Coincidence

240 29 0
                                    

"Jackson! Ini kali ketiga aku memanggilmu," tiba-tiba Namjoon memukul bahu Jackson.

"Ada apa, sih?" Jackson bertanya,

"Itu, No. 1 memanggilmu," Taehyung berkata. Jackson hanya menganggukkan kepalanya dan menatap pria yang usianya mulai berkepala empat tersebut. Ia pun meninggalkan sarapannya dan berjalan menuju No. 1, tak lain dan tak bukan adalah ketua dari organisasi ini, Park Jinyoung. Mengapa diberi julukan No. 1? Karena ada dua Park Jinyoung di sana, dan Jinyoung yang satu itu dijuluki si No. 2.

Jackson memberi hormat kepada No.1, karena ia adalah ketua dari organisasi tersebut. Jackson pun menatap matanya,

"Ada apa?" Jackson bertanya.

"Sudah saatnya kita menjemput anakku," No.1 berkata. Jackson menghela nafasnya,

"Ini tak semudah yang kita bayangkan," Jackson menjawab. No.1 tersenyum dengan sedih,

"Kau tidak ingin mendapatkannya kembali? Kau tidak ingin ia kembali padamu?" No. 1 bertanya. Jackson memijit kepalanya dengan lelah,

"Sudahlah, kau belum makan. Makan dulu, sana..." No.1 berkata lalu menepuk bahu Jackson. Jackson menganggukkan kepalanya, lalu berbalik ke arah mejanya.

"Ada apa?" Tiba-tiba Taehyung bertanya. Matanya berbinar-binar penasaran dengan cerita Jackson, namun Jackson hanya menggelengkan kepalanya. Taehyung pun memanyunkan bibirnya,

"Soal si mata violet?" Tiba-tiba Namjoon bertanya. Jackson menganggukkan kepalanya, lalu menyuapkan makanan ke mulutnya dengan malas. Namjoon lalu tersenyum, lalu menatap wajah Jaebum, Taehyung dan Yugyeom yang kebingungan.

"Ada yang kita tidak tahu?" Jaebum bertanya. Namjoon lalu tertawa,

"Tiap orang berhak memiliki rahasianya masing-masing, bukan?" Namjoon bertanya di tengah tawanya. Semuanya hanya menghela nafas dan memanyunkan bibirnya.

"Sudahlah, kita makan dulu." Jackson berkata. Semua menganggukkan kepalanya,

"Jackson hyung, boleh tolong tanda tangan ini?" Tiba-tiba seseorang bertanya. Jungkook, itulah namanya. Seorang siswa baru yang berbakat. Jackson hanya mengangguk dan mengambil pulpen a.

"Terimakasih," Jungkook berkata sambil membungkuk. Jackson menganggukkan kepalanya,

"Kemungkinan anak itu untuk ikut tim kita sangat besar." Yugyeom berkata. Semua menganggukkan kepalanya, setuju.

"Semuanya perhatikan!" Tiba-tiba No.1 menepukkan tangannya. Semua pun langsung terdiam, memerhatikan No.1.

"Hari ini, akan ada seorang dari kumpulan siswa kita yang akan mulai beroperasi, dan masuk ke dalam salah satu tim unggulan, tim Jackson." No.1 berkata. Semua langsung berbisik-bisik,

"Namanya adalah, Jeon Jungkook. Selamat..." No.1 berkata. Semua bertepuk tangan sambil menatap wajah Jungkook yang tampak tidak percaya.

"Jungkook silahkan pindah ke meja Jackson, sekian pengunguman hari ini." No.1 berkata. Jungkook pun berjalan ke arah meja Jackson dengan canggung.

"Kookie~" tiba-tiba Taehyung memanggilnya lalu memeluk Jungkook dengan erat. Semua tertawa, dan Jackson tersenyum kecil. Mereka pun terdiam,

"Diantara hyung-mu ini, siapa yang paling kau kagumi?" Tiba-tiba Jaebum bertanya.

"Jackson-hyung..." Jungkook berkata sambil tersenyum. Semua mengangguk-anggukkan kepalanya. Sekali lagi, Jackson hanya tersenyum.

"Ah, ngomong-ngomong, apakah hyung mengenal Hwa-Young noona?" Tiba-tiba Jungkook bertanya. Jackson dan Namjoon membelalakkan matanya,

"Jungkook, Namjoon, kita harus bicara." Jackson berkata dan berjalan dengan buru-buru, diikuti oleh kedua anggotanya.

Jackson menggiring kedua anggotanya ke arah kantornya. Tidak besar, ukurannya 3x3 meter persegi.

"Jungkook." Jackson memanggilnya dengan kaku. Namjoon hanya menghela nafas,

"Darimana kau tahu tentang Hwa-Young?" Namjoon bertanya. Jungkook menelan ludahnya,

"Hwa-Young noona itu sepupuku. Ia sering bercerita tentang Jackson-hyung. Tapi aku tidak tahu dimana ia berada, jadi aku tanya hyung karena hyung terlihat dekat dengan noona..." Jungkook berkata dengan suaranya yang bergetar. Jelas ia takut dipanggil oleh Jackson. Tidak ada orang yang tidak takut dengan Jackson, kecuali No.1 tentunya.

Jackson menghela nafas, lalu meremas rambutnya dengan kesal. Namjoon tersenyum, sedangkan Jungkook menatap meja dengan tegang.

"Baiklah, kamu boleh pergi. Apapun yang kita bicarakan tadi, jangan disebarluaskan." Jackson berkata. Jungkook menganggukkan kepalanya dan berjalan ke luar ruangan Jackson.

"Wah, Jackson. Aku tak pernah melihatmu setegang itu tadi. Orang-orang memerhatikan kita saat kita mendadak pergi." Namjoon berkata,

"Bukankah orang-orang memang suka memerhatikan kita? Apalagi perempuan-perempuan itu?" Jackson bertanya dengan kesal. Namjoon menghela nafas, ia sudah terbiasa melihat tingkah sahabatnya yang agak temperamental itu.

"Sudahlah, tampaknya sebentar lagi No.1 memanggil kita." Namjoon berkata. Jackson menganggukkan kepalanya

-----

Haai, berhubung UAS sudah selesai, aku bisa update cepet. jangan lupa like+vomment yaa

Hidden- A Jackson Wang FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang