Delapan

42 11 3
                                    

"Ceileeh, udah main berduaan aja sama Rio." Donna menoleh kearah sumber suara, yang ternyata Felly.

"Siapa juga yang main sama itu curut." Balas Donna sengit.

"Masa sih? Terus yang makan siang bareng Rio di Rainbow Cafe siapa dong?" Tanya Felly pura pura mikir.

"Tau darimana lo?" Donna heran. Karena seingat Donna, Felly tidak pernah punya ilmu cenayang.

"Nih liat sendiri. Lo sih jarang buka buka instagram." Donna mengambil handphone Felly dan seketika mata nya melotot. Pasalnya di instagram Rio terpasang foto dirinya dengan sang pemilik akun.

'With ❤'
99.000 likes
12. 000 comments

"Gila udah gue bilangin jangan di posting, tetep aja di posting. Minta ditabok tuh anak." Gerutu Donna, Felly yang melihat itu hanya cekikian.

"Selamat pagi Donna, entar pul-" Rio yang baru masuk ke kelas Donna dikagetkan dengan tampang kesal Donna.

"Eh lo apa apaan sih, kan gue udah ngomong kagak usah diposting. Lo ngeyel aja sih? Captionnya juga gadanta banget."

"Sabar dong Donn, gue kan cuma posting yang sekiranya bagus aja. Lagian lo kenapa sih cuman foto aja kok ribut." Rio yang tak terima disalahkan pun balas memarahi Donna.

Sementara itu, saat Rio dan Donna bertengkar banyak teman kelas Donna yang melihat. Tak terkecuali Felly.

"Cuman foto lo kata? Iya cuman foto bagi lo. Tapi. Gue. Nggak. Suka." Jawab Donna dengan penuh penekanan di kalimat terakhir.

"Iya iya gue minta maaf deh, jangan ngambek lah nanti gue beliin es krim se toples deh." Ujar Rio sambil menaik turunkan alisnya.

"Ya ya tapi inget es krim se toples." Tak lama setelah itu, Daven datang ke kelas Donna dengan nafasnya yang tinggal satu satu.

"Yo Rio, lo dipanggil Bu Endah tuh di ruangannya." Sembari Daven mengatur nafasnya.

"Mampus gue, ada apaan lagi ini?" Rio gelisah, sedangkan Donna sudah tertawa ngakak.

"Sukurin lo karma itu mah namanya." Rio hanya mendengus mendengar cibiran Donna.

"Hah? Karma apaan?" Tanya Daven kebingungan.

"Panjang deh ceritanya. Udah lah gue mau ke ruangannya Bu Endah dulu, keburu ngamuk tuh guru." Rio akhirnya pergi dari kelas mereka. Tiba tiba Joshia datang.

"Haii Donna, hai Felly, dan Daven." Sapa Josgia ramah namun diikuti dengan sarkasme di akhir kalimatnya.

Daven yang mendengar hal itu, menatap Joshia tajam yang dibalas sama halnya dengan Joshia. Walaupun Rio belum memberitahu teman temannya tentang kejadian kemarin, namun Daven, Revansa, serta Reyhan sudah bermusuhan dengan Joshia dan kawan kawannya semenjak mereka masuk sekolah.

"Eeh ada apaan nih ke kelas gue?" Tanya Donna yang tidak menyadari adanya ketegangan diantara kedua cowok tersebut.

"Oh gue cuman mau ngajak lo pulang bareng nanti, gimana mau?" Joshia melempar senyum sinis kearah Daven.

"Huum boleh. Tapi gue mau ke toko buku dulu . Cari novel. Gimana gapapa kan?" Tanya Donna ragu.

"Iya gapapa kok. Ya udah ya, gue balik ke kelas gue udah mau bel." Sebelum meninggalkan kelas Donna, Joshia sempat melirik Felly sesaat dan melempar senyum manisnya. Felly yang melihat senyuman Joshia menjadi salah tingkah.

"Eeh Donn, Ly gue balik ke kelas juga deh. Oh iya satu lagi jangan terlalu deket sama Joshia beserta temannya." Donna dan Felly saling melempar tatapan namun,mereka tidak memusingkan perkataan Daven tersebut.

*Skip istirahat*

Saat ingin pergi ke kantin, Donna dan Felly melihat Rio dan Joshia sedang terlibat pembicaraan serius.

"Eh Ly, lo ngerasa nggak sih kalo Rio sama Joshia itu kayak musuhan gitu?" Kata Donna setengah berbisik agar tidak didengar oleh orang lain.

Deg

Entah kenapa setiap mendengar nama Joshia disebut jantung Felly berdetak lebih cepat dari biasanya. Ia pun juga tidak tau sejak kapan dia seperti itu. Akankah Felly suka sama Joshia? Kalaupun ia suka ia pasti merasa menjadi sahabat yang paling jahat.

"Heh lo kenapa ngelamun deh?" Ucapan Donna membuat lamunan Felly buyar.

"Eeh gapapa kok hehehe." Felly mengusap belakang kepalanya tanda bahwa ia salah tingkah.

"Lo sakit? Kok pucat gitu sih? Gue anter ke UKS ya?" Donna menghentikan langkahnya secara otomatis Felly ikut berhenti.

Refleks Felly meraba mukanya, "Gue nggak sakit kok, beneran deh gue baik baik aja."

"Penambahan kata kok di akhir kalimat yang lo gunain menunjukkan bahwa lo nggak baik baik aja. Ya udah yuk gue anter ke UKS." Donna menarik tangan Felly, namun Felly tetap diam.

"Nggak usah, gue cuman laper. Tadi pagi belum sempat sarapan." Terpaksa Felly berbohong agar Donna tidak curiga. Toh dia nggak sepenuhnya verbohong, karna keadaan perutnya sekarang memang sedang lapar.

"Elahh, bikin gue khawatir aja lo. Ya udah yuk ke kantin, gue yang traktir deh hari ini." Dengan mata berbinar Felly menarik tangan Donna.

'Seberapa ngeselinnya sahabat lo, dia pasti akan tetap perhatian sama lo.'

***

A/n.

Wohoho, akhirnya bisa update juga setelah terbebas dari tugas sekolah. Iya tau ini telat banget, minta maaf yaa. Bacot nya udahan dulu ya, jangan lupa Vomments, vote aja gue udah seneng. Sorry for typo and see you in next chapter.

LOVE In HATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang