Pada nyatanya hingga pukul 5 sore Alby belum juga kembali kehadapannya.
Della masih terus menangis, ia menelungkupkan wajahnya diantara kedua tangannya. Sementara Clara mengusap punggung Della sekedar menenangkan.
Elsa datang dari dapur, ia membawa nampan berisi segelas teh hangat. "Dell, ini diminum dulu. Setidaknya masih ada pengganjal dalam perut lo," ujarnya meletakkan teh hangat tersebut diatas meja.
Della tak menggubris, ia masih terus menangis, "Lo harus semangat Dell, siapa yang bakalan jadi penyemangat Alby kalo lo juga jadi lemah kayak gini?" Clara bertanya sendu.
Della mengangkat wajahnya yang sedari tadi ditelungkupkan, lalu ia mengusap air matanya. "Gue cuma pengen Alby balik, gue khawatir banget," ujar Della diiringi senggukan. Lalu Della melanjutkan lagi, "Gimana kalo Alby kelaperan? Gimana kalo ada yang jahatin dia diluar? Gimana kalo Alby kehausan?"
"Alby bisa jaga diri Dell, Alby kuat. Lo tau itu." timpal Elsa yang diangguki oleh Clara.
"Mana Alby?" Suara berat khas pria itu mengintrupsi percakapan ketiganya. Disana, diambang pintu, ada Nicho--Papa Alby, yang baru saja datang masih lengkap dengan pakaian kerjanya, ditambah wajah khawatirnya.
"Papa?" Della menggumam pelan, lalu bangkit dari duduknya menyambut Nicho.
Ya, setengah jam yang lalu, Della menelpon Nicho. Della mengatakan sampai sekarang Alby belum kembali kerumah, Della yang menelpon dengan keadaan menagis membuat Nicho menjadi khawatir dan segera menuju rumah Della dan Alby.
Nicho menghampiri Della yang langsung di salim oleh Della, "Ada apa Della? Kenapa Alby pergi? Kalian berantem?" rentetan pertanyaan itu hanya dijawab gelengan oleh Della.
"Lalu?" tanya Nicho, ia merangkul Della, membawa Della menuju sofa dan duduk disana.
Della tertunduk, ia juga bingung harus menjelaskan mulai dari mana. Yang jelas Nicho akan bingung jika Della menjelaskan hanya dari pokok permasalahannya saja.
"Cerita sama Papa, biar Papa tau," Nicho masih mencoba membujuk Della.
"Alby berantem sama Jason, Pa," hanya kalimat itulah yang meluncur dari mulut Della.
Dahi Nicho berkerut pertanda bingung, "Jason sahabat Alby itu bukan?" Della mengangguk mengiyakan. "Jason udah lama nggak main kerumah. Tapi kok bisa berantem?" Nicho masih mencoba bersikap tenang, walau dari dalam hatinya ingin sekali mencekik Alby atas kelakuan Alby. Anak payah! Lanjutnya dalam hati.
Benar apa kata Alby, bahkan Nicho sama sekali tak tahu bagaimana kondisi Alby selama ini. Nicho sama sekali tak tahu-menau mengenai masalah yang menimpa hidup Alby.
"Papa pernah tau mengenai kondisi Alby selama ini?" pertanyaan Della semakin membuat Nicho bingung, lipatan di dahinya semakin bertambah.
"Alby baik-baik aja selama ini," jawab Nicho mantap pada akhirnya.
Della mengangguk seraya tersenyum miris, baik-baik aja, pikirnya mengulangi jawaban Nicho.
"Malam Om," Paul datang bersama Joshua lalu menyalim Nicho.
"Mana Alby?" tanya Della langsung.
Paul dan Joshua menunduk, lalu menggeleng. "Belum ketemu," jawab Joshua.
"Risky kemana?" Tanya Clara kali ini.
"Risky masih nyari Alby, kita pisah ditengah jalan," jawab Paul. "Maaf ya Dell," lanjut Paul.
"Sebenarnya ada masalah apa kalian ini?" Nicho yang sedari tadi penasaran tak tahan untuk tidak bertanya.
"Begini Om," Joshua mencoba menjelaskan. "Semenjak kecelakaan yang menimpa Aldy, hubungan antara Alby dan Joshua udah merenggang. Dan tadi disekolah, mereka terlibat perkelahian," jelas Joshua yang masih membuat Nicho semakin bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved Alby
RomanceMenikah di usia muda bukanlah perkara mudah. Dimana dua orang yang saling tidak mengenal di satukan dan berinteraksi setiap hari dengan sifat masing-masing yang bertolak belakang. Mulanya Alby Stefanus Feehily dan Fradella Agatha Saolin menikah dika...