chapter 1

58 2 2
                                    


"bim gimana soal tanah di puwekerto lo udah urus semua" tanyak daffa

"nah itu dia bro, gue mau bahas soal tanah yang di puwekerto" jawab bima sekertaris dafaali

"yaudah bahas diruangan gue aja" ajak daffa kepada bima

Sesampai diruangan dafaali

"duduk bro, lo mau minum apa ?" tanyak dafaali

"wine ada bro?"
"gila aja lo, lo kira kantor nenek moyang lo apa" dengus dafaali

"haha sory sory bos, becanda gue" jawab bima sambil terkekeh melihat dafaali

"coca colla aja deh bos" pinta bima

Dafaali segera menghubungi OB

"tolong antarkan 1 coca cola dingin dan green tea , keruangan saya" ucap dafaali kepada OB lewat sambungan telefon

"nah sekarang lo jelasin gimana keadaan tanah yang kita incar itu ?" Tanya dafaali penasaran

"gini bos, orang yang punya tanah ini mau ngejual tanahnya sama kita—'"jelas bima tapi dipotong dengan dafaali

"bagus dong, terus permasalahan nya dimana?" tanyak dafaali pensaran

" yeee si bos, belum juga selesai ngomong bos, dah main potong2 aje kayak es potong"ledek bima kepada dafaali

"iyaiya maap, udah cepet lanjut"

"permasalahannya ni bos, anak yang punya tanah ini gak setuju kalau tanahnya dijual bos"lanjut bima dengan ekspresi yang sok sok di melas

"pokoknya dengan cara apapun kita harus dapetin tuh tanah bim, gue gak mau tau lo harus dapetin tanah yang gue mau" ucap dafaali tegas

"iyeiye galak amat bos, gue usahain yaa, tar anak buah gue turun tangan juga"

"bagus, gak sia sia gue milih lo jadi sekretaris gue bim" kata dafaali mengumbar senyum yang jarang dikeluarkannya itu

"duh bos lo bikin gue melting aja lihat senyum lo, lama lama gue jatuh cinta sama lo bos" ucap bima mengedip ngedipkan matanya ke dafaali

"ih najis, amit amit lo, lo kira gue LGBT" dafaali menatap garang pada bima

Disisi lain disebuah desa

"april. Ayuk ndok kita pulang" ucap seorang paruh baya

"nggeh pak e" jawab april kepada bapaknya

"ibu e masak apa ndok ?" tanyak sang bapak

"sayur ubi , ikan asin pak e" jawab sang putri

"uuu uenak tenan ndok, nggak sabar pak e mau mangan (makan)"

Sesampai dirumah mereka melihat mobil mewah terpakir rapi didepan teras rumah mereka

"ini mobil siapa pak e ?kok aku baru pertama melihatnya ya ?" tanyak april penasaran

"iya ndok, pak e baru melihatnya juga"

Terdengar sampai keluar rumah percakapan antara ibu e dengan seseorang yang tidak diketahui mereka

"ayuk pak e kita masuk, ibu e sedang berbicara dengan siapa ?" ajak april, dia takut kalau terjadi sesuatu dengan ibu tercintanya

"assalamualaikum buk e" aprill mengucapkan salam sambil mencium tangan ibu e

" waalaikum salam ndok, ayuk masuk, mandi lalu ganti baju, setelah itu kita akan bicara ndok" ucap ibu purwa kpda april

"nggeh buk e" april berbalik dan langsung menatap sepasang mata hitam gelap yang sedang merhatiinnya dengan intens

BERSAMBUNG



enggak denggg , cusss lanjuttt wkwk !

