Betapa terkejutnya aku saat melihat Ferdinan yang sedang duduk di kursi tamu, ditemani oleh Tante Bilqis, ibu Ferdinan, ada ibu juga.
Ferdinan adalah mantan tetanggaku. Kita seumuran. Dahulu, aku dan Ferdinan selalu bermain bersama. Sudah sepuluh tahun kita terpisah. Alasan Ferdinan pindah ke Singapore dikarenakan ayahnya yang mengurus perusahaan susu kedelai disana,dan sekarang tugasnya telah selesai. Maka dari itu, Ferdinan dan keluarga memutuskan untuk pulang ke tanah air tercinta.
Ferdinan tipikal orang yang humoris,gokil,kalo diajak ngobrol pasti nyambung. Berbeda dengan Alex yang dingin. Ah kenapa aku jadi membandingkan Ferdinan dengan Alex?
❤❤
"Assalamualaikum", aku memasuki rumah
"Waalaikumsalam", jawab ibu,Tante Bilqis,dan Ferdi.
"Wah Ivona sudah besar. Cantik pula. Apa kabar nak?", Tante Bilqis mengelus kepalaku.Aku memilih ikut duduk di kursi tamu.
"Alhamdulilah baik,tan. Tante apa kabar?"."Alhamdulilah baik juga,Von. Ini loh, baru kemarin tiba di Banyumas, eh Ferdi ngebet minta main ke rumah Ivona. Besok sudah mulai liburan semester kan Ivona?"
"Belum tan. Masih ada berbagai kegiatan classmeeting."
"Oh gitu. Kalo sekolah Ferdi di Singapore sudah mulai libur"
Aku hanya tersenyum.
Ferdinan berdeham. "Aku di kacangin?"
"Eh iya Ivona gimana sih? Kamu masih ingat Ferdi kan?", tanya Ibu.
"Pasti masih lah. Eh btw elu tambah ganteng deh. Serius", aku menepuk bahu Ferdinan.
"So pasti. Anak Singapore gitu loh", jawab Ferdinan sambil membetulkan jambulnya.
"Baru sepuluh tahun di Singapore aja belagu.", aku melipat tangan di depan dada.
"Eh iya jeng. Disini ada gazebo dekat kolam, loh. Mungkin jeng Bilqis mau kesana? Kita ngobrol di gazebo aja. Biarin Ivona sama Ferdinan ngobrol disini. Teman lama bertemu kembali yah jeng. Ayo", ajak ibu kepada Tante Bilqis.
Ibu dan Tante Bilqis meninggalkanku dengan Ferdinan yang masih duduk di kursi tamu. Aku kikuk harus mengatakan apa. Ku rasa, dahulu jika ngobrol bersama Ferdinan, aku tak pernah merasa kikuk sedikitpun.
Kami masih berdiam-diaman. Aku mengalihkan pandanganku keluar rumah, melihat ayah yang masih mencuci mobil bersama Om Candra.
"Von? Kamu masih smp?", tanya Ferdi mengawali pembicaraan. Dia menatap seragam identitasku. Aku yang sedari tadi memandangi ayah, beralih menatap Ferdi.
"Ya ampun. Kita seumuran, Fer. Ya iyalah masih SMP", jawabku terkekeh.
"Kita emang seumuran. Tapi aku udah SMA loh.", Ferdi menaikkan satu alisnya.
Begitu mendengar hal itu, aku langsung terkejut. Mataku membulat.
"Masa sih? Boong elu ah.", aku berdecak tak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Junior High School Story
Genç KurguThis Monday!. Kringg... Alarm doraemonku berdering menandakan pukul 5. Aku segera bangun dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk berwudhu karena sekarang sudah waktunya shalat subuh. Namaku 'Ivona Zahrah' . Hari ini adalah hari pertamaku menjadi...