Entahlah?

124 7 0
                                    

Maapkeun author yang buat ceritanya ujian ujian mulu :v maklum lah judulnya juga 'My Junior High School Story' pasti menceritakan kisah SMP.

❤❤

Hari sabtu, kami melaksanakan bersih-bersih untuk kegiatan tryout yang dilaksanakan Senin esok. Baru seminggu kemarin melaksanakan UAS, minggu ini kami harus menghadapi tryout. Maklum. Siswa kelas sembilan, sudah sibuk sana sini.

Pak Mujib memasuki kelas dengan lembaran kertas kecil yang sudah dapat ditebak yaitu, kartu tanda peserta ujian. Beliau memanggil nama dan membagikan satu per satu. Setelah mendapat kartu, kami boleh pulang.

Aku melirik jam tanganku. Masih pukul 09:30 . 'Masih pagi?', batinku. Sebenarnya aku ingin refreshing terlebih dahulu bersama temanku. Namun apa daya, Bianca memutuskan untuk pulang bersama Riani. Fika dan Rianti memutuskan untuk pulang. Husna,Marsha,Annisa,Zulfani dan teman lainnya memutuskan untuk berwifi.

Tetiba otakku muncul bohlam kuning yang entah datangnya dari mana. Aku menaiki tangga menuju kelas IX G untuk menemui Sabilla dan mengajaknya pergi. Semoga saja dia mau.

"Eum.. Ningsih, tolong panggilin Sabilla dong.", kataku kepada anak IX G yang dulunya adalah teman sekelasku sewaktu kelas VIII. Ningsih segera memanggil Sabilla dan keluarlah Sabilla dari dalam kelas. Kacamatanya masih menghiasi penglihatannya. Aku heran mengapa dia tidak risih sama sekali.

"Eh Ivona. Kenapa Von?", tanya Sabilla, tak lupa melontarkan senyuman padaku. "Kamu lagi apa di dalam kelas ? Ada acara ?", dan kata-kata yang satu ini sulit untuk ku ucapkan namun tetap ku ucapkan "Ke Plaza yuk", akhirnya aku mengucapkan kata-kata itu. Lega rasanya. Aku hanya menunggu jawaban dari Sabilla. Jika dia menerima i'm so happy. Namun jika dia menolak aku rapopo.

"Gimana ya.. Tapi aku ada janji sama Kak William", kata Sabilla. "Duh. Jadi kamu ngga mau ke Plaza nih?", lagi-lagi aku menanyakan hal itu.

"Sebenarnya aku mau banget Von. Duitku juga cukup. Tapi maaf banget. Aku ga bisa batalin janji sama Kak William", katanya sambil mengulum kedua bibirnya.

"Yaudah. Apa perlu kalian ketemuannya di Plaza aja?", kataku.

"What? Kok ketemuan? Kan tadi dia bilang ada janji? Ah kau ceroboh dalam berbicara, Ivona", batinku

"Boleh juga tuh. Oke bentar ya aku LINE dulu. Abisnya dia gaje. Dari pagi aku line belum jawab. Kalo misal dia enggak jawab, kita pergi berdua aja ya?", Sabilla mengangkat satu alisnya.

Aku yakin bahwa dia setuju akan rencanaku yang mengajaknya ke Plaza. "Bentar. Aku ambil tas dulu", Sabilla memasuki kelas dan mengambil tasnya, kemudian kita menuruni tangga bersama.

Aku ingin membuktikan pada teman kelasku yang sedang berwifi ria di depan kelas, bahwa temanku tidak hanya mereka. Haha. Ketawa jhd.

❤❤

Kita menunggu bus jurusan Purwokerto tepatnya Gramedia Tamara Plaza. Sedari tadi kami menunggu, tak kunjung bus berseliweran. Jangankan berseliweran, lewat satu buahpun tidak.

Sebuah mobil lamborghini silver mendadak berhenti di hadapanku dan Sabilla.

"Kaya mobil Alex", batinku. "Itukan mobil Alexander. Kok berhenti ya Von? Mogok? Atau rodanya kempes?", tanya Sabilla lirih, hampir berbisik.

Kaca mobil yang gelap terbuka, menampakkan wajah kuning langsat dihiasi beberapa bintik merah a.k.a jerawatpun menatapku.

"Mau kemana?", tanya Alex. Saat berkata "kemana", Alex menampakkan behelnya, membuatku semakin ... you know lah :v

"Plaza, Lex. Anterin yok. Bis lama nih tunggu dari tadi. Pacar lu kasihan nih", Sabilla membujuk Alex, tepatnya meminta tebengan.

Aku menyikut Sabilla kasar. "Ah ngga usah. Silahkan aja elu mau pergi kemana mas. Kita nggak butuh tebengan", aku tersenyum miring.

My Junior High School StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang