Katakan saja bahwa aku sedang bermimpi!
Kau tidak sedang bermimpi!
.
.
.
"Darimana saja kau?" ucapan ketus itu terdengar, membuat Taehyung refleks berdecak kesal. "Aku tanya darimana saja kau?"
"Hanya menghirup udara segar. Di sini terlalu pengap," jawabnya acuh lalu berjalan melewati gadis itu. Berkali-kali, Taehyung harus mengatakan sungguh ia tak menyukai gadis itu sejak awal. Bagaimana gadis iblis itu bersikap diktator dan tak ingin dibantah, tak lupa dengan ancamannya bahwa ia akan membuat Jimin mendapat akibatnya jika ia pergi darinya. Ini sungguh bodoh.
"Sudah ku bilang padamu. Satu-satunya gadis yang harus kau lihat adalah aku!"
Taehyung menghentikan langkahnya, "Lalu?"ia membalikkan tubuhnya menatap Joohyun yang kini menatapnya tajam, "Jika aku melanggarnya, kau akan membunuhku?"
Joohyun terkekeh pelan, "Tentu saja tidak. Aku tak akan membunuhmu!"
Taehyung terdiam, membiarkan gadis itu melanjutkan kalimatnya.
"Tapi gadis itu yang akan ku bunuh," ujarnya penuh penekanan. Taehyung menautkan alisnya memandang gadis itu sinis, "Kau sudah membuat gadis rusia itu mati!"
Ekspresi Taehyung mengeras, "APA MAKSUDMU?"
"Kau fikir aku bertanya 'darimana saja kau?' karena aku tak tahu kau dimana? Aku tahu kau menghabiskan waktu dengan wanita rusia itu di taman."
Taehyung melangkah mendekati Joohyun dengan tatapan semakin tajam, "Jangan pernah sentuh Avel, gadis itu tak tahu apapun!"
Joohyun kembali tertawa kecil, "Ah jadi namanya Avel? Nama yang bagus untuk diukir di batu nisan. Lagipula dia sudah mati!"
"BAE JOOHYUN!"
"Semua wanita yang berani mendekatimu, tak akan segan-segan ku habisi. Walau hanya sejam ataupun semenit, semua yang merebutmu dariku tak akan selamat"
Tangan lelaki itu terkepal menahan emosi, "Apa yang kau lakukan pada Avel?"
"Aku menyuruh seseorang untuk menabraknya sampai mati," ujarnya santai, dan dengan gerakan cepat Taehyung menarik kerah baju Joohyun hingga gadis itu sedikit berjinjit karena terangkat ke atas. Gadis itu masih menampakkan senyum iblisnya.
"Kau adalah orang paling menjijikkan yang pernah ku temui!"
"Terserah saja," tangan Joohyun bergerak menangkup pipi Taehyung, "Catat ini dalam ingatanmu. Dengar! Jika kau berusaha untuk lari, maka Jimin yang akan celaka dan jika ada seorang gadis yang berusaha mendapatkanmu, maka gadis itu akan tamat. Pada intinya, keputusanmu adalah penentu hidup mereka. Kau mengerti?" tarikan di kerah Joohyun perlahan mengendur, membuatnya kembali berdiri normal.
"Apa yang kau inginkan dariku?"
"Hanya KAU yang cuma melihatku! Tak lebih!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bridge To Dreams [Jilid II] ✔
Fanfiction[ROMANCE ACTION FANFICTION] Mimpi buruk itu terus datang. Hari ketika ia kehilangan lelaki yang amat sangat ia cintai. Tembakan, ledakan dan api yang berkobar seakan mengingatkannya pada lelaki itu. Setelah apa yang terjadi pada kehidupannya, akank...