"Pandu! Kau tak bisa meninggalkan ku begitu saja. Jangan kau pikir setelah kau mengucapkan kata putus lalu aku akan menjauh dari mu! Kau salah" suara nyaring dari tengah lantai dansa memaksaku dan Pandu berhenti dari aktifitas kita.
Aku menoleh kearah perempuan yang baru saja berteriak-teriak tidak jelas itu. Leonita. Gadis stress yang berhasil merusak hubunganku dengan Pandu dua bulan ini.
--//--
Author PoV
"Selesaikan urusanmu dengannya dulu Bee. Aku tidak berencana membatalkan pertunangan kita. Tapi dalam waktu 1 minggu ini kau tidak bisa menyelesaikan kekacauan yang kau buat. Aku terpaksa berkata jujur pada orang tua kita." Queen beranjak dari kursi yang sedari tadi didudukinya.
Queen tidak merasa ingin menangis saat itu juga, tapi entah mengapa dia ingin sekali menjauh dari Pandu ketika melihat Leonita.
Queen terus berjalan melawati lantai dansa menuju pintu keluar club. Hawa dingin seakan menusuk Queen, ketika gadis itu sudah sampai diluar club. Queen memberhentikan taksi yang baru saja melewat didepan club dan menaikinya.
'Jikalau menangis bisa membawa sedih dan patah hatiku ini, aku sangat ingin menangis. Tapi jikalau menangis hanya membuatku terlihat menjadi gadis yang lemah, aku sama sekali tidak ingin menangis' berulang kali Queen merapalkan kalimat itu dalam otaknya. Dia bersih keras untuk tidak menangis, tapi apa daya hati berkata lain.
Queen menangis sejadi-jadinya didalam taksi tersebut. Supir taksi yang mengetahui hal tersebut hanya menggelengkan kepalanya berulang kali.
Sudah hampir 30 menit taksi tersebut membelah kemacetan jakarta dimalam hari, namun tak kunjung sampai dirumah juga. Sopir taksi yang merasa iba melihat kondisi Queen lantas menegur Queen.
"Kalau mbak memang baru saja putus cinta, mending mbaknya hapus air mata itu aja. Sia-sia mbak nangisin cowok yang sama sekali nggak ngerti perasaan cewek." Suara sopir taksi tersebut memaksa Queen mendungakan kepalanya.
Dengan cekatan Queen mengambil tisu dari dalam tasnya lalu membersihkan sisa air mata yang masih membekas diwajahnya.
--//--
Queen Pov
"Queen!" Teriak Kyla dari laur membuyarkan lamunanku. Aku berdiri dari posisi tengkurapku, membuka pintu kamar dan mendapati Kyla serta Gita disana.
"Lo gapapa kan Queen." Suara Gita terdengar cemas namun aku segera menyunggingkan senyumku demi menghapus kekhawatiran mereka.
"Boleh kita masuk? Kita nyinep dikamar lo boleh kan?" Ucap Gita lagi dengan mengigit bibir bawahnya. "Lo boleh cerita apapun biar hati lo sedikit agak mendingan." Timpal Kyla.
"Boleh masuk aja."
"Oiya Queen, MaPa besok berangkat ke London. Kemungkinan 2 minggu, terus minggu depan lo berangkat ke Ausie, kan? Kemungkinan besar Gita gue bolehin nyinep sini biar gue ada temennya." Jelas Kyla saat dia dan Gita sudah duduk manis di king bed ku.
1 jam berlalu, aku juga Kyla dan Gita masih mengobrol tentang hal-hal kecil tidak penting lainnya. Aku bisa memendam semua laraku saat aku bersama sahabatku. Melupakan segala unek-unek yang ada dihati.
they are still there, keep me when I'm happy or sad. that's the point of friends, as the object of others when we really seek peace of soul.
"Eh lo punya kontak kak Pranda kan Queen?" Kata-kata Kyla barusan bagai sihir yang mampu mengubah mood ku dalam sekejap. Mau tidak mau aku menganggukan kepalaku tanda persetujuan pertanyaannya.
"Kenapa lo nggak bilang aja ama kak Pranda, Pandu selingkuh dari lo dan padahal seminggu lagi kalian berangkat liburan ke luar negri. Beres kan?" Timpal Gita.
Aku menghela nafasku berat. Kalau tidak ada masalah bukan hidup kan namanya. Kata itu bagai kaset rusak dalam memoriku.
Aku mulai memainkan ponselku mencari nama kak Pranda dalam daftar kontak.
To: Ka Pranda
Hai kak! Can I told you something?Tidak perlu waktu yang cukup lama, ponselku berbunyi dan ada notifikasi balasan dari kak Pranda.
From: Ka Pranda
Kk yakin, kalau kamu sedang tidak dalam keadaan menyerah, kamu tidak akan minta tolong apapun pada kk.
Katakanlah, biarkan calon kk iparmu ini membantumu Queenie.Aku menyunggingkan senyumanku seketika. Bagaimana bisa aku menolak mempunyai kakak ipar sebaik kak Pranda.
Selanjutnya, kak Pranda menelfonku dan aku menceritakan semua kejadian dalam seminggu ini. Aku juga menceritakan, fakta bahwa Pandu sudah tidur bersama gadis lain sekali waktu di hotel milik kak Pranda. Semuanya mengalir begitu saja, sampai tanpa sadar aku menitikkan air mataku berulang kali. Kyla dan Gita masih setia menemaniku hingga malam menjelang.
"Tenanglah Queenie. Kaka akan urusi semuanya dalam waktu dekat. Tidak mungkin Pandu meniduri wanita di hotel milik kakak, dia tidak akan berani. Kecuali, ada motif lain dibalik hal tersebut." Katanya lagi.
"Aku juga tau kak, aku sudah berulang kali menyangkal. Tapi gadis itu tetap saja mengirimiku pesan setiap harinya. Dis bahkan barusaja berkata bahwa Pandu menghamilinya." Ucapku lagi. Mengingat pesan singkat dari Leonita sore tadi.
"Kaka yakin, ada motif lain dibalik sikap Pndu yang mendadak berubah padamu dan pasti ada kelicikan yang disimpan oleh gadis licik tersebut. Serahkan semuanya padaku Queenie. Dalam waktu 2 hari maslah kalian akan beres. Jangan beritahu orang tuamu dulu, aku tidak enak hati."
Aku mengangguk "oke ka. Makasih sudah mau mendengarkan semua masalahku." Lalu setelahnya aku mematikan sambungan telefon dan mengajak kedua sahabatku ini tidur.
❤️💛💚
Gaa boong ini lebih dari 800 kata kok sius.
Maaf lama update. Dan TYPO BERSERAKAN ☹️☹️☹️Jangan lupa VOTE COMMENT!
/-/
Baca cerita terbaru saya ya
DEVOTION <fast update swear>
Yang suka cerita anak SMA, caps dibaca ya. Ada mini trailernya juga di IG saya
Username IG: astinaes
KAMU SEDANG MEMBACA
VOLUM II: Hygge
DragosteSequel FUTURE HUSBAND CERITA TELAH SELESAI BELUM ADA REVISI SAMA SEKALI SEMENJAK 2017.