukkan kepada Putri. Di foto itu terlihat Naura yang setengah badannya tertutup pohon karena ia sedang bersembunyi, dan Putri berdiri di sampingnya. Wajah Naura menunjukkan raut wajah kesal karena saat itu, Putri menginterupsi acara menguntit Naura.
Setelah melihat itu, senyum Putri terbit. Valdo mungkin tidak ingin berbicara secara terus terang pada Putri tentang perasaannya, tapi dari kamera itu, Putri mengetahui suatu hal.
Jangankan foto Naura saat di taman yang ada pada kamera Valdo, Putri tadi melihat beberapa kegiatan lain Naura saat menguntit Valdo yang berhasil tertangkap oleh kamera Valdo. Putri sampai berpikir sebenarnya temannya itu menguntit dengan cara apa, sih?
"Yaudah, Do, apapun itu, resapi omongan gue yang tadi baik-baik. Makasih banget udah mau ngobrol sama gue, sori kalau gue terlalu mencampuri urusan lo atau gimana. Gue pamit dulu." Setelah itu Putri beranjak dari bangku kantin dan meninggalkan Valdo di sana.
Sekarang, minta maaf sama Naura.
=====
ada picspam nih
Akhirnya update. Janjinya padahal 2 minggu setelah uas ini malah udah lebih. Mungkin kurang 2 part lagi end, nggak tau juga sih wkwk.
Jadi menurut kalian gimana, Naura bakalan ditembak atau nggak nih sama Valdo?
oiya, Nauracamera udah satu tahun ini ternyata berada di dunia wattpad. Ternyata nyelesain satu cerita yang termasuk pendek ini susah. Doain semoga cepat selesai ceritanya.
Ada yg kelupaan wkwk. Tolong ya/minta tolong terus:')/ vote aku di cover contest nya kak Re ReeLyond yang bab 28
(Link nya aku taruh di kolom komen, atau bisa lewat profile aku aja)
Thankyouuu❤Udah kayaknya itu aja, see you!
[12/12/16]
-IGN-
KAMU SEDANG MEMBACA
Nauracamera
Short StoryValdo menyukai fotografi. Bisa dibilang, fotografi adalah hidupnya, dunia nya. Kamera tidak pernah terlepas dari genggamannya, saat berada di sekolah sekalipun. Naura menyukai Valdo. Dapat dikatakan bahwa Valdo juga sebagian dari hidupnya, dunia nya...