"Elahh, bikin gue khawatir aja lo. Ya udah yuk ke kantin, gue yang traktir deh hari ini." Dengan mata berbinar Felly menarik tangan Donna.
***
"Eeh bro, gue ada kabar yang bakal bikin lo khawatir." Rio yang ingin menyuapkan nasi goreng ke mulutnya langsung ia hentikan.
"Apaan dah? Kalo lo mau bilang gue dipanggil Bu Endah lagi, iya gue ke ruangannya habis ini." Jawab Rio enteng sambil melanjutkan menyuapkan nasi goreng ke mulutnya.
"Aiish bukan itu. Gini tadi waktu lo keluar dari kelas Donna tadi pagi, terus si Josh-" ucapan Devan terpotong akan kehadiran Reyhan dan Revansa.
"Hallo guys. Gue kangen sama lo lo pada." Kata Reyhan sambil memeluk sahabatnya satu persatu. Sedangkan Revansa yang di belakangnya memandang dengan horor.
"Diih najis lo." Revansa menoyor kepala belakang Reyhan, membuat Reyhan yang tidak siap dengan serangan Revansa hampir saja jatuh.
"Diih kalo lo minta dipeluk sama gue ngomong aja kali, nggak usah main tangan juga." Sedangkan Rio, Daven, dan Revansa bergidik ngeri.
Ya beginilah persahabatan, walau terkadang sifat kita beda beda namun disitulah cobaannya. Apabila kita bisa tetap bersatu dalam perbedaan tersebut,maka akan tercipta persahabatan yang menyenangkan.
"Udah lah sana kalian pesen makanan. Gue yang bayar." Lerai Rio dan seketika mata Reyhan langsung berbinar.
"Beneran? Aahh Rio baik deh." Reyhan langsung memeluk Rio sontak menarik seluruh penghuni kantin.
"Gue sempat berfikir bahwa lo gay. Udah sana beli aja sama Revansa." Cibir Daven sekaligus mengusir Reyhan.
Setelah Reyhan dan Revansa pergi, Daven melanjutkan ceritanya kembali.
"Jadi gini,lo tadi kan keluar duluan dari kelas Donna. Nah habis lo keluar si Joshia itu masuk ke kelasnya Donna dan ngajak Donna buat pulang bareng nanti." Jelas Daven yang membuat Rio tersedak.
"Anjiir, seriusan lo? Pantesan tadi di koridor gue ketemu sama Joshia."
"Iya lah serius, ngapain juga gue bohong soal beginian." Daven memutar bola matanya malas.
"Terus Donna nya mau?" Rio menunggu jawaban Daven dengan tampang serius.
"Iya. Lagian lo kenapa sih kok gitu amat jagain si Donna? Lo suka ya?" Tanya Daven curiga.
"Kagak gue cuman mau jagain dia aja. Kan gue dititipin amanah sama abangnya. Udah deh gue mau nyamperin Donna dulu aja."
Rio yang hendak pergi ditahan Daven. "Lahh terus yang bayarin makanan tuh kunyuk siapa?"
"Elahh, nih kalo kurang pake uang lo dulu entar gue tuker." Rio segera melesat pergi.
Tak lama kemudian Revansa dan Reyhan datang. Reyhan membawa 3 piring siomay, 2 untuk dirinya sendiri dan 1 untuk Revansa. Sedangkan Revansa membawa 2 gelas es teh.
"Lho Rio kemana? Terus yang bayar ini nanti siapa?" Tanya Reyhan sambil menaruh satu persatu piring siomay. Meja semula hanya berisi sepiring nasi goreng dan es teh, kini mulai terisi penuh.
"Rio baru nyamperin Donna. Tenang nanti gue yang bayar." Daveb hanya bisa mendengus saat melihat makanan yang dibawa Reyhan.
"Lo nggak beli bro?" Tanya Revansa yang sedari tadi diam.
Reyhan yang ingin memakan siomaynya langsung terhenti ketika mengetahui bahwa Daven sama sekali belum membeli makanan. "Eeh iya lo nggak jajan?"
"Diih belaga nanya segala, gue ngeliat lo makan sebanyak itu aja udah kenyang." Daven hanya melirik kearah Reyhan, sedangkan yang dilirik hanya nyengir. Berbeda dengan Revansa yang hanya terkekeh.
Karena tidak tega Reyhan akhirnya menyodorkan sepiring siomaynya kepada Daven, "Nih yang satu buat lo aja."
"Enggak udah lo makan aja." Daven mendorong kembali piring berisi siomay tersebut kearah Reyhan, lalu mengeluarkan ponsel dan memainkannya.
Di lain sisi, Rio sedang duduk di kursi kantin sambil menunggu Donna dan Felly memesan makanannya. Ya tadi saat Rio ingin ke kelas Donna ia berpapasan dengan Donna di pintu kantin dan akhirnya Rio memilih mengikuti Donna dan Felly ke kantin.
Beberapa menit kemudian Donna dan Felly datang dengan membawa makanan mereka masing masing lengkap dengan minumannya.
"Kenapa lo?" Tanya Donna setelah mendaratkan pantatnya di kursi berhadapan dengan Rio, sedangkan Felly duduk di sebelah Donna.
"Donn entar habis pulang sekolah temenin gue ke toko buku dong." Rio berharap semoga Donna lupa janjinya dengan Joshia.
"Ayo aja gue juga mau kesitu nanti, emang lo mau cari buku apaan sih?" Tanya Donna lupa dengan janjinya bersama Joshia.
"Itu buku-" ucapan Rio terpotong oleh Felly.
"Eeh Donn bukannya lo ada janji sama Joshia ya kalau mau pulang bareng?" Tanya Felly mengingatkan.
"Aah iya, maaf deh Yo gue nggak bisa hari ini. Gimana kalo besok aja?" Tanya Donna sambil memasukkan makanannya.
Namun bukan Rio namanya kalau tidak memaksa, "Yahh tapi gue butuhnya sekarang, gapapa deh ajak Joshia sekalian.
Setelah berpikir akhirnya Donna setuju. "Iya deh entar gue bilangin ke Joshia kalo lo mau ikutan. Emangnya lo mau beli buku apaan sih? Kok tumben." Jelas saja Donna bingung, biasanya Rio paling anti kalau diajak ke toko buku.
"Eh anu itu gue disuruh cari buku tambahan buat belajar, iya buku tambahan." Jawab Rio gelagapan.
"Ooh gitu, ada lagi yang mau lo omongin?" Tanya Donna malas. Jelas saja malas karena sekarang ia sedang menjadi pusat perhatian disekitarnya.
"Nope." Jawab Rio sambil menyeruput jus milik Donna.
"Heh sembarangan minum. Kalau nggak ada ya udah balik sono ke temen temen lo." Rio yang diusir hanya mendengus kesal.
***
A.n/
Sorry part ini gue republish, soalnya kemarin ada yang kepotong.
Ekheem gimana gimana? Suka ama part nya? Sebenernya part ini udah mau gue publish dari liburan kemarin tapi berhubung ada masalah dengan hp jadi baru bisa publish sekarang.Sampai jumpa next part, eh iya yang baik minta vomments nya yaa, jangan jadi silent readers atau dark readers ya
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE In HATE
Teen Fiction"Sejak gue lahir, belum pernah gue ketemu orang kayak elo".- Rio "Pikiran gue nyuruh ngelepasin dia, tapi hati gue nggak sanggup".- Donna "Kalo gue sukanya sama lo, kenapa gue harus maksain buat suka sama dia?"- Joshia "Gue nggak mau nyakitin sahaba...