What's my fault?//h.s//n.h

486 17 0
                                    

Aku terbangun di sebuah ruangan yang asing bagiku. Kepalaku masih sedikit pusing, tapi aku nekat berdiri. Aku baru sadar ternyata aku berada di suatu kamar di rumah sakit. Aku mencoba mengingat apa yang terjadi sebelumnya.

Tiba2 pikiranku melintas pada Harry. Yap dia pacarku, kami sudah menjalin hubungan selama 3 tahun. Hari ini ia mengajakku pergi ke suatu tempat, tapi setelah ku tunggu2 ia tidak datang juga. Hanya Zayn yang datang. Ia membertitahuku bahwa harry mengalami kecelakaan beruntun karena ingin cepat-cepat sampai ke rumahku.

Aku mengalihkan pandanganku kepada orang2 yang menangis diluar kamar. Mataku terfokus pada sebuah titik. Kepada seseorang yang sudah tidak bernyawa. Yap itu Harry. Seketika aku langsung berlari menghampirinya. Air mataku tidak dapat terbendung lagi. Aku meronta untuk melepaskan genggaman sahabat2 ku. Lalu tiba2 semuanya menjadi gelap.

 Aku terbangung di dalam kamar rumah sakit. Di sebelahku terdapat Zayn dan yang lainnya. Mereka menungguiku selama aku tidak sadarkan diri. Lalu tiba-tiba datang seorang wanita paruh baya yang menghampiriku. Aku kenal dia. Dia mom Anne. Dia ibunda harry. Lalu ia berkata “aku sangat sedih mendengar hal ini, ini semua bukan salahmu. Ini sudah takdir. Tadi aku sempat ke tempat kecelakaan harry dan disana aku menemukan ini. Dan mungkin ini untukmu.”

Kemudian aku mengambil pemberian dari mom Anne. Itu adalah sebuah kotak cincin berwarna biru tua beludru dan sebuah surat. Akupun membuka dan membaca surat itu terlebih dahulu “happy anniversary 3rd year honey. I love you so muchhh! Maybe this is quite shocking for you. But it is very important to me. Because I want to ask you something. Um.. will you marry me? Being a mother for my children? Accompanying me till I die. And only death can separate us. -Harry”

Seketika saja air mataku keluar dengan deras. Sudah tidak dapat terbendung lagi. Saat aku membuka kotak cincin tersebut, benar saja.. terdapat dua pasang cincin yang sama, dan didalamnya terukir nama kita berdua. Air mataku makin membanyak setelah aku menyadari kepergiannya. Ia sudah tidak ada lagi untukku. Tidak ada lagi yang menemani hari hariku. Rasanya aku ingin pergi Menyusulnya.

*

“sudahlah Jane, sampai kapan kau mau terpuruk seperti ini?” perkataan Joe membuat lamunanku akan dua tahun silam buyar. “aku tidak tau Joe, aku sangat mencintai Harry. Belum pernah terpikirkan olehku bahwa aku akan hidup tanpa dirinya”

“tapi kau harus bangkit Jane! Masih banyakn laki2 diluar sana!”

 “memang banyak, tapi yang seperti harry hanya ada satu.”

“hffft terserah kau saja, aku sudah capek menasehatimu.” Joe adalah kakaku, ia adalah orang yang paling mengerti tentangku. Tidak henti hentinya ia menasihatiku. Aku tau, aku memang harus bangkit. Tapi aku belum cukup kuat hidup tanpa harry.

TING TONG

Suara bell rumahku pun berbunyi. “biar aku saja joe”

“okey.”

Saat aku membuka pintu , berdiri seorang yang tidak terlalu asing bagiku. Dengan Polo Shirt dan rambut blondenya. Aku kenal dia! Dia Niall! Niall horan! Teman lamaku.

“hai Jane”

“Niall? Omgg I miss you so muchh”

“I miss you too bey”

“sorry?” apa ia bilang?

“forget it”

“okeyy.” Ternyata dia masih sama seperti dulu, tidak ada yang berubah dalam dirinya.

“I just moved  tomorrow, would you accompany me walking trails around here?”

“sure” kami pun berkeliling bersama.

What's my fault?//h.s//n.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang