one

2K 69 28
                                    


"Sial mereka membuatku basah hanya dengan memandang mereka!" itu suara Rosaline, gadis berambut merah yang dari tadi khusyuk mengamati barisan cowo-cowo seksi di kampusnya. Dia gadis galak, dengan mulut yang tak pernah tersaring, tapi memiliki hati selembut sutra. Di sebelahnya duduk Jane Meyer yang sedang sibuk dengan bukunya.

"Jane! Kau mendengarku tidak sih!" Rosaline Patron atau biasa dipanggil Rose kembali berbicara. Jane, teman sehidup sematinya hanya memutar mata. Gadis manis dengan dua lesung pipi itu sudah hapal betul kebiasan Rose ketika di kampus.

Jane dan Rosaline sudah berteman dari sekolah dasar berlanjut hingga sekarang. Mereka seperti saudara kembar, karena di mana ada Jane di situ ada Rose. Bagi Jane, sekalipun temannya banyak untuk disapa, tempat dia pulang adalah Rose. Begitupun menurut Rose. Mereka cukup terkenal, Jane yang manis, tertutup dan ketus, dan Rose yang seksi, nyaring, dan tak main-main galaknya.

"Setidaknya bicara padaku! Aku seperti berbincang dengan patung." Gerutu Rose.

"Aku mendengarmu Ms. Patron. Kau basah dan kau butuh seseorang untuk hasrat sialanmu itu." dengan kesal akhirnya Jane menjawab omong kosong temannya.

Mereka sedang berada di cafetaria kampus. Tempat mereka adalah yang paling strategis untuk memangsa pemandangan. Pemandangan yang  dimaksud adalah sosok-sosok seperti yang dibicarakan Rose tadi. Segerombol cowo-cowo yang memiliki tampang di atas rata-rata. Jane mendengus melihat gaya cowo-cowo itu. Jane pikir mereka adalah geng, tapi siapa yang peduli. Jane bahkan tak menikmati acara tebar pesona mereka. Memuakkan. Tapi Rose bahkan melihat mereka tanpa berkedip!

"Kau benar Ms. Meyer. Jadi bagaimana jika nanti malam kau menemaniku ke XNO? Hasratku perlu kusalurkan." Ucap Rose sambil menyeringai. XNO adalah nama klub malam yang sedang naik daun di daerah mereka. Tempat Rose menghabiskan hampir seluruh malam hidupnya.

"Baik. Jika kau tak masalah bila aku datang dengan piyama kesukaanku." Balas Jane.

"Maksudmu piyama kumalmu itu?! Yang benar saja Jane Meyer! Kapan sih kau mau melemaskan otot-ototmu itu?!" Rose kelihatan kesal. Bibirnya menggerutu.

"Aku bisa yoga. Tenang saja, ototku terjaga." Balas Jane santai. Iya, Jane memang tidak pernah ke tempat seperti itu. Udik memang. Tapi Jane tak suka ke tempat ramai. Phobia kecil yang dia miliki dari dulu.

"God! Bukan otot badanmu! Otot itu-mu terlalu kencang Jane! Kau bahkan mungkin tak bisa bernafsu melihat Johnny Depp telanjang!" Balas Rose sambil melirik ke area bawah Jane. Jane melotot kesal pada Rose sebelum akhirnya mendengus tak peduli.

"Johnny Depp sudah tua." kata Jane sambil mengangkat bahu tak peduli.

"Baiklah, bagaimana jika Calvin telanjang?"

"Calvin who?" Calvin Harris? Oh ayolah Dj itu sudah jadi model celana dalam, dan bukannya bernafsu Jane malah merasa mual entah kenapa.

"Calvin Roger! Jangan kau pikir aku tidak tahu, dia masih mendekatimu, kan?! Jadi ceritakan padaku kenapa kau menolak sperma emas seperti dia?!" Jane hampir tersedak mendengar ucapan Rose. Matanya melotot seperti ingin mencabik mulut Rose yang suaranya keras bukan main.  Calvin Roger adalah temannya satu fakultas. Dia cukup tampan. Mm sangat malah. Tinggi tegap, dan berotak. Gadis-gadis di kampusnya bahkan sudah membuat antrian untuk tidur di ranjangnya. 

"What?! Kabar darimana itu? Aku tak pernah menolaknya!" Balas Jane sengit. Dia bahkan tak peduli bila seluruh isi cafetaria mendengarnya. Calvin memang mendekatinya. Tapi hanya sebatas itu.

Hanya sebatas itu, iya kan?

"Jadi kau menerimanya?!" Rose terlihat syok.

"Tentu saja iya. Aku terlalu tampan untuk dilewatkan. Iya kan, Sunshine?" Jane dan Rose melotot kaget. Demi Tuhan! Sialan Calvin! Sejak kapan dia datang dan duduk di sampingku?! Batin Jane kaget. Matanya melotot tak percaya. Cowok ini keturunan setan atau bagaimana sih?

KEEP YOU SAFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang