Ch. 2

3.5K 398 51
                                    


"Severus!" sapa Dumbledore, terlalu ceria ketika Snape masuk ke dalam kantornya.

"Albus." Snape menyapanya balik dengan nada yang suram. Dia tahu, sesuatu pasti telah disembunyikan pria setengah baya itu darinya.

"Apa yang membuatmu kesini, Severus?" tanya Dumbledore ramah, kedua mata birunya bercahaya.

Snape diam sebentar, mengetukkan buku-buku jarinya, sebelum menatap dalam Dumbledore. "Aku takut kalau kalau aku yakin kau menyembunyikan sesuatu dariku, Dumbledore." 

"Dan, apakah hal itu, Snape? Tentu kau tak punya cukup waktu untuk mendengar semua kabar burung yang aku tahu dari Daily Prophet, kan?"

"Oh, sayang sekali, tidak. Walaupun sebenarnya aku ingin, tetapi ada satu masalah yang aku ingin kau jelaskan disini. "

Snape menempatkan dirinya di sebuah kursi kosong tepat di depan Dumbledore, "Lily... Kau yakin hanya Harry?"

"Muffliato," gumam Dumbledore, tangannya dikibaskan. Matanya melebar sedikit, mengamati keadaan di sekitarnya lalu kembali menatap mata hitam lawan bicaranya itu. "Maksudmu Grace? Grace Potter?"

Snape mengerinyitkan dahinya, jadi selama ini Dumbledore menyembunyikan hal ini darinya?

"Oh, iya. Tepat sekali, Albus." balasnya dingin, setiap kata penuh dengan amarah. "Tentu, kau memang pandai untuk menyembunyikan sesuatu... yang seharusnya tak disembunyikan."

Dumbledore menelan ludahnya sendiri, tahu jelas bahwa pria itu kecewa padanya. "Aku harap kau tetap menyembunyikan keberadaannya. Hanya kau dan aku yang tahu tentang semua ini, Severus. Aku bahkan tak yakin kalau dia adalah anak Lily, sungguh, walaupun aku tak bisa menyangkal kesamaan diantara mereka berdua,"

"Kecuali matanya," Snape meludah, teringat akan mata coklatnya. Potter.

"Ah, ya. Mata Potter," Dumbledore menghela nafasnya, melihat kebencian yang ditunjukkan Snape. "Tapi bukan itu yang ingin aku bahas, aku ingin kau tahu mengapa—"

Sejenak Dumbledore mendekatkan dirinya ke arah Snape. "Mengapa dia berbahaya, Severus."

"Berbahaya?" kali ini Snape mengangkat alis sebelah kanannya, tak percaya. "Bagaimana bisa kau bilang bahwa anak berumur 9 tahun itu berbahaya, sementara aku, disini sebagai salah satu anggota Death Eater tepercaya, Dumbledore?"

"Kemampuan Lily. Kemampuannya. Kau tahu bahwa dia memiliki kekuatan magis yang sangat besar. Teleportasi—bukan, Apparition! Di umur 9? Dia jauh lebih berbakat dari Kau-Tahu-Siapa, Severus!"

"Dan aku tak tahu mengapa itu bisa membuatnya berbahaya." Snape menjawab dengan nada monoton, terlihat tak tertarik seperti biasanya, walaupun saat ini ada rasa sedikit penasaran di dalam dirinya terhadap anak itu.

"Dengar Severus. Aku tak mau kalau identitasnya sebagai anak dari Lily terekspos, walaupun aku belum benar-benar yakin, tetapi cukup hanya kita, dan dia sendiri yang tahu."

"Cukup Harry Potter dengan bekas luka petir di kepalanya dan segala popularitasnya. Aku tetap ingin melindungi Grace, dari segala... kau tahu, pihak yang mengincar kekuatannya. Aku tak ingin kalau dia berjalan di tempat yang salah," lanjutnya, mata birunya memancarkan rasa khawatirnya. "Maka dari itu, aku ingin kau membantuku... menyembunyikan identitasnya,"

Snape hanya terdiam, saat ini belum memutuskan untuk menerima tawaran Dumbledore atau tidak. "Kau masih belum menjelaskan sepatah katapun alasan kau tak memberitahuku hal ini setelah sekian laa, Albus."

Jari-jari Dumbledore mengetuk pelan mejanya, dia menghela nafasnya terlebih dahulu. "Bukannya aku tak mempercayaimu, Severus, tetapi aku yakin, cepat atau lambat kau akan menyadarinya, dan aku selalu menanti dimana saatnya kau menanyakan hal itu."

Always.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang