Hanya karena aku tak mengungkapkan, bukan berarti aku tak menyimpan perasaan yang sama. -Alexa
Hai, gue Alexa Anastasya Rawles, temen-temen sering manggil gue Alexa. Saat ini gue sedang berdiri di depan sekolah gue. SMA Pembangunan, SMA yang terkenal karena kedisiplinannya. Sekarang gue lagi nungguin kakak gue yang markir mobil, namanya Giovano Adriano Rawles, sebut saja dia Mawar. HAHA, gak deng gue bercanda, panggil dia Gio cukup.
"Eh, nih anak main tinggal aja!" Ya! Gue ninggal kak Gio, habis dia lama sih, he he.
"Ampun bos!" Ucap gue sambil nunduk kayak budak minta ampun sama bos-nya.
"Iya," Dia mengacak-acak rambut gue. Ish! Padahal udah rapi-rapi juga.
"Belajar yang pinter ya, jangan bengongin si Excel mulu," Lanjut kak Gio.
"Sstt! Diem napa," Gue langsung membungkam mulut kak Gio yang kayak ember bocor ini.
"He he he, gue mau ke kelas ya. Bye!" Dia nyengir gak jelas macam kuda.
Dan kita pun berpisah. Dia pergi ke arah kanan karena kelas dua belas kelasnya ada di gedung bagian kanan sekolah, sedangkan gue belok kiri. Kak Gio emang nyebelin, tapi dia tetap dewasa dan sayang banget sama adiknya.
**
Ya! Gue udah sampai di kelas, gue langsung duduk di bangku gue dan memulai aktivitas favorite gue, yaitu baca novel, he he he. Gue selalu bawa novel dari rumah setiap harinya, biasanya gue selalu baca waktu jamkos ataupun nunggu bel masuk. HAHA, rajin banget gue.
"Eh Alexa!" Tiba-tiba si Rachel nongol dan ngagetin gue. Emang dasar nih anak!
Ya! Dia Rachel Amanda, teman bangku sekaligus sahabat gue yang paling ngeselin.
"Apaan sih, chel," Jawab gue kesal.
"He he he, maaf," Dia nyengir gak jelas kayak kuda.
"Eh, Excel! Gak ada niatan ngucapin selamat pagi ke Alexa? Atau mau gue sampein?" Goda Rachel, Excel ketawa-ketawa gak jelas, soalnya dia tahu kalau itu cuma sekedar jodoh-jodohan.
Ya, jodoh-jodohan.
Kalian pasti sudah denger nama "Excel" dari kak Gio? Ya! Gue baper sama dia, apalagi ada satu kejadian yang bikin gue baper banget.
"... That's all my speech. Thank you for being attentive. Finally i say, good morning,"
"Thank you, Alexa. Next!"
Saat ini gue lagi mengikuti lomba speech mewakili kelas. Gue ikut lomba ini sama Excel karena gue sama dia termasuk murid berprestasi di kelas, apalagi Bahasa Inggris, itu favorite gue sama Excel.
Gue mendapatkan nomor 57, sedangkan si Excel dapat nomor 34, pasti dia udah balik duluan deh! Batin gue.
Setelah gue speech, gue pun memutuskan untuk kembali ke kelas. Waktu gue sudah keluar dari ruangan lomba betapa kagetnya gue melihat seseorang.
Kalian tahu siapa?
Excel guys!
"Hah, elo!" Gue kaget, mata gue mendelik gak percaya.
"He he he," Dia nyengir gak jelas.
Ternyata dia gak langsung balik ke kelas. Setelah kejadian itu terjadi ke-awkward-an antara gue dan Excel. Sejak saat itu gue jadi kagum sama dia dan akhirnya sampai saat ini gue jatuh cinta sama dia diam-diam.
"Kenapa gak balik langsung? Gak usah nungguin gue kali,"
"Gak apa-apa,"
"Yaudah, balik ke kelas yuk!" Dia tersenyum, lalu mengangguk.
Gue langsung melangkahkan kaki gue mendahului dia kembali ke kelas. Kita berjalan beriringan karena gue awkward dan nggak ingin ada gossip setelah ini.
"Etdah! Nih anak bengong aja," Rachel membuyarkan lamunan gue.
"He he he," Gue nyengir kuda supaya gak memperpanjang masalah. Nanti malah Rachel ngintrogasi gue. Gue gak ingin.
Gak mungkin gue bilang semuanya ke Rachel. Bukan gak mungkin sih, cuma belum siap. Biar aja gue menyimpan perasaan itu sampai akhirnya gue siap untuk mengungkapkan.
"Yaudah ke lapangan yuk! Apel paginya udah mau mulai," Ajak Rachel, gue tersenyum tipis lalu mengangguk.
**
"Lo kenapa sih Lex sering bengong gak jelas?" Protes Rachel sesekali menyeruput jus jambunya.
Ya! Saat ini kita berada di kantin.
"Gak pa-pa sih," Ucap gue sok gak ada apa-apa. He he, maaf chel. Batin gue.
"Kalau lo ada masalah, cerita aja sama gue, barangkali gue bisa bantu,"
"Iya, Chel," Gue kembali menyeruput jus jeruk milik gue sambil sesekali melihat ke arah meja seberang karena Excel ada di situ. Entah kenapa gue selalu peka kalau soal Excel. Dia masih di seberang aja gue pasti tahu. Mungkin itu udah kebiasaan orang yang jatuh cinta diam-diam ya, he he.
Ya, jatuh cinta diam-diam.
Miris banget gue.
Hello guys, maaf ya kalau ceritanya absurd, gak jelas dan banyak typo dan penulisan kata. Comment dan like sangat berharga buat aku.
By the way itu foto Alexa ya guys! See you at the next part!
KAMU SEDANG MEMBACA
Jatuh Cinta Diam-diam
Teen Fiction"Hanya karena aku tak mengungkapkan, bukan berarti aku tak menyimpan perasaan yang dalam." -Alexandra Anastasya Rawles "Cuma bisa mencintai dari kejauan, entah kapan bisa bertatap muka langsung dan bilang, "I love you"," -Excel Brilliano Alvaro