'kenapa dia menatapku seperti ingin memakan ku hidup2, hiyyy ngeri...' batin april , april bergidik ngeri

Sedangkan dafaali berbicara dalam hatinya

' subahanallah ini orang apa bidadari cantiknya nauzubillah, mata hazelnya itu, memancarkan cahaya yang tak pernah gue temukan dimata wanita2 yang pernah gue kencani'

"bosss, itu anaknya yang nggak mau ngejual tanahnya ke kita, namanya kalo nggak salah ap...appp.apa ya bos gue lupa ni" bima mencoba mengingat mengingat kembali nama gadis yang pernah di temuinya

"apaan sih lo berisik, gila cantik banget tu cewek" puji daffaali tak bisa berpaling darii makhluk ciptaan tuhan satu ini, pahatan wajah sempurna, rambut hitam sebahu, bulu mata lentik, mata hazel, hidung mancung (kayak plosotan TK wkwk abaikan), bibir tipis rasanya gue ingin mengecup dan melumatnya, errr bodinya mungil tapi punya pahatan yang indah , dengan kata lain seksii.
"bos lo gak boleh jatuh cinta sama gadis itu, mau lo kemanain nenek lampir kesayangan lo itu" bima mengingatkan daffaali tentang hubungan daffaali dengan tamaraa , ya tamara adalah wnita yang terobsesi dengan dafaali , terobsesi dengan cinta lebih tepatnya harta keluarga dafaali, karena keluarga dafaali orang terkaya petama di Negara ini.

"kamu apa apaan sih, natapnya begitu, kayak gak pernah lihat cewek saja" sengit april karena jengah dipandang intens oleh dafaali

"eh..ee apa tuh, eh gue mau tanyak kenapa lo gak mau ngejual tanahnya ke gue?" gelagap dafaali karena di tatap oleh april

"ya gapapa atuh, itu asset berharga keluarga aku satusatunya, jadi aku gak mau itu dijual, apa lagi mau dibikin bisnis gak jelas kamu itu, sekarang lebih baik kamu dan temenmu itu pulang" tegas aprill dengan muka yang di garangin

Setelah perdebatan panjang itu akhirnya dafaali dan bima mengalah, tetapi dia tidak akan menyerah gitu aja, masih ada seribu cara diotak gantengnya itu untuk mendapatkan tanah tersebut, mereka segera pulang kejakarta, dan menyusun rencana kembali.

Bima bergidik ngeri melihat bosnya tersenyum seperti orang gila

"bos lo baik2 ajakan, lo gak lagi sakitkan ?" rentetan pertanyaan keluar dari mulut bima yang sedang menyetir, sedangkan tangan satunya diletakkan diatas dahi dafaali untuk mengecek suhu tubuh dafaali

"apaa sih lo bim, sehat kali guee" dafaali menepis tangan bima didahinya

"ya kali bos, lo senyum2 kayak orang lagi jatuh cintaa, ehh emmm jangan jangan lo beneran jatuh cinta sama gadis desa itu ya bos" SEKAK MAT

"eh aa apa lo, gila aja gue jatuh cinta sama tuh cewek, mikir mikir kali gue milih cewek, dia bukan tipe gue bim" jawab dafaali, bohong ya dafaali sedang berbohong , sejak pertama kali ketemu gdis desa itu dia sudah jatuh cinta pada pandangan pertama

"kalo lo suka sama tuh cewek gue setuju deh bos, kayaknya gadis baik baik deh dia, polos banget, beda sama tamara gayanya aja udah kayak tante pirang, ngurut dada deh gue bos kalo dapet cewek kayak tamara" ucap bima menggebu2 karena ketidak sukaan dengan tamara

"tante girang pe'ak, bukan pirang, hahaha itu maunya lo, eh tapi bener juga yaa, gimana kalo gue manfaatin tuh cewek buat dapetin tanah didesa itu"

"boleh juga tuh bro, tpi jangan pake hati yaa, susah sendiri nanti lo broo" goda sekretaris dafaali

Ya walau dafaali mengakui bahwa april tidk secantik dan sesexy tamara, tapi hatiya teerus berdentum bila mentap atau memanggil nama gadis desa ituu

"huhhh sepertinya gue butuh penyegaran malam ini, bim temanin gue ke club nanti malam" ucap dafaali yang tak terbantahkan

"siap bos"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 14, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BECAUSE OF LANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